Dosen Kopertis Harus Hidupkan Jiwa Pancasila dan Rasa Cinta NKRI

Iwan Perwira, Dosen STIM Lasharan Jaya Makassar berfoto dengan Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid

Iwan Perwira, Dosen STIM Lasharan Jaya Makassar berfoto dengan Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid

Peserta TOT berpose dengan Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid dan beberapa Anggota MPR RI Lainnya.
Peserta TOT berpose dengan Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid dan beberapa Anggota MPR RI Lainnya.

MAKASSAR, BERITA-SULSEL.COM – Sebanyak 100 dosen dari berbagai perguruan tinggi di wilayah kopertis IX Sulawesi mengikuti Pelatihan untuk Pelatih (Training Of Trainers) Mengenai 4 Pilar MPR RI. Kegiatan yang diprakarsai Sekretariat Jendral MPR RI dan Kopertis Wilayah IX digelar di hotel Aryaduta, Makassar selama 4 hari, 10 hingga14 September 2015.

Pelatihan ini bertujuan memberikan pemahaman yang utuh dan menyeluruh kepada peserta mengenai Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD NRI 1945 sebagai konstitusi negara dan Ketetapan MPR, NKRI sebagai bentuk negara serta Bhinneka Tunggal Ika Semboyan Negara.


“Semoga hasil dari pelatihan ini dapat disebarluaskan ke kalangan kampus agar jiwa Pancasila dan cinta NKRI kembali hidup”, ujar Hidayat Nur Wahid, Wakil Ketua MPR RI dalam sambutannya, Kamis (10/9/2015).

Selian itu, para dosen diharapkan bisa menjadi narasumber dalam penyelenggaraan sosialisasi 4 Pilar MPR ke berbagai lapisan masyarakat.

 Iwan Perwira, Dosen STIM Lasharan Jaya Makassar berfoto dengan Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid
Iwan Perwira, Dosen STIM Lasharan Jaya Makassar berfoto dengan Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid

Tahun 2015 ini, sosialisasi 4 Pilar MPR digelar sebanyak 7 kali. Sebelumnya, di beberapa kota besar di Jawa dan Sumatera juga dilakukan hal serupa. Makassar, merupakan kota kelima, selanjutnya Jogjakarta dan di tutup di Kota Bandung.

Acara sosialisasi tersebut dihadiri Kordinator Kopertis Wilayah IX Sulawesi Prof. Dr. Ir. Hj. Andi Niartiningsih, MP dan beberapa anggota MPR RI diantaranya Andi Ridwan Wittiri, Hardi Susilo dan Muh. Toha. (ris)

 

Comment