BERITA-SULSEL.COM – Kualitas tenaga kesehatan saat ini ternyata belum mampu sepenuhnya menjawab tantangan nasional serta global. Hasil riset 2014 menunjukkan angka kematian ibu dan kematian bayi masih cukup tinggi. Persalinan difasilitasi kesehatan tertinggi di Yokya 99 persen serta terendah di Maluku 25, 2 persen.
Demikian ditegaskan Ketua Prodi S3 Sosiologi PPs Universitas Negeri Makassar, Prof.Dr.Andi Agustang, M.Si saat membawakan orasi ilmiah berjudul, Membangun Sinergitas Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Tenaga Kesehatan, digelar kampus Akademi Hiperkes Makassar, Akper dan Akbid Makassar, di Clarion Hotel 8 September 2015.
“Cakupan imunisasi dasar lengkap tertinggi di Yokyakarta 83,1 persen serta terendah di Papua 29,2 persen. Permasalahan kekurangan gizi terutama balita masih berkisar 37,2 persen. Ibu hamil mengalami penyakit anemia berkisar 37,1 persen,”tandas staf ahli Biro Bina Napza dan HIV AIDS Pemprov Sulsel.
Masalah lain, prevalensi HIV/AIDS cukup tinggi tahun 2014 mencapai 0,43 persen. Fasilitas pelayanan kesehatan pada pelayanan kesehatan rujukan banyak rumah sakit yang belum memenuhi standar ketenagaan.
Pembangunan kesehatan dibutuhkan sinergitas dari seluruh komponen termasuk antartenaga kesehatan. Sinergitas tenaga kesehatan bertujuan mewujudkan pelayanan kesehtaan terpadu serta menjamin kesinambungan pelayanan,mutu serta menurunkan biaya. Sinergitans multifungi dan multisektor mutlak dibutuhkan.
“Peningkatan kualitas tenaga kesehatan tidak akan mungkin berjalan sebagaimana mestinya jika hanya dilaksanakan oleh satu sektor saja. Sinergitas tenaga kesehatan dapat menyelesaikan persoalan multidimensial dalam dunia kesehatan,”ungkap pria kelahiran Bone ini. (ris)
Comment