MAKASSAR, BERITA-SULSEL.COM – Bahaya sampah plastik tidak hanya berlaku di daratan. Namun, jenis sampah anorganik ini turut mengancam kelestarian eksositem bawah laut.

Marine Science Diving Club Universitas Hasanuddin merilis hasil penelitian salah satu anggotanya mengenai bahaya sampah plastik terhadap ekosistem terumbu karang.

Ekosistem terumbu karang yang mempunyai fungsi dan manfaat bagi kehidupan sosial, budaya, ekologi, dan ekonomi akan terancam mengalami kematian dengan hadirnya sampah plastik di lautan. Sesuai data, Indonesia berada pada posisi kedua dunia sebagai penghasil sampah plastik terbanyak di lautan.

‘Dari penelitian salah satu anggota MSDC, Sutra Nobu yang dilaksanakan di Pulau Badi Kabupaten Pangkep, mengungkapkan karang yang tertutupi sampah plastik selama 4 hari akan mengalami pemutihan yang mengakibatkan karang tersebut mati,’ ujar Humas MSDC Unhas, Sheryl Aprianti di Makassar, Kamis 2/6/2016.

Hasil eksperimen ini menujukkan jenis sampah plastik hitam, merah dan putih sangat mempengaruhi kondisi kesehatan karang keras bentuk pertumbuhan branching atau bercabang.

Sementara bentuk pertumbuhan karang massive yang sangat mempengaruhi adalah plastik hitam. Pada bentuk pertumbuhan tabulate adalah plastik hitam dan plastik merah. Dan pada bentuk pertumbuhan foliose atau lembaran sangat dipengaruhi pada perlakuan sampah plastik hitam dan kain.

‘Diketahui jenis sampah anorganik yang memberi dampak yang buruk terhadap kondisi kesehatan karang adalah jenis sampah plastik hitam,’ jelas Sheryl.

Dengan fakta penelitian ini, lanjut Sheryl kehadiran sampah akan memberikan dampak terhadap masyarakat. Dimana hampir sepertiga penduduk Indonesia yang tinggal di daerah pesisir menggantungkan hidupnya dari terumbu karang seperti menjadi lokasi pengakapan ikan bagai para nelayan.

Selain itu akan memberikan dampak dari fungsi fisik terumbu karang sebagai pelindung pantai dari erosi akibat gelombang laut, perlindungan bagi hewan-hewan laut dalam habitatnya serta sebagai tempat bersarang dan bertelur.