Jokowi: Umat Islam Adalah Korban Terbanyak dari Terorisme

Jokowi: Umat Islam Adalah Korban Terbanyak dari Terorisme

RIYADH, BERITA-SULSEL.COM – Terorisme telah menyerang dunia. Tidak hanya negara-negara seperti Perancis, Belgia, Inggris, dan Australia, teroris juga menyasar Indonesia, Irak, Suriah, Libya, dan Yaman.

“Dunia marah dan berduka melihat jatuhnya korban serangan terorisme di berbagai belahan dunia,” ujar Jokowi di Konferensi Tingkat Tinggi Arab Islam Amerika di Riyadh, Arab Saudi, Minggu (21/5/2017) seperti dikutip dari siaran pers resmi Istana.


Selain prihatin terhadap korban teror di sejumlah negara barat, Jokowi mengatakan seharusnya dunia juga harus bersimpati terhadap korban teror di negara-negara berpenduduk Muslim. Sebab, Jokowi menyebut, korban aksi teror tersebut justru paling banyak adalah umat Muslim sendiri.

“Umat Islam adalah korban terbanyak dari konflik dan radikalisme terorisme,” ujar Jokowi.

Oleh sebab itu, dalam penutupan pidatonya, Jokowi mengingatkan bahwa kerja sama pemberantasan radikalisme dan terorisme harus ditingkatkan, termasuk dalam hal pertukaran informasi intelijen; pertukaran penanganan FTF (Foreign Terrorist Fighters) dan peningkatan kapasitas.

Jokowi berharap negara-negara di dunia berupaya menghentikan aliran dana kepada kelompok terorisme.

“Semua sumber pendanaan harus dihentikan. Kita semua tahu banyaknya dana yang mengalir sampai ke akar rumput di banyak negara dalam rangka penyebaran ideologi ekstrem dan radikal. Semua aliran dana harus dihentikan,” ujar Jokowi.

Jokowi juga meminta negara-negara di dunia menyelesaikan akar persoalan terorisme. Ketimpangan sosial dan ekonomi harus diakhiri diiringi dengan kebijakan penguatan ekonomi inklusif bagi kelompok yang rentan terjun ke dunia radikalisme.

Jokowi mengatakan yang terjadi saat ini jutaan orang harus keluar dari negaranya untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Sementara jutaan generasi muda kehilangan harapan masa depannya.

“Kondisi ini membuat anak-anak muda frustasi dan marah. Rasa marah dan frustasi ini dapat berakhir dengan muculnya bibit-bibit baru ektremisme dan radikalisme,” kata Jokowi.

Comment