JAKARTA, berita-sulsel.com – Setelah mendapatkan tunjangan hari raya (THR), masyarakat berbondong-bondong menuju pasar atau mal untuk berbelanja pakaian untuk Lebaran. Namun, dalam membeli baju lebaran, harus melihat kemampuan anggaran.
Perencana keuangan Freddy Pieloor mengatakan, membeli baju Lebaran dari uang THR harus memiliki bujet sebesar 10 persen dari THR tersebut. “Saya pikir bujetnya cukup 10 persen. Karena masih banyak yang harus kita alokasikan selain membeli baju,” ujar Freddy belum lama ini.
Dirinya mengatakan, perlu alokasi tambahan untuk membayar utang, zakat, membagikan kebahagiaan untuk tidak mampu, dan jangan lupa memanjakan diri untuk keluarga. Namun, dirinya pun menganjurkan tidak perlu membeli baju yang baru dan bermerek.
“Karena dikhawatirkan bajunya baru tapi jiwanya lama, lebih baik baju lama tapi jiwa baru,” ucapnya.
Melihat kondisi tersebut, Freddy menyarankan, makna Lebaran pada umumnya merupakan rasa syukur dan berterima kasih kepada Allah yang telah menjalankan ibadah puasa selama 30 hari. Namun, apakah rasa syukur tersebut harus ditunjukkan dengan hal-hal yang baru, seperti baju baru.
“Lebih baik uang tersebut bisa disumbangkan ke kaum miskin, yatim piatu dan kaum duafa atau orang-orang yang membutuhkan. Kecuali kalau tidak ada baju yang sudah tidak layak dipakai,” ungkapnya.
Alokasi kepada orang-orang yang membutuhkan tersebut berupa makanan, buku, perlengkapan tidur, dan obat-obatan. Menurutnya, hal tersebut sebetulnya melengkapi ibadah seseorang.
“Jika kita punya keluarga yang mampu, alokasikan ke lingkungan sekitar yang membutuhkan seperti masjid dan kepada lembaga-lembaga yang perlu disalurkan. Kalau pun masih ada sisa, kita investasikan THR-nya ke reksa dana dan logam mulia bernilai kecil,” tuturnya.
sumber : http://goo.gl/y6E3b3
Comment