[caption id="attachment_1349" align="alignleft" width="356"] Ilustrasi[/caption]MAKASSAR, berita-sulsel.com - Sulawesi Selatan memegang peran strategis sebagai Pusat Pengembangan Kawasan Timur Indonesia, bahkan sangat repsentatif untuk dikembangkan menjadi “Center Point of Indonesia” dalam memerangi dan menanggulangi pintu masuk peredaran gelap Narkoba.Akhir-akhir ini kita dirisaukan dengan pola peredaran narkotika dan zat adiktif lainnya, khususnya pada kasus brownis ganja di pertengahan April ini telah membuat kita harus lebih protektif.Hal ini diungkapkan Asisten III Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, Mappagio, pada Seminar Kesehatan Nasional Sulawesi Selatan Bebas Narkoba, di Graha Pena Kota Makassar, Sabtu (13/06/2015)“Para ahli mengatakan, ganja dapat menstimulasi kerja di otak kita, dimana hasil stimulasi itu adalah memberi efek membuat gembira dan tenang atau lebih kearah menenangkan,”kata Mappagio.“Di Indonesia diperkirakan jumlah penyalahgunaan narkoba setahun terakhir sekitar 3,1 juta sampai 3,6 juta irang atau setara dengan 1,9 persen dari populasi penduduk berusia 10-59 tahun,”tambahnya.Melihat estimasi besaran peredaran dan prevalensi Narkoba di dunia dan Indonesia yang cukup besar maka sudah selayaknya kita semua bersama BNN, Biro Nafsa, Persakmi untuk bersama-sama berperan dalam menanggulangi permasalahan bangsa dan negara. (ris)
MAKASSAR, berita-sulsel.com – Sulawesi Selatan memegang peran strategis sebagai Pusat Pengembangan Kawasan Timur Indonesia, bahkan sangat repsentatif untuk dikembangkan menjadi “Center Point of Indonesia” dalam memerangi dan menanggulangi pintu masuk peredaran gelap Narkoba.
Akhir-akhir ini kita dirisaukan dengan pola peredaran narkotika dan zat adiktif lainnya, khususnya pada kasus brownis ganja di pertengahan April ini telah membuat kita harus lebih protektif.
Hal ini diungkapkan Asisten III Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, Mappagio, pada Seminar Kesehatan Nasional Sulawesi Selatan Bebas Narkoba, di Graha Pena Kota Makassar, Sabtu (13/06/2015)
“Para ahli mengatakan, ganja dapat menstimulasi kerja di otak kita, dimana hasil stimulasi itu adalah memberi efek membuat gembira dan tenang atau lebih kearah menenangkan,”kata Mappagio.
“Di Indonesia diperkirakan jumlah penyalahgunaan narkoba setahun terakhir sekitar 3,1 juta sampai 3,6 juta irang atau setara dengan 1,9 persen dari populasi penduduk berusia 10-59 tahun,”tambahnya.
Melihat estimasi besaran peredaran dan prevalensi Narkoba di dunia dan Indonesia yang cukup besar maka sudah selayaknya kita semua bersama BNN, Biro Nafsa, Persakmi untuk bersama-sama berperan dalam menanggulangi permasalahan bangsa dan negara. (ris)
Comment