Kopi Di Dinding untuk Hari Jadi Bone ke 687

Waris Hasrat

Saat menulis naskah ini suasana menjelang peringatan Hari Jadi Bone (HJB) ke 687, sebagai warga Bone, ada beban ‘kewajiban sejarah’ untuk berpartisipasi dan terlarut dalam pesta kebersamaan rakyat Bone yang seharusnya larut dalam kebahagiaan momentum ini.

Iya, moments HJB seharusnya dinikmati 101% warga Bone, mulai pejabat hingga rakyatnya, mulai orang kayanya hingga orang miskinnya.


Lalu apa yang bisa saya berikan ditengah hiruk piruk moment HJB, yang kira-kira bisa dinikmati 101% warga Bone ini?

Saya coba tawarkan ide tentang Kopi, kenapa harus Kopi? Karena Kopi ‘mungkin’ menjadi minuman wajib di Bone.

Nyaris setiap hari satu hingga dua gelas kopi wajib diseruput, mulai dari kopi buatan istri di rumah hingga kopi dengan nama-nama ‘aneh’ di cafe mewah.

Kepopuleran minum kopi bahkan dilegitimasi Bupati Bone Andi Fahsar M Padjalangi melalui foto saat beliau meminum secangkir kopi, foto ini viral di Medsos, bahkan menjadi sampul buku hingga di cetak di bingkai dan dijadikan pajangan di dinding cafe.

Lalu bagaimana nikmatnya segelas kopi bisa dirasakan seluruh rakyat Bone?.

Salah satunya dengan konsep ‘Kopi di dinding’, idenya sendiri saya ‘Copas’ dari cerita yang pernah saya baca di internet, walau demikian saya rasa ide ini bisa ‘berbagi’ rasa nikmatnya segelas kopi.

Saya mencoba menawarkan ide ini di Cafe Kusuka, Jalan Merdeka, Kota Watampone dan meminta mereka menyiapkan sebidang papan tulis di belakang kasirnya.

Ketika Anda ngopi di Cafe ini, dan uang di dompet Anda berlebih, sisihkanlah Rp10.000 uang Anda untuk membayar lebih satu gelas kopi di dinding.

Kasirnya akan membuat struk pembayaran Anda dan menempelnya di papan itu. Satu struk untuk satu gelas kopi dinding.

Lalu untuk siapa pembayaran kopi di dinding itu? Itu untuk orang-orang yang tidak mampu membeli segelas kopi, ketika mereka datang dan ingin ngopi ke Cafe ini, cukup meminta struck di dinding untuk di tukar dengan segelas kopi.

Saya mau bilang, tularkanlah kebahagiaan di HJB Bone tahun ini, karena kebahagiaan meneguk secangkir kopi adalah hak yang sama bahkan bagi mereka yang tak ‘berduit’ sekalipun.

Anggaplah Anda sedang mentraktir, toh, saya yakin hal yang lumrah Anda mentraktir teman semeja Anda di cafe.

Bedanya, Anda hanya tidak pernah tahu siapa yang Anda Traktir, begitu juga mereka yang tidak pernah tahu dari siapa secangkir kopi yang mereka nikmati.

Bayangan jika semua cafe di Bone menerapkan ‘kopi di dinding’, tentu istilah ‘kita sama dihadapan secangkir kopi’ adalah hal yang nyata di Bone.

Selamat ber-HJB ke 687, semoga semuanya menjadi lebih baik dibandingkan sebelumnya

‘sumange tea lara’

WARIS HASRAT

Comment