UMI Jadi Tuan Rumah International Conference FIMA XXXII dan Rakernas MUKISI

UMI Jadi Tuan Rumah International Conference FIMA XXXII dan Rakernas MUKISI

UMI Jadi Tuan Rumah International Conference FIMA XXXII dan Rakernas MUKISI

UMI Jadi Tuan Rumah International Conference FIMA XXXII dan Rakernas MUKISI
Konferensi internasional Federation of Islamic Medical Association (FIMA) XXXII dan rapat kerja nasional Majelis Syuro Upaya Kesehatan Islam Seluruh Indonesia (MUKISI) VIII

MAKASSAR, berita-sulsel.com – Jelang pelaksanaan Konferensi internasional Federation of Islamic Medical Association (FIMA) XXXII dan rapat kerja nasional Majelis Syuro Upaya Kesehatan Islam Seluruh Indonesia (MUKISI) VIII, 11 hingga 16 Agustus 2015, panitia bersama steering komite menggelar rapat evaluasi dan konfrensi pers malam ini, 13 Juni 2015 di Hotel Novotel, Makassar.

Turut hadir Sekjen FIMA Prof Dr. Abd. Rasyid Rahman dari Malaysia, Ketua Yayasan Wakaf UMI H.M.Mokhtar Noer Jaya, Rektor UMI Prof.Dr.Hj.Masrurah Mokhtar, M.A, Presidium IIMA dr.Eka Ginanjar, SpPD, ketua FOKI dr.Iwang Yusuf,M.Kes, Sekjen Mukisi dr.Rachmat Mulyana Memet, SpRad, ketua panitia yang juga Dekan Fakultas Kedokteran UMI Prof.dr.Syarifuddin Wahid, SpPA(K), SpF, PhD.


Sekjen FIMA Prof.Dr.Abd.Rasyid Rahman mengatakan, FIMA didirikan di Orlando, Amerika Serikat pada tahun 1981. Indonesia merupakan salah satu pelopor FIMA. Adapun tujuan didirikannya FIMA, membuat networking dalam perhatian kesehatan dari negara-negara muslim sedunia, dari Amerika Utara hingga Asia. Kegiatan FIMA diantaranya, pertemuan tahunan, Indonesia sudah 3 kali, tahun ini ke 4 kalinya diadakan di Indonesia. Dalam pertemuan ini semua delegasi anggota FIMA dari seluruh dunia akan berkumpul dan memperbincangkan kegiatan yang sudah berlalu setahun lalu. Selain itu, buku ensiklopedia, aspek-aspek etika kedokteran keislaman ini merupakan isu yang besar yang kurang ditangani.

“Alhamdulillah dengan adanya FIMA ini, kita bertemu dengan dokter-dokter yang baik sedunia. Kebanyakan ahli etika kedokteran Islam ada di Indonesia. FIMA juga memastikan dunia kesehatan berada di bawah rumah sakit Islam,” ujarnya.

Sekjen MUKISI dr. Rachmat Mulyana Memet mengatakan, MUKISI adalah sumbangan terbesar dalam coursework bagi FIMA. Saat ini, FIMA diundang secara resmi dalam PBB (United Nation) untuk memperbincangkan isu-isu kesehatan. Oleh karena itu, terdeteksi Negara-negara Islam yang banyak tidak memiliki sanitasi dan kesehatan yang baik. Indonesia telah banyak menyumbang pada FIMA sejak 1981.

“Disaster/ bencana, sebagai contohnya project dalam menangani katarak, FIMA telah mendapat penghargaan dari akademik medical association dunia,” ungkapnya.

Dikatakan pula, anggota FIMA di seluruh dunia sampai saat ini berjumlah 50-an negara. Selain MUKISI, Forum Kedokteran Islam Indonesia (FOKI) dan Islamic Medical Association and Network (IMANI) juga merupakan organisasi yang berada dibawah naungan Indonesian Islamic Medical Association (IIMA).

“IMANI lebih kepada mengolah sumber daya manusia, tidak hanya dokter, perawat, bidan, dan tenaga kesehatan lainnya,” tandasnya.

UMI Jadi Tuan Rumah International Conference FIMA XXXII dan Rakernas MUKISI
Konferensi internasional Federation of Islamic Medical Association (FIMA) XXXII dan rapat kerja nasional Majelis Syuro Upaya Kesehatan Islam Seluruh Indonesia (MUKISI) VIII,

Ketua MUKISI Makassar yang juga dekan Fakultas Kedokteran UMI Prof.dr.Syarifuddin Wahid, SpPA(K), SpF, PhD menambahkan, FOKI adalah Forum Komunikasi Kedokteran Islam, Fakultas Kedokteran (FK) di Indonesia yang swasta tergabung dalam FOKI. FOKI ini bertugas mengkoordinir kegiatan FK yang berbasis Islam untuk mengikuti kegiatan FIMA.

“Terakhir di Tanzania, kita diminta untuk menjadi tuan rumah. FOKI mengadakan pertemuan setahun sekali. Kita ini Islam universal dan sekarang eranya globalisasi. Sehingga nanti dalam pertemuan Consortium of Islamic Medical Colleges (CIMCO) dan FOKI, kita berharap ada satu kesepahaman, tentang visi misi kedokteran Islam dan kurikulum kedokteran Islam. Bisa saja ada student mobility sehingga ada student exchange. Kalau sudah memiliki pandangan sama tentang kedokteran Islam, dan kompetensi dokter Islam, dosennya pun bisa visiting professor dan lebih lanjut lagi adalah riset,” jelasnya.

Perhimpunan rumah sakit Islam se-Indonesia, anggotanya kurang lebih 200, dan hampir semua profinsi di Indonesia sudah ada pengurusnya. Aktifitas MUKISI diantaranya, berusaha meningkatkan pelayanan rumah sakit Islam, konsep-konsep syariah untuk rumah sakit Islam.

“Kita mendatangkan mahasiswa kedokteran se-Indonesia dan ditempatkan di pesantren UMI di Padang Lampe (Students Camp). Internasional speaker yang sdh mendaftar hingga saat ini berjumlah 15 orang dengan konfirmasi judul makalahnya,” kuncinya. (ft)

Comment