berita-sulsel.com – Seorang pemimpin pasti mempunyai kekurangan dan kelebihan. Begitu juga era Orde Baru saat negeri ini dipimpin Soeharto, Presiden Republik Indonesia kedua dalam sejarah Indonesia.
Ia memimpin bangsa ini selama 32 tahun, yakni sejak 1967 hingga 1998. Pascalengser, ada pihak yang menilai pria berjuluk Bapak Pembangunan itu sebagai sosok pemimpin yang diktator dan kejam karena mengekang kebebasan berpendapat.
Tapi ada juga yang sebaliknya, Soeharto dinilai sebagai pemimpin yang humanis, santun, bersahaja, teliti, dan peduli rakyatnya. Pro kontra yang terjadi di masyarakat merupakan hal yang wajar saat ini.
“Monggo, silahkan saja masyarakat menilai sendiri era kepemimpinan Pak Harto bagaimana,” kata Maryani, pemandu pengunjung Memorial Jenderal Besar H.M Soeharto di Kemusuk, Argomulyo, Sedayu, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dia tidak ingin membandingkan baik-buruknya seorang pemimpin dengan pemimpin lainnya. Masing-masing orang memiliki pandangan sendiri untuk menilai seorang pemimpin.
“Kita kembalikan kepada masyarakat, teknologi saat ini kan semakin cangih sehingga akses informasi cepat tersampaikan,” tutur Maryani.
Hanya saja, kata dia, setiap pemimpin ada waktunya untuk lengser. Artinya, ia juga menilai seorang pemimpin yang terpilih saat itu merupakan orang yang tepat pada waktunya.
“Misal waktu Bung Karno, ya memang saat itu yang tepat adalah Bung Karno. Begitu juga Pak Harto, Pak Habibi, Gus Dur, Megawati, SBY, dan sekarang Jokowi,” ucapnya.
Sementara beberapa anak sekolah dasar (SD) yang mengunjungi Memorial Jenderal Besar H.M Soeharto tidak mengenal sosok Soeharto. Namun, mereka mengetahui jika pria berjuluk Jenderal Murah Senyum tersebut adalah Presiden Republik Indonesia kedua.
“Pak Harto itu Presiden kita kedua,” kata Mutia Ayu Lestari, siswi di Godean, Sleman, diamini beberapa rekan-rekannya saat berkunjung ke tempat kelahiran Soeharto tersebut.
Saat ditanya seperti apa sosok Soeharto, mereka saling berpandangan satu sama lain, terlihat mengerutkan alis seperti berfikir. Beberapa saat kemudian, mereka tersenyum sambil mengelengkan kepala. “(Sosok Pak Harto?) Engak tau,” katanya. (int)
Comment