TOKYO, berita-sulsel.com – Beban kerja yang berat menyebabkan pria dan perempuan dewasa di Jepang menjadi sulit untuk menemukan jodohnya, walaupun sebagian besar dari mereka menginginkan untuk menikah.
Seperti dilansir NHK, Selasa (23/6/2015), laporan dari Pemerintah Jepang menunjukan tingkat kelahiran yang rendah di Negeri Sakura tersebut. Pemerintah pun telah melakukan survei terhadap kaum pria dan perempuan yang berusia antara 20 hingga 30 tahun.
Dari survei tersebut 54,1 persen responden mengaku hidupnya lebih baik jika menikah dan sebanyak 14 persen menginginkan ingin segera menikah. Sebaliknya, hanya 29,3 persen responden yang menyatakan tidak perlu segera menikah dan sebanyak 1,7 persen mengatakan menikah tidak penting.
Dari responden yang menyatakan setuju untuk menikah mengatakan mereka kesulitan untuk mendapatkan pasangan hidupnya, alasannya bermacam-macam mulai dari kesibukan kerja, ingin mengejar karir, atau ingin menuntaskan pendidikan mereka dulu.
Pemerintah Jepang pun berupaya untuk menaikan kembali angka kelahiran di negaranya. Pasalnya angka kelahiran yang rendah akan menyebabkan Jepang bisa kehilangan generasi di masa depan.
Saat ini Jepang memasuki periode usia tua. Yaitu persentase jumlah penduduk yang berusia lanjut lebih banyak jika dibandingkan dengan usia produktif.
sumber : NHK
Comment