Kabupaten Enrekang Menjadi Pusat Penghasil Bawang Merah

[caption id="attachment_2263" align="alignleft" width="400"]Kabupaten Enrekang Menjadi Pusat Penghasil Bawang Merah Kabupaten Enrekang Menjadi Pusat Penghasil Bawang Merah[/caption]ENREKANG, berita-sulsel.com - Bagi Indonesia salah satu komoditi ekspor terbesar yang menghasilkan devisa bagi negara dalam bidang pertanian adalah bawang merah. Pusat produksi bawang merah tersebar diseluruh wilayah Indonesia, dengan luas daerah tanam bawang merah mencapai lebih dari 100 ribu hektar.Kementerian Pertanian Indonesia memprediksi bahwa produksi bawang merah nasional akan mencapai satu juta empat belas ribu ton atau bila dihitung per bulannya memproduksi sekitar seratus dua puluh ribu ton.Kebutuhan untuk dalam negeri sendiri untuk setiap bulannya, hanya memerlukan sembilan puluh ribu ton saja. Untuk mendorong akan meningkatnya produksi bawang merah, maka Pemerintah Indonesia akan mengembangkan Bawang Merah di kawasan tanaman sayuran APBN-P 2015. Pengembangan ini rencananya akan dilakukan di 27 dari 33 provinsi dimana meliputi 64 kota/kabupaten dengan perkiraan luas sekitar 1.732 hektar dan diharapkan mampu menghasilkan produksi 17.701,04 ton per tahunnyaDari 27 kabupaten yang akan dikembangkan oleh Pemerintah, maka Kabupaten Enrekang merupakan salah satu kabupaten yang akan dikembangkan sebagai sentra produksi terbesar bawang merah untuk wilayah Indonesia bagian Timur , dimana produksi bawang merahnya dipasarkan di 3 provinsi besar di luar Sulawesi yaitu Pulau Jawa, Kalimantan dan Papua.Bersama dengan Pemerintah Daerah kabupaten Enrekang dan Bank Indonesia untuk mengoptimalkan pengembangan akan produksi bawang merah, maka diberikan bantuan berupa pengadaan bibit bawang merah berkualitas di setiap musim tanam nya.Muslimin Bando, sebagai Bupati Enrekang mengungkapkan bahwa kendala yang sangat mendesak yang di butuhkan oleh petani bawang merah adalah masalah pengadaan bibit berkualitas yang selama ini didapat dari pedagang dari luar kabupaten Enrekang dengan harga yang ditentukan oleh pedagang luar tersebut.Muslimin berharap dengan adanya kerjasama ini maka petani bawang merah dapat lebih lagi meningkatkan akan produksi dan kualitas bawang merahnya.April lalu petani Enrekang bergirang karena terjadi lonjakan harga bawang merah yang cukup signifikan. Biasanya harga per kilogramnya jatuh pada harga Rp 20 ribu, namun melonjak menjadi Rp 32 ribu per kilo gram. Hal ini terjadi karena beberapa daerah di luar provinsi Sulawesi tidak memproduksi bawang merah akibat tingginya curah hujan yang dialami oleh wilayah di luar Sulawesi seperti daerah Bima, NTB. (ris)

Kabupaten Enrekang Menjadi Pusat Penghasil Bawang Merah
Kabupaten Enrekang Menjadi Pusat Penghasil Bawang Merah

ENREKANG, berita-sulsel.com – Bagi Indonesia salah satu komoditi ekspor terbesar yang menghasilkan devisa bagi negara dalam bidang pertanian adalah bawang merah. Pusat produksi bawang merah tersebar diseluruh wilayah Indonesia, dengan luas daerah tanam bawang merah mencapai lebih dari 100 ribu hektar.

Kementerian Pertanian Indonesia memprediksi bahwa produksi bawang merah nasional akan mencapai satu juta empat belas ribu ton atau bila dihitung per bulannya memproduksi sekitar seratus dua puluh ribu ton.


Kebutuhan untuk dalam negeri sendiri untuk setiap bulannya, hanya memerlukan sembilan puluh ribu ton saja. Untuk mendorong akan meningkatnya produksi bawang merah, maka Pemerintah Indonesia akan mengembangkan Bawang Merah di kawasan tanaman sayuran APBN-P 2015. Pengembangan ini rencananya akan dilakukan di 27 dari 33 provinsi dimana meliputi 64 kota/kabupaten dengan perkiraan luas sekitar 1.732 hektar dan diharapkan mampu menghasilkan produksi 17.701,04 ton per tahunnya

Dari 27 kabupaten yang akan dikembangkan oleh Pemerintah, maka Kabupaten Enrekang merupakan salah satu kabupaten yang akan dikembangkan sebagai sentra produksi terbesar bawang merah untuk wilayah Indonesia bagian Timur , dimana produksi bawang merahnya dipasarkan di 3 provinsi besar di luar Sulawesi yaitu Pulau Jawa, Kalimantan dan Papua.

Bersama dengan Pemerintah Daerah kabupaten Enrekang dan Bank Indonesia untuk mengoptimalkan pengembangan akan produksi bawang merah, maka diberikan bantuan berupa pengadaan bibit bawang merah berkualitas di setiap musim tanam nya.

Muslimin Bando, sebagai Bupati Enrekang mengungkapkan bahwa kendala yang sangat mendesak yang di butuhkan oleh petani bawang merah adalah masalah pengadaan bibit berkualitas yang selama ini didapat dari pedagang dari luar kabupaten Enrekang dengan harga yang ditentukan oleh pedagang luar tersebut.

Muslimin berharap dengan adanya kerjasama ini maka petani bawang merah dapat lebih lagi meningkatkan akan produksi dan kualitas bawang merahnya.

April lalu petani Enrekang bergirang karena terjadi lonjakan harga bawang merah yang cukup signifikan. Biasanya harga per kilogramnya jatuh pada harga Rp 20 ribu, namun melonjak menjadi Rp 32 ribu per kilo gram. Hal ini terjadi karena beberapa daerah di luar provinsi Sulawesi tidak memproduksi bawang merah akibat tingginya curah hujan yang dialami oleh wilayah di luar Sulawesi seperti daerah Bima, NTB. (ris)

Comment