Delman Maros Kini Keberadaannya Berada di Tepi Zaman

Laporan : Herawati dan Irianti
Mahasiswa UIN Alauddin Makassar
Melaporkan dari Makassar

Delman Maros Kini Keberadaannya Berada di Tepi Zaman

MAKASSAR, BERITA-SULSEL.COM – Di masa yang lalu anak-anak kecil saat hendak tidur seringkali dinyanyikan lagu oleh orang tuanya, karangan Pak Kasur dengan penggalan lirik lagu sebagai berikut: Pada hari Minggu kuturut ayah ke kota, naik delman istimewa kududuk di muka.


Delman itu bagi masyarakat desa merupakan alat ampuh yang tersedia berfungsi sebagai sarana transportasi mengangkut orang dan barang menuju kota. Hal itu dimungkinkan, karena sarana jalan dan angkutan moderen berupa mobil dan motor belum seramai dan sebanyak dalam kondisi kekinian.

Tetapi dalam perubahan zaman yang sangat luar biasa cepat itu, delman yang ditarik dengan kekuatan tenaga kuda secara perlahan mulai tergusur dan tergeser dengan sarana transportasi moderen itu. Angkutan pedesan beralih ke mobil dengan kecepatan dan daya angkutnya yang cukup besar.

Maka jadilah delman dan kusirnya seperti menonton proses perubahan itu. Angkutan tradisional ini secara perlahan-lahan menuju ke tepi zaman. Delman yang cukup berjasa itu kemudian bakal disimpan rapi dalam museum sebagai kenangan bagi anak-anak cucu.

Kenyataan delman dan kusirnya bakal menuju ke senjakala itu juga ditemukan di Kelurahan Pallantikan, Kecamatan Maros Baru Kab.Maros. Pak Bundu kusir delman itu, kurang lebih 10 tahun menekuni proses kusir dengan rute dari rumahnya ke Pasar Sentral Maros.

Ditemui Minggu, (26/3/2017) di rumahnya, pria yang mengalami penuaan dengan pendengaran yang tidak normal lagi dengan suara getir menuturkan, pilihan jadi kusir delman untuk menghidupi istri dan keempat anaknya.

Penghasilan yang diperoleh dari kusir delman, setiap kali hari pasar kurang lebih Rp.50.000-Rp.70.000, itupun jika banyak penumpang yang menaiki dokarnya, ujarnya.

Usia kusir delman ini terbilang cukup tua, tapi dia masih bertahan sampai saat ini melakoni profesi kusir, dikarenakan tidak ada pilihan lain dalam menghidupi kebutuhan sehari-hari keluargnya.

Bundu akan tetap bertahan menjalani profesi kusir delman karena menurutnya delman ini menjadi alat transportasi tradisional yang patut dilestarikan, ujarnya dengan tegas. (herawati-irianti-miftahull/yahya)

Comment