[caption id="attachment_1787" align="alignleft" width="358"]Ilustrasi[/caption]MAKASSAR, berita-sulsel.com- Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo, berencana membangun Rumah Susun (Rusun) di 24 kabupaten dan kota di Sulsel. Ia telah menginstruksikan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait untuk menyusun perencanaannya pada minggu ini."Saya mau bangun rumah susun di tiap kabupaten. Sudah saatnya, kita butuh rumah susun yang bagus," kata Syahrul, saat menerima pengurus Real Estate Indonesia (REI) Sulsel, di Ruang Kerja Gubernur, Jumat (19/6/2015).Syahrul menyatakan, pihaknya juga akan melibatkan REI serta perbankan dalam pembangunan rumah susun tersebut. Ia juga mengungkapkan targetnya terhadap perbankan agar mereka mengeluarkan kreditnya minimal 20 persen."Bentuk timnya, koordinasikan dengan baik," ujarnya.Terkait program REI Sulsel Ramadan Rumah Impian, Syahrul berharap program itu terus berkelanjutan dan perlu ditiru oleh developer lain. "Pemberian rumah untuk warga miskin, patut ditiru oleh warga lain. Berbagi merupakan kewajiban kita sebagai umat Islam," tuturnya.Sementara, Ketua REI Sulsel, M. Arief Mone, mengatakan, penyerahan rumah gratis pada program Ramadan Rumah Impian, yang sudah digagas di Sulsel, telah menjadi program nasional. Tahun ini, REI menyiapkan 10 unit rumah. "Rumah ini dibagi di Gowa, Maros, Parepare, hingga Belopa," kata Arief Mone.Ia mengungkapkan, REI menargetkan pembangunan satu juta unit rumah di Sulsel. Dari 1 juta rumah tersebut, 10 ribu untuk masyarakat berpenghasilan rendah dengan gaji pokok Rp 4,5 juta ke bawah."Sepuluh ribu rumah ini, 60 persen di Kawasan Mamminasata, dan 40 persennya terbagi di kabupaten lain yang memang membutuhkan perumahan," jelasnya.Arief Mone menjelaskan, sesuai regulasi memang telah ditetapkan untuk rumah rata diisyaratkan masyarakat berpenghasilan Rp 4,5 juta ke bawah, sedangkan untuk Rusun berpenghasilan Rp7,5 juta ke bawah. Namun, yang menjadi persoalan adalah proses di perbankan untuk kalangan petani hingga pedagang."Sekarang ini yang harus disinkronkan. Bagaimana proses di perbankan, perizinan dan lainnya," lanjutnya.Terkait pembangunan Rusun, ia mengaku akan mendiskusikan dengan tim yang dibentuk gubernur. Harus dilakukan peninjauan atau survei untuk menetapkan lokasi pembangunan rusun."Kalau pembangunan rusun tidak sesuai kultur masyarakatnya, tentunya akan mubasir. Makanya, harus disusun dengan baik perencanaannya," pungkasnya. (ris)
MAKASSAR, berita-sulsel.com– Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo, berencana membangun Rumah Susun (Rusun) di 24 kabupaten dan kota di Sulsel. Ia telah menginstruksikan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait untuk menyusun perencanaannya pada minggu ini.
“Saya mau bangun rumah susun di tiap kabupaten. Sudah saatnya, kita butuh rumah susun yang bagus,” kata Syahrul, saat menerima pengurus Real Estate Indonesia (REI) Sulsel, di Ruang Kerja Gubernur, Jumat (19/6/2015).
Syahrul menyatakan, pihaknya juga akan melibatkan REI serta perbankan dalam pembangunan rumah susun tersebut. Ia juga mengungkapkan targetnya terhadap perbankan agar mereka mengeluarkan kreditnya minimal 20 persen.”Bentuk timnya, koordinasikan dengan baik,” ujarnya.
Terkait program REI Sulsel Ramadan Rumah Impian, Syahrul berharap program itu terus berkelanjutan dan perlu ditiru oleh developer lain. “Pemberian rumah untuk warga miskin, patut ditiru oleh warga lain. Berbagi merupakan kewajiban kita sebagai umat Islam,” tuturnya.
Sementara, Ketua REI Sulsel, M. Arief Mone, mengatakan, penyerahan rumah gratis pada program Ramadan Rumah Impian, yang sudah digagas di Sulsel, telah menjadi program nasional. Tahun ini, REI menyiapkan 10 unit rumah. “Rumah ini dibagi di Gowa, Maros, Parepare, hingga Belopa,” kata Arief Mone.
Ia mengungkapkan, REI menargetkan pembangunan satu juta unit rumah di Sulsel. Dari 1 juta rumah tersebut, 10 ribu untuk masyarakat berpenghasilan rendah dengan gaji pokok Rp 4,5 juta ke bawah.
“Sepuluh ribu rumah ini, 60 persen di Kawasan Mamminasata, dan 40 persennya terbagi di kabupaten lain yang memang membutuhkan perumahan,” jelasnya.
Arief Mone menjelaskan, sesuai regulasi memang telah ditetapkan untuk rumah rata diisyaratkan masyarakat berpenghasilan Rp 4,5 juta ke bawah, sedangkan untuk Rusun berpenghasilan Rp7,5 juta ke bawah. Namun, yang menjadi persoalan adalah proses di perbankan untuk kalangan petani hingga pedagang.
“Sekarang ini yang harus disinkronkan. Bagaimana proses di perbankan, perizinan dan lainnya,” lanjutnya.
Terkait pembangunan Rusun, ia mengaku akan mendiskusikan dengan tim yang dibentuk gubernur. Harus dilakukan peninjauan atau survei untuk menetapkan lokasi pembangunan rusun.
“Kalau pembangunan rusun tidak sesuai kultur masyarakatnya, tentunya akan mubasir. Makanya, harus disusun dengan baik perencanaannya,” pungkasnya. (ris)
Comment