Mahasiswa se Makassar Tolak Gerakan Anarkisme

Mahasiswa se Makassar Tolak Gerakan Anarkisme

Mahasiswa se Makassar Tolak Gerakan Anarkisme

Mahasiswa se Makassar Tolak Gerakan Anarkisme
Mahasiswa se Makassar Tolak Gerakan Anarkisme

MAKASSAR, berita-sulsel.com – Puluhan mahasiswa dari  sejumlah perguruan tinggi se Kota Makassar sepakat mendeklarasikan terbentuknya Forum Silaturahmi Mahasiswa Makassar, Selasa (16/062015).

Deklarasi tersebut berlangsung setelah mengikuti dialog kemahasiswaan dan FGD di lantai 8 Gedung Iqra, Kampus Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Jalan Sultan Alauddin.  Acara dengan tema tema ” Quo vodis gerakan mahasiswa Makassar” dilaksanakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unismuh bekerjasama dengan Galesong Institute.


Sekjend BEM Unismuh, Haerul Ramadhan mengatakana, luas Kota Makassar, khususnya kampus Unismuh tak seluar layar televisi. Sehingga, aksi demostrasi yang dilakukan mahasiswa tak seperti yang lihat masyarakat Indonesia secara umum. Sehingga, melalui diskusi ini, pihaknya berharap bisa mengawal gerakan mahasiswa dengan baik.

“Tujuan dari aksi mahasiswa sejalan dengan butir kelima pancasila yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, inilah cita-cita yang ingin diwujudkan. Tapi, gerakan itu selalu dirusak pihak-pihak tertentu,” ujarnya.

Kata dia, dalam diskusi tersebut pihaknya juga memanggil pejabat untuk berdiskusi mencari solusi dari setiap gerakan mahasiswa saat ini. “Unismuh hanya satu dari banyak kampus yang ada di Makassar, mahasiswa yang melakukan demo adalah bagian dari demokrasi, tapi aksi demo yang berujung bentrok bukan keinginan mahasiswa, tapi didesain pihak tertentu untuk merusak citra mahasiswa Makassar, khususnya Unismuh,”paparnya.

Ada apa dengan gerakan mahasiswa hari ini, kata Haerul, kenapa tak lagi memiliki efek untuk merubah kondisi bangsa, khususnya kebijakan pemerintah. “Pertanyaan inilah yang harus kita jawab bersama dalam diskusi kali ini,” paparnya.

Sementara itu, Dosen Pascasarjana Unhas Makassar, Dr dr Sudirman Nasir PhD mengatakan, berbicara gerakan mahasiswa itu sangat penting. Sebab, disinilah tempat kaum muda yang memiliki banyak potensi. Apalagi Indonesia memiliki bonus demografi, yakni zaman dimana kaum muda tidak dibebani untuk menanggung seseorang.

Sehingga, era saat ini mahasiswa Makassar mengalami fase pesimistis, karena hilangnya kepercayaan atau pencitraan di tengah masyarakat. “Namun, saya tetap optimis, disaat saya melihat masih banyak mahasiswa berprestasi di Kota Makassar seperti, anak Unhas yang bisa menjadi juara cerpen. Maka, pemuda di Makassar tak kalah dengan daerah lain,” paparnya.

Kenapa 15 tahun terakhir, kata Sudirman, muncul tradisi aksi bakar ban. Menurutnya, hal tersebut sulit dikaitkan secara logis apa yang diperjuangkan mahasiswa dengan melakukan hal seperti itu. Sebelumnya, ini tidak pernah ada, sehingga aksi yang berujung pada aksi pembakaran dan pengrusakan juga tak menjawab apa yang diperjuangkan mahasiswa hari ini.

“Ada dua hal yang berubah 15 tahun terakhir, yakni kondisi politik dan sistem penyampaian aspirasi. Mahasiswa tak lagi harus membakar, menutup jalan maupun melakukan aksi anarkis. Sebab, din negara ini tidak ada lagi musuh bersama, ini bukan lagi zaman diktator,” ujarnya

Menurutnya, penyampaian apisari saat ini sangat terbuka. Bisa melalui media sosial, sehingga tak ada alasan logis lagi mahasiswa melakukan bakar ban dan menutup jalan. “Aspirasi Anda bisa langsung sampai tanpa batas, hal ini dilakukan di media sosial ataupun literasi,”paparnya.

Menurutnya, gerakan mahaiswa bukan hanya demonstrasi. Penyampaian aspirasi harus lebih kreatif lagi. Sebab pemerintahan saat ini sudah sangat terbuka. “Kalau mau didengar, kita harus bisa mengelolah dan memilih isu yang baik, dan mengelolanya secara kreatif,”paparnya.

Kata dia, tantangan terbesar mahasiswa hari ini adalah kualitas dan kompetensi. “Jika tak mau tergeser di masyarakat, mahasiswa harus bisa bersaing dalam dunia kerja, dan memiliki skil,” ujarnya.

Mahasiswa se Makassar Tolak Gerakan Anarkisme
Mahasiswa se Makassar Tolak Gerakan Anarkisme

Hal yang sama disampaikan, AS Kambie. Praktisi media ini mengatakan, demo harus dilakukan ketika saluran komunikasi tersebut mandek. Jika telah melakukan melobi, bersurat untuk meminta berdialog, tapi tak ada respon. Disitulah demo dihalalkan. “Tapi, aksi demonstrasi dilakukan secara teratur,” paparnya.

Ia juga meminta mahasiswa untuk tidak turun ke jalan hanya ingin belajar berbicara dan berteriak di pinggir jalan. Sebab, teriakan mahasiswa tak ada apa-apanya jika dibandingkan kritik dari anggota dewan. “Saat ini, anggota dewan sudah sangat kritis, Bahkan, sudah sangat kasar ketimbang mahasiswa. Sebagai mahasiswa, kita manfaatkan saja anggota dewan tersebut,”paparnya.

Menurutnya, derajat mahasiwa di mata masyarakat saat ini berada dikasta terendah. Dimana opini terbentuk, mahasiswa itu hanya suka berkelahi dan bakar ban di pinggir jalan. “Parahnya lagi, saat ini tukang becak saja tak mau disamakan dengan mahasiswa,”paparnya.

Sementara itu, Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Unismuh, A Luhur Prianto mengatakan, gerakan mahasiwa di Makassar saat ini tidak menarik lagi. Ada pergeseran nilai didalamnya, wacana agent of science dan sosial of control yang selalu dielu-elukan mengalami pergeseran. Hampir semua gerakan mahasiswa tidak menghasilkan nilai. Padahal, kebebasan dan kemerdekaan berpendapat terbuka lebar. Berarti disini ini ada yang salah.

“Dari pengamatan saya, tidak ada isu menarik dan penyatuan kekuatan mahasiwa di Makassar untuk melakukan hal yang baik. Terakhir di Kota Makassar hanya ada peristiwa amarah. Untuk itu, mahasiswa harus kembali menyatukan gerakan guna melakukan perubahan,” paparnya. (ft)

Mahasiswa se Makassar Tolak Gerakan Anarkisme
Mahasiswa se Makassar Tolak Gerakan Anarkisme

Comment