Banyak Orang Berfikir HIV / AIDS Tidak Dapat Disembuhkan, Benarkah?

Banyak Orang Berfikir HIV / AIDS Tidak Dapat Disembuhkan, Benarkah?
Banyak Orang Berfikir HIV / AIDS Tidak Dapat Disembuhkan, Benarkah?

BERITA-SULSEL.COM – Kebanyakan orang berpikir bahwa HIV/AIDS tidak dapat disembuhkan, karena belum ada obatnya. Untuk mengetahui faktanya, yuk simak penjelasan berikut ini.

Dahulu HIV/AIDS dianggap sebagai penyakit yang sangat menakutkan. Pemikiran yang tertanam di benak banyak orang adalah penyakit ini tidak dapat disembuhkan, dan berujung pada kematian.


Tak sedikit orang yang berpikir bahwa penderita penyakit ini (ODHA) tidak lagi dapat hidup normal. Namun, pada tahun 1996, dunia kesehatan berhasil menemukan adanya obat untuk mengontrol HIV/AIDS.

Obat ini disebut dengan antiretroviral (ARV) oleh para ahli. Penemuan ARV merupakan momentum dalam perawatan ODHA. Bahkan, saat ini perkembangan teknologi membuat obat-obatan golongan antiretroviral semakin berkembang.

Pengobatan ini memang belum mampu menyembuhkan penyakit secara keseluruhan. Namun secara dramatis pengobatan ARV dapat menghambat perkembangan virus, meningkatkan kualitas hidup ODHA, serta menurunkan risiko penularan.

Sehingga saat ini, HIV/AIDS telah diterima sebagai penyakit yang dapat dikendalikan dan tidak lagi dianggap sebagai momok yang menakutkan. Beberapa jenis obat antiretroviral antara lain Evanfirenz, Lamivudine, Zidovudine, dan Nevirapine.

ARV harus dikonsumsi seumur hidup oleh penderitanya. Dengan kepatuhan dalam mengonsumsi obat dan menjaga kondisi tubuh tetap prima, maka seorang ODHA dapat hidup, bekerja, dan beraktivitas seperti halnya orang sehat.

Seorang ODHA yang rutin mengonsumsi ARV secara teratur memiliki angka harapan hidup yang sangat tinggi bahkan hingga puluhan tahun. Keadaan ini dapat diartikan bahwa sesungguhnya seorang ODHA ‘dapat’ sembuh.

Jadi, stigma bahwa HIV/AIDS merupakan penyakit yang amat menakutkan telah jauh berubah. Dengan adanya obat-obatan penghambat perkembangan virus ini, seorang ODHA dapat hidup dan beraktivitas seperti orang normal lainnya.

sumber : klikdokter


Comment