berita-sulsel.com – Partai Golkar Sulsel terus berupa membangun politik kekerabatan atau dinasti di Kabupaten Gowa. Hal tersebut terlihat dari rekomendasi calon bupati yang diserahkan ke pengurus DPP untuk maju bertarung di pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Gowa dengan hanya menyerahkan tiga nama, yakni Adnan Purictha IYL, Tenri Olle Yasin Limpo dan Bahar Ngitung.
Hal ini disampaikan penggiat politik dan ekonomi Sulsel, Ir Abdul Haris SE MM kepada wartawan di Makassar, Senin (6/7/2015). Kata dia, dari tiga nama yang direkomendasi partai berlambang pohon beringin ini menunjukkan bahwa kekuasaan Ihsan Yasin Limpo akan kembali di wariskan kepada keluarganya, yakni anak maupun kakak kandungnya.
“Masyarakat sebagai pemilih mengetahui bahwa Adnan adalah anak Ihsan Yasin Limpo, Tenri Olle adalah kakak kandung. Sedang Bahar Ngitung adalah bagian dari mereka. Ketika Bahar Ngitung terpilih menjadi bupati, keluarga YL tetap memangang remove kontrol pemerintahan di Kabupaten Gowa,” ujarnya.
Menurutnya, sebagai partai besar, Golkar harus bisa menyodorkan lebih banyak nama ke DPP untuk direkomendasikan menjadi bakal calon bupati untuk bertarung di Pilkasa Kabupaten Gowa.
“Dalam sistem politik dinasti ini, setiap kelas menunjukkan tendensi untuk membangun suatu tradisi secara turun-menurun, jika sebuah kepemimpinan terpilih, mereka membuat kekuasaannya sedemikian mapan agar sulit untuk digeser atau digantikan, bahkan menggerus prinsip demokrasi di lapangan permainan politiknya,” ujarnya.
Haris menegaskna, pengaruh kekerabatan dalam partai politik bukan hanya bisa dilihat posisinya, tapi juga kedudukannya. “Beberapa loyalis Syahrul Yasin Limpo memiliki kualifikasi dan kualitas yang cukup mumpuni menjadi calon bupati, sebut saja Yusuf Sommeng dan beberapa figur lain, tapi Golkar Sulsel tak memberikan kesempatan,” ujarnya.
Kata dia, bahaya dari politik dinasti adalah hasratnya. Sifat alamiahnya adalah kekuasaan politik yang ingin dijalankan secara turun-temurun di atas garis trah dan kekerabatan, bukan didasarkan pada kualitas kepemimpinan, tujuan-tujuan bersama, keputusan dan kerja-kerja asosiatif.
“Hubungan keluarga dalam tubuh partai politik juga akan terus terbawa ke dalam pemerintahan. Kecenderungan oligarkis dalam partai merupakan hukum besi yang tak terhindarkan, bahkan ketika partai tersebut menjadi partai yang berkuasa maka model oligarkis akan juga diberlakukan dalam pemerintahan,” jelasnya.
Sementara itu, pengamat politik Universitas Bosowa 45 Makassar, Arief Wicaksono mengatakan, dengan rekomendasi Partai Golkar dengan hanya menyerahkan tiga nama. “Adnan IYL, Tenri Olle, dan Bahar Ngitung merupakan bagian dari keluarga Syahrul Yasin Limpo yang juga ketua Golkar,” paparnya.
Hubungan kekerabatan para petinggi di tubuh partai, kata Arief sangat menentukan kedudukan, pembagian kekuasaan, dan kelak mendominasi kebijakan. (ft)
Comment