Pilkada Masih Jauh, Balon Bupati Mulai Cari Muka

pilkada

ilustrasi. ist

WAJO, berita-sulsel.com – Mantan Ketua Panwaslu Kabupaten Wajo A Bau Mallarangeng SH MH memprediksi pelaksanaan pemilihan kepala daerah 2018 nanti akan menghadirkan banyak figur baru dan memiliki kompetensi dan kualitas yang lebih baik dari bupati yang ada saat ini.

Menurutnya, secara kualitas, beberapa nama yang saat ini muncul seperti yakni Wakil Bupati Wajo, A.Syahril Kube, Kadis PSDA Firman Prekesi, Kadis Pendidikan Jasman Juanda, Kadis Sosial A Tenri Liweng, Sekertaris Golkar Wajo Nurman Dai Basri serta Andi Endre Mallanti Cecep Lantara yang saat ini menjabat sebagai anggota DPRD Sulsel dari Partai Demokrat memenuhi kriteria.


“Sudah banyak yang melakukan pendekatan secara diam-diam ke masyarakat, bahkan beberapa orang secara terang-terangan sudah memproklamerkan diri untuk maju di Pilkada 2018 mendatang,” jelas Bau yang juga penggiat hukum, Jumat (5/6/2015).

Bau menyebutkan, saat ini parlemen Wajo memiliki 40 kursi. Jika mengacu pada aturan partai, Parpol yang bisa mengusung dalam aturan pemilu, maka tidak tertutup akan ada 4 pasangan balon Bupati yang akan diusung, sisanya bisa melalui jalur independen.

“Peta politik di Pilkada lalu ada 6 pasangan yang ikut bertarung, bisa saja Pilkada mendatang akan bertambah. Hal ini bisa saja terjadi mengingat banyaknya figur baru yang bermunculan,” terangnya.

Banyaknya figur yang diprediksi akan maju di Pilkada Wajo, kata Bau, disebabkan tak adanya lagi Incumbent dan berlakunya aturan politik dinasti. Secara otomatis akan memberikan pencerahan politik kepada masyarakat, serta pendewasaan dalam berdemokrasi. Sehingga, diharapkan adanya ‘jualan’ politik yang cerdas dengan ‘perang’ program dan visi-misi, bukan pembusukan.

“Pilkada mendatang tak ada lagi incumbent, hal ini disebabkan berlakunya aturan soal larangan dinasti. Sehingga, bagi balon yang akan maju harus mulai dari sekarang turun, tak hanya mengandalkan ketokohan dan perasaan sudah dikenal oleh masyarakat,” ujarnya,

Jika Balon bupati merasa dikenal, hal ini membuat elektabilitas mereka rendah. Sebab, pemilih di Wajo saat ini bagaikan bola liar, mereka tidak terpengaruh pada ketokohan dan ikatan keluarga. “Masyarakat yang menjadi pemilih saat ini berfikir secara realistis saja dan tidak mau terukur dengan ketokohan saja,” ucapnya.

Sementara itu, Kadis PSDA Wajo Firman Perkesi mengatakan, jika rakyat menginginkan dirinya menjadi pemimpin, hal tersebut akan dilakukannya. “Sebagai putra Kabupaten Wajo saya juga ingin mengabdi kepada tanah kelahiran saya. Hanya saja, untuk saat ini saya masih fokus dulu pada pekerjaan dan sebagai Kadis PSDA dan menunggu petunjuk dan restu dari Bupati Wajo,” jelasnya.(fth)

Comment