Kemarau, Hasil Panen Jagung Petani Menurun

Kemarau, Hasil Panen Jagung Petani Menurun

Kemarau, Hasil Panen Jagung Petani Menurun

Kemarau, Hasil Panen Jagung Petani Menurun
Kemarau, Hasil Panen Jagung Petani Menurun

BONE, BERITA-SULSEL.COM – Pengaruh musim kemarau yang berkepanjangan terjadi sejak beberapa bulan lalu, membuat hasil tanaman jagung, khususnya jagung kuning mengalami penurunan. Jika musim penghujan bisa menghasilkan lima hingga enam ton perhektare. Dimusim kemarau ini hanya mencapai dua sampai tiga ton saja.

Arman, petani asal Cebba Desa Ulaweng Riaja, Kecamatan Amali mengatakan, penurunan tersebut karena tidak adanya curah hujan sejak beberapa bulan terakhir. Kondisi ini menyebabkan tongkol mengecil dan biji jagung sedikit.


“Sekarangkan musim kering, hasilnya juga sedikit, orang bilang musim salah karena tongkol jagung kecil,”ujarnya. Jumat, (16/10/2015).

Baca Juga : Pemda Bone Siap Rp16 Miliar Untuk Gaji Honorer

Penurunan jumlah panen jagung diiringi naiknya harga jagung dari petani ke pengumpul. Saat ini harga jagung dikisarkan Rp3.000 perkilogram.

“Sejak beberapa minggu terakhir saya jual masih Rp2500 perkilogram. Mungkin karena jumlahnya sedikit, maka harga naik,”ungkapnya.

Penyebab harga jagung meningkat, kata Arman, pembeli dan pengumpul dari peternak unggas Pangkep dan Pomalaa, Sulawesi Tenggara rela membeli jagung dengan harga mahal. Sementara pedagang pengumpul dari Makassar hanya membeli jagung petani dengan harga murah.

Harapan petani di Kecamatan Amali kepada Pemerintah Daerah agar menjaga stabilitas harga jagung kuning. Apalagi di Amali umumnya menanam dipegunungan berbatu.

“Kami berharap agar harga jagung stabil, jangan hanya saat hasil panen harganya anjlok, karena ini mempengaruhi kesejahteraan petani didesa ini,”harapnya. (yus/amp)

Comment