Kapolda Absen di Dialog Kebangsaan, Begini Komentar Gubernur LIRA Sulsel

Kapolda Absen Dialog Kebangsaan, Begini Komentar Gubernur LIRA Sulsel
Kapolda Absen Dialog Kebangsaan, Begini Komentar Gubernur LIRA Sulsel

MAKASSAR, BERITA-SULSEL.COM – Ukuran keberhasilan polisi tak hanya dilihat dari kemampuannya dalam mengungkap perkara atau kasus saja. Tapi jauh lebih penting keberhasilannya karena mampu meminimalisir keluhan masyarakat terkait gangguan keamanan dan pelayanan polisi secara kualitas maupun abuse of power.

Hal ini disampaikan Gubernur Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Sulsel, Ryan Latief disela-sela dialog Kebangsaan dengan tema ” Meneguhkan Semangat Nasioanalisme dalam Menjaga Keutuhan NKRI” di salah satu warkop dibilangan Jalan Sultan Alauddin, Sabtu (13/8/2016).


Kata Ryan, hal yang lebih penting lagi jika masyarakat bisa merasa dekat dengan polisi. Sebagaimana komitmen Kapolri yang baru, Komjen Tito Karnavian untuk melakukan pembenahan internal Polri secara sistemik dan pelayanan publik.

“Saya sangat menyayangkan Kapolda atau perwakilannya tak hadir dalam diskusi ini. Katanya mau dekat dengan masyarakat, kenapa diskusi kebangsaan dengan berbagai lembaga perwakilan polisi tak hadir,” ujarnya.

Dialog ini menghadirkan perwakilan Pangdam VII Wirabuana, Anggota DPD RI AM. Ikbal Parewangi, Guburnur LlRA Sulsel Ryan Latief dan Arqam Azikin sebagai pengamat politik kebangsaan.

Baca Juga

Sambut HUT RI ke 71, LIRA Makassar Gelar Dialog Kebangsaan

Ini Tanggapan Gubernur Lira Sulsel Soal Perkumpulan Olies Datau

Ryan Latief : LSM Lira Jusuf Rizal Berbeda dengan Olies Datau

Menurutnya, Polda adalah pengayom masyarakat, sudah seharusnya mereka dekat dengan masyarakat. Dialog bersama dengan LSM, Mahasiswa bahkan perwakilan jurnalis sangat penting guna menjaga keamanan secara bersama-sama.

“Masyarakat ingin dekat dengan pihak kepolisiaan seperti dalam Babimkantitmas, jangan sampai masyarakat beranggapan bahwa pihak kepolisian adalah sesuatu sosok yang menakutkan. Jika Kapolda tak bisa hadir, minimal ada perwakilannya,” paparnya. (*)

Comment