Lutfi Halide – Kaswadi Razak Perang Popularitas di Pilkada Soppeng

ilustrasi

Lutfi Halide - Kaswadi Razak Perang Popularitas di Pilkada Soppeng

Lutfi Halide - Kaswadi Razak Perang Popularitas di Pilkada Soppeng
Pilkada Kabupaten Soppeng

berita-sulsel.com – Bulan suci ramadan menjadi ajang setiap bakal calon bupati Kabupaten Soppeng mendekatkan diri kepada masyarakat sebagai pemilih. Hal tersebut dilakukan untuk merebut simpati dan dukungan. Bahkan dua figur yang diprediksi akan head to head, yakni Lutfi Halide dan Kaswadi Razak adu popularitas dan elektabilitas.

Lutfi Halide atau LHD berlatar belakang birokrat melawan Kaswadi Razak berlakang politisi. Hal ini menjadikan Pilkada Soppeng menjadi pangung pertarungan sengit.


Hal ini disampaikan pengamat politik Universitas Bosowa 45, Arief Wicaksono, Kamis (25/06/2015). Kata dia, Dari sisi jaringan, keduanya juga sama memiliki basis kekuatan massa. Tapi, LHD memiliki dukungan basis yang sangat kuat, termasuk dari Bupati Soppeng, Andi Soetomo dan gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo. Sementara Kaswadi Razak hanya memiliki jaringan tim.

“Dengan kondisi ini, publik sudah bisa melihat siapa figur yang layak untuk dipilih. Tapi, semua masih menunggu sejauhmana aktivasi jaringan yang dimiliki keduanya. Apalagi di tengah dinamisnya aturan Pilkada. Untuk itu, kedua kandidat ini sama-sama memiliki kekuatan yang hampir sama untuk jaringan,” paparnya.

Menurutnya, kemenangan kedua kandidat ditentukan seberapa efektif menguasai jaringan dan mesin tim bisa bekerja. “Ibarat nomor Hp, itu harus diaktifkan baru bisa digunakan. Walaupun nomornya cantik, pulsanya banyak, tapi tidak diaktifkan maka tidak ada manfaatnya,” kata Arief.

Ia mengatakan, ciri-ciri jaringan itu aktif di antaranya adalah tingkat pertama, ada aktivitas dari jaringan ini minimal ada deklarasi, punya simbol jaringan seperti sekretariat, relawan hingga simbol lainnya.

Kedua, kata Arief, setiap pasangan calon harus bisa menarasikan dan membincangkan calonnya ini kepada orang lain. Tingkat berikutnya, jaringan ini memiliki kemampuan merekrut. “Sejauh ini saya melihat jaringan ini masih banyak belum aktif. Kalaupun sudah ada baru sebatas di tingkat pertama, sementara yang paling bagus minimal bisa menarasikan atau paling tinggi merekrut,” ucapnya.

Terkait pengaruh jaringan ini sendiri, ujar Arief, setiap pasangan calon harus memiliki basis disetiap kecamatan, termasuk faktor sosialogis, seperti apa keterwakilan daerah dalam memutuskan pemilih memilih kandidatnya. Ini juga tergantung seberapa hebat kemampuan tim untuk menarasikan pentinganya keterwakilan calon daerah.

“Keberhasilan sebagai calon bupati dan tawaran perubahannya sangat mempengaruhi apakah masyarakat akan menjatuhkan pilihan nantinya kepadanya atau tidak,” paparnya.

Sebelumnya, Direktur IPI, Suwadi Idris Amir menjelaskan, persaingan bakal calon bupati untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat sebagai pemilih di pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Soppeng semakin sengit. Bahkan elektabilitas mereka nyaris sama.

Hal tersebut tergambar dari survei yang dilakukan Indeks Politica Indonesia (IPI) Juni 2015 di Kabupaten Soppeng. Disini, popularitas Andi Kaswadi Razak memiliki mencapai 98,2 persen dengan elektabilitas 33,3 persen, posisi tersebut ditempel ketat pesaingnya, Lutfi Halide dengan popularitas 72,4 persen dan elektabilitas 30,2 persen.

Berikutnya, Andi Zulkarnain Soetomo memiliki tingkat popularitas hingga 84,1 persen dan elektabilitas 10,3 persen, lalu Aris Muhammadiyah dengan popularitas 62,4 persen dan elektabilitas 2,3 persen. Sedang Andi Kaharuddin popularitas 52,3 persen dan elektabilitas 2,1 persen, Andi Mapperemma popularitas 54,5 persen dan elektabilitas 2,1 persen.

Sementara itu, Selle Ks Dalle memiliki popularitas 47,2 persen dan elektabilitas 1,8 persen, Sudirman Numba popularitas 51,3 persen dan elektabilitas 1,2 persen, Husain Djunaid popularitas 38,4 persen dan elektabilitas 1,0 persen.

Berikutnya, Acram Mappaona Azis popularitas 26,3 persen dan elektabilitas 0,32 persen, Dr Nurlinda popularitas 31,0 persen dan elektabilitas 0,32 persen, Nurul Safitri popularitas 28,5 persen dan elektabilitas 0,16 persen.

Dari survei ini, pemilih yang masih merahasiakan pilihannya atau tidak menjawab masih sangat tinggi, yakni 14,9 persen.

Menurutnya, elektabilitas LHD dan AKAR hanya selisih 3 persenan. Hal ini membuat AKAR berpeluang melampaui rivalnya itu dalam kurung waktu dua bulan kedepan.

“Survei ini menggunakan sampel sebanyak 440 orang, menggunakan metodelogi multistage random sampling dengan perkiraan margi error 5 persen,” ujarnya.

Kata Suwadi, khusus Pilkada Kabupaten Soppeng, pihaknya rutin melakukan survei per 40 hari untuk memantau persaingan antara calon bupati LHD dan AKAR. (ft).

Comment