berita-sulsel.com – Economist Intelligence Unit memprediksi terdapat lima negara yang bakal menguasai perekonomian global pada 2050.
Dalam laporan Economist Intelligence Unit (EIU) sebagaimana dikutip dari Bloomberg, Rabu (24/6/2015), lima negara itu adalah China, Amerika Serikat, India, Meksiko dan Indonesia.
Laporan itu menyebutkan, Meksiko akan menggeser posisi Rusia, sementara Indonesia akan menggeser posisi Italia dalam kurun waktu 10-35 tahun mendatang.
China sebagai negara berpenduduk terbanyak di dunia akan menggeser posisi AS pada awal 2026 dalam hal produk domestik bruto.
“Sisanya, Indonesia, Jerman, Jepang, Brasil, dan Inggris merupakan negara-negara yang berada di urutan selanjutnya,” tulis EIU.
Dalam hal pendapatan per kapita, China diproyeksikan hampir setara Jepang pada tahun 2050, dan berada di bawah pendapatan per kapita AS per 2014.
Masih menurut laporan sama, PDB Asia diperkirakan akan mencapai 53 persen pada tahun 2050, dengan pangsa Eropa menurun. Tapi untuk peningkatan populasi usia kerja, Afrika dan Timur Tengah kemungkinan akan mengalami pertumbuhan signifikan.
“Banyak negara Eropa dan Asia Timur akan mengalami penurunan angkatan kerja, di mana Jepang diperkirakan mengalami penurunan terbesar lebih dari 25 persen. China dan Korea Selatan dapat melihat kontraksi 17 persen menjadi 18 persen pada tenaga kerja mereka, sementara Yunani, Portugal dan Jerman diperkirakan akan turun lebih dari seperlima,” tulis laporan tersebut.
Economist Intelligence Unit juga mengingatkan munculnya dua raksasa perekonomian di Asia harus diimbangi dengan kekuatan politik yang lebih besar. “Mengingat kekuatan ekonomi China dan India, mereka akan mengambil peran lebih besar dalam mengatasi isu-isu global seperti perubahan iklim, keamanan internasional dan tata kelola ekonomi global, ” tulis laporan tersebut.
“Dalam jangka menengah, ini akan membutuhkan support dari kekuasaan dunia yang ada – terutama AS – untuk membiarkan India, dan terutama China, memainkan peran yang lebih besar di panggung dunia dan beradaptasi dengan lembaga-lembaga internasional untuk memungkinkan mereka menggunakan pengaruh yang lebih besar,” tutup laporan Economist Intelligence Unit.
Sumber : Bloomberg
Comment