Maddusila – Amir Uskara Ancaman Bagi Klan YL

Maddusila - Amir Uskara Ancaman Bagi Klan YL
Maddusila – Amir Uskara Ancaman Bagi Klan YL

MAKASSAR, berita-sulsel.com – Andi Maddusila dan Amir Uskara memberikan ancaman akan kekuasaan keluarga atau klan Yasin Limpo (YL) di Kabupaten Gowa. Keduanya saat ini menjadi bakal calon terkuat untuk menggeser klan YL di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Gowa Desember tahun ini.

Hal tersebut terlihat dari survei yang dilakukan beberapa lembaga di Kabupaten Gowa baru-baru ini. Bahkan peningkatan elektabilitas Andi Maddusila mengalahkan beberapa figur yang dianggap kuat seperti Amir Uskara, Tenri Olle Yasin Limpo, Bahar Ngitung dan Yusuf Sommeng.


Menyikapi hal tersebut, pengamat politik Universitas Bosowa 45 Makassar, Arief Wicaksono mengatakan, peluang kedua kandidat ini untuk menggeser klan YL sangat terbuka. Sebab, hasil survei beberapa lembaga terakhir menunjukkan Andi Maddusila merupakan rival terkuat Icsan Yasin Limpo di dua Pilkada terakhir, sedang Amir Uskara yang baru saja terpilih sebagai anggota DPR RI dari Fraksi PPP berada pada posisi teratas.

“Dari elektabilitas mereka menggambarkan bahwa peluang mereka untuk menang sangat besar. Sehingga Klan YL yang kemungkinan diwakili Tenri Olle Yasin Limpo atau Adnan Ichsan Yasin Limpo harus waspada. Jika kedua Andi Maddusila atau Amir Uskara memenangkan Pilkada, sudah dipastikan kekuatan dan pengaruh mereka akan hilang di Gowa,” ujar Arief kepada wartawan di Makassar, Kamis (11/06/2015).

Andi Maddusila dan Amir Uskara, kata Arief, diutungkan dengan belum adanya keputusan final terkait pasal larangan dinasti politik dari Mahkama Konstitusi. Sebab, saat ini klan YL belum mengumumkan secara resmi siapa calon yang akan diusung.

“Celah inilah yang dimanfaatkan bebera figur seperti Andi Maddusila dan Amir Uskara untuk mencuri start lebih dulu untuk melakukan sosialisasi ke masyarakat,” jelasnya,

Sementara figur dari Klan YL yang digadang untuk maju, yakni Tenri Olle Yasin Limpo dan Adnan Ichsan Yasin Limpo akan sulit bersaing jika keputusan MK terkait dinasti politik belum jelas. “Siapa yang tidak kenal Tenri Olle atau Adnan. Problemnya, mereke terbentur dengan pasal dinasti politik. Ini yang bisa mempengaruhi masyarakat sebagai pemilih untuk beralih dukungan dari Klan YL ke figur lain,” jelasnya,

Seharusnya, jelas Arief, klan YL segera mengumumkan calon yang akan diusungnya, atau menyiapkan figur alternatif jika mereka tidak bisa mengusung keluarga terdekat. “Kekuatan real dari klan YL sangat besar. Ini yang belum maksimal bergerak,” jelasnya.

Menurutnya, figur alternatif yang harus dipilih klan YL adalah orang terdekatnya atau loyalis tulen. Sehingga, masih bisa mengontrol pemerintahan Kabupaten Gowa lima tahun kedepan. “Selain dekat, figur tersebut juga harus memiliki investasi politik. Setahu kami, figur yang dekat dengan keluarga YL yakni Yusuf Sommeng, Bahar Ngitung, termasuk Indira Cunda Thita Syahrul,” ujarnya.

Sementara itu, Lembaga Riset Indonesia (LERI) yang baru-baru ini melakukan survei menunjukkan, Andi Maddusila berada pada posisi teratas dari segi elektabilitas.

Direktur LERI, Sudirman HS mengatakan, Pilkada Gowa semakin dinamis. Pergerakan dukungan dari masyarakat sebagai pemilih tidak menentu, hal ini membuat beberapa balon bupati harus bekerja keras untuk mendapatkan dukungan dan simpati masyarakat.

Dari survei yang dilakukan pihaknya baru-baru ini menempatkan Andi Maddusila unggul dengan elektabilitas 18,2 persen, disusul Yusuf Sommeng 14,3 persen, Tenri Olle 12,4 persen, Amir Uskara 12,2 persen, Adnan Purichita 10,3 persen, Bahar Ngitung 4,6 persen, Syahrir Sarifuddin Dg djarung 2,6 persen, Hairil Muin 1,9 persen, Abd Rauf Kr Kio 1,7 persen, Andi Darmawangsyah Muin 2,4 persen, Rahmansyah 1,3 persen, Andi Kumala 1,0 persen, Hasan Hasyim 1,0 persen, Ola Hikma 0,72 persen, Wahyu Permana Kaharuddin 0,56 persen.

“Sedang pemilih yang tidak memberikan jawaban terkait pilihan mereka mencapai 14,82 persen,” ujarnya.

Menurutnya, Andi Maddusila selama ini cenderung tak dihitung kehadirannya sehingga memotivasi timnya bekerja keras dan membuat elektabilitasnya naik begitu besar. “Selain Andi Maddusila, balon bupati Gowa lainnya yakni Yusuf Sommeng juga mengalami hal yang sama. Tren elektabilitasnya juga terus melonjak naik. Tapi, hal yang cukup mengejutkan munculnya nama Bahar Ngitung yang trennya juga cukup menggembirakan,”paparnya.

Survei LERI dilaksanakan sejak 25 Mei hingga 9 Juni 2015, polanya menggunakan sampel sebanyak 664 orang yang tersebar diseluruh kecamatan se Kabupaten Gowa. Hal ini dilakukan dengan cara wawancara tatap muka menggunakan kosuener menggunakan metode multistage random sampling. “Tingkat kepercayaan survei LERI ini mencapai 95 persen dan margin error 4 persen,” tutupnya.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Indeks Politica Indonesia (IPI), Suwadi Idris Amir menilai, Pilkada Kabupaten Gowa akan menjadi ujian bagi klan Yasin Limpo untuk menghadapi Pilgub Sulsel kedepan. Jika mereka kalah, maka signal bahaya bagi keluarga YL di Pilgub yang mungkin diwakili Ichsan Yasin Limpo.

Sehingga, kata Suwadi, berbagai masukan dan pendapat menghampiri keluarga YL, termasuk memberikan jedah satu periode di Pilkada Gowa kepada orang lain. Tapi, peran keluarga YL tetap memiliki pengaruh terhadap figur yang didukungnya. Untuk itu, keluarga YL harus mempertimbangkan tiga hal, pertama kejenuhan masyarakat, kedua mereka harus memisahkankan antara generasi kedua dan generasi ketiga, sebab SDM masih bertumpuk pada generasi kedua yaitu saudara SYL, Irman Yasin Limpo, Tenri Olle, dan Ichsan Yasin Limpo.

Sedangkan generasi ketiga, kata Suwadi, seperti Thita SYL, Adnan Purichita Ichsan, Danu Akbar belum direspon oleh publik. Sebab, kiprah mereka dipanggung politik masih kurang. “Walau sukses, tapi mereka masih harus melakukan kerja keras, sebab generasi kedua mereka yang mengsukseskannya. Generasi ketiga sangat riskan jika dipaksakan maju bertarung di Pilkada Gowa,”paparnya.

Kultur masyarakat Gowa, kata Suwadi, masih mengedepankan sosok yang dituakan. Mereka kurang senang dipimpin orang yang masih muda. Jika keluarga YL memaksakannya mereka harus kerja keras. “Hal yang harus diwaspadai yakni efek dari Pilkada Gowa untuk Pilgub 2018 mendatang,” ujarnya.

Suwadi menegaskan, lebih baik keluarga YL melepas hal tersebut sambil merangkul loyalis yang kelihatannya sudah terpecah di Gowa. “Jika Pilkada Gowa di Paksanakan, loyalis keluarga YL akan berpindah haluan di Pilgub 2018 nanti, apalagi perwakilan tokoh dari selatan bukan lagi diwakili keluarga YL, tapi muncul figur baru dengan segudang prestasi seperti bupati Bantaeng Prof Nurdin Abdullah,” ujarnya.

Kehadiran Nurdin, jelas Suwadi, sangat diharapkan oleh masyarakat Sulsel. Untuk itu, perlu kajian matang bagi keluarga YL untuk memutuskan langkah politik maju di Pilkada Gowa, khususnya dalam menghadapi Pilgub 2018 mendatang. (fit)

Comment