Teliti Pesantren, Mustain Thahir Raih Doktor di UNM

Teliti Pesantren, Mustain Thahir Raih Doktor di UNM

Teliti Pesantren, Mustain Thahir Raih Doktor di UNM

Teliti Pesantren, Mustain Thahir Raih Doktor di UNM
Mustain Thahir

berita-sulsel.com – Dosen FKIP Universitas Perjuangan Republik Indonesia (UPRI) Makassar, Mustain Thahir berhasil meraih gelar doktor ilmu pendidikan di PPs-UNM, Rabu 29 Juli 2015. Dia berhasil mempertahankan disertasinya berjudul, Penatakelolaan Pendidikan Pondok Pesantren (Studi Kasus pada Pondok Pesantren DDI Mangkoso Kabupaten Barru). Dalam rapat senat luar biasa dipimpin Direktur PPs-UNM, Prof.Dr.Jasruddin, M.Si.

Adapun tim penguji yakni, Prof Dr H. Ismail Tola, M.Pd (Promotor), Prof Dr HM Arifin Ahmad, MA dan Prof Dr Darman Manda. M. Hum selaku Kopromotor, Prof Dr H Andi Ihsan, M.Kes, Prof Dr H Tawany Rahamma, MA, dan Dr Abdullah sinring, M.pd selaku penguji internal, dan Prof Dr H Abd Azis wahab, M.A (penguji eksternal).


Simpulan dari disertasinya dikatan, ada yang berbeda penatakelolaan pendidikan di pondok pesantren dengan yang diterapkan di sekolah umum. Kalau di sekolah umum perencanaan pendidikan biasanya lebih banyak ditentukan oleh stekholder, yakni para guru dan tenaga kependidikan, tetapi di pondok pesantren khususnya di Pondok Pesantren DDI Mangkoso, Kabupaten Barru, dalam penatakelolaan pendidikan otoritas Gurutta sebagai pimpinan sangatlah dominan.

Gurutta disini dilihat sebagai sosok pemimpin yang memiliki kedalaman ilmu, pengalaman yang luas,bacaan yang khatam, dan tentu saja memiliki kesadaran , kekuatan dan ketajaman spiritual yang tinggi.

“Tetapi walaupun demikian dalam perencaan pendidikan di pondok pesantren itu tetap saja melibatkan stakeholder yang ada, yakni guru, tenaga kependidikan, masyarakat (orang tua santri), pemerintah dan pihak swasta,”ungkap mantan Wakil Dekan FKIP UPRI Makassar ini,

Wakil Ketua Yayasan Al-Furqan Minasa Upa Makassar ini mengatakan, dalam penatakelolaan pendidikan di Pondok Pesantren DDI Mangkoso ada tiga komponen yang sangat berperan, yakni pemerintah, dunia usaha, serta peran masyarakat dalam hal ini tentu peran orang tua santri.

Hal ini dimaksudkan untuk terciptanya penatakelolaan pendidikan yang akuntabilitas, transparan, partisipasi, kemitraan, responsive, penataan hukum, efisiensi, profesionalisme, keteladanan serta dapat bernilai ibadah.”Semuanya ini bertujuan untuk mewujudkan kecerdasan pikir, zikir dan ibadah,”ujar suami Hj Surasmi.

Ayah dari tiga anak ini, mengatakan, pelaksanaan pendidikan di Pondok Pesantren DDI Mangkoso, menggabungkan antara system pendidikan tradisional (salafiyah) dengan system pendidikan modern (khalafiyah) hal ini bertujuan untuk melahirkansumber daya manusia yang beriman dan bertagwa serta melahirkan sumber daya manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pria kelahiran Pangkejen-Sidrap 1965, merekomendasikan, dalam proses perencanaan pendidikan pondok pesantren dapat dijadikan sebagai alternatif perencanaan pendidikan secara nasional, kerena perencanaan pendidikan pondok pesantren terbukti sangat efektif dan efisien serta berkesinambungan. (ft)

Comment