Samsu Niang, Si Penjual Jalang Kote Kini Menjadi Wakil Rakyat

Samsu Niang

SOPPENG, BERITA-SULSEL.COM – Bekerja keras dan tekun akan memberikan hasil baik. Seperti yang dialami Samsu Niang, seorang anak petani lahir dari daerah terpencil yakni Desa Pising, Kecamatan Donri-donri, Kabupaten Soppeng.

Ditemui di Yayasan Pendidikan Mainnong Soppeng, Samsu Niang menceritakan perjuangan hidupnya hingga menjadi anggota DPR RI. Lelaki yang lahir di Pising 16 Februari 1964 silam itu mengatakan, ayahnya seorang petani sementara ibunya hanya seorang ibu rumah tangga.


Kehidupan keluarga yang tergolong di bawah ekonomi lemah, serta bersaudara dengan 8 orang membuat dirinya harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup serta melanjutkan sekolahnya. Ia rela berjualan jalang kote keliling kampung demi membantu keluarganya.

“Dasar itulah saya berusaha membantu keluarga mendapatkan uang sekolah. Selain berjualan jalang kote, saya juga es lilin, dan jajanan lain untuk melanjutkan sekolah saya,” ujarnya saat ditemui setelah pembukaan lomba qasidah dan salawat badar di SLB Mainnong, Rabu (31/5/2017).

Selain keterbatasan orang tua membuatnya bekerja keras. Teriakan teman sekelasnya saat mengikuti gerak jalan di acara 17 Agustusan waktu itu.

“Saat saya mengikuti gerak jalan, ada berteriak “itu penjual jalang kote”. Pikiran saya saat itu harus menjadi orang besar dan hebat. Saya menjadikan kata mereka sebagai motivasi,” ujar Wakil Ketua FGGI (Federasi Guru Independen Indonesia) Korlap Indonesia Timur .

Mantan Wakil Ketua Partai PDK Kota Makassar itu mengakui, setelah tamat Sekolah Menegah Pertama (SMP), Samsu Niang hijrah ke Makassar dan tinggal bersama dua kakanya yang mempunyai usaha menjahit. Orang tua sudah tak mampu membiayai sekolahnya.

Sekali sekali ia membantu kakaknya menjahit jika ada waktu luang, rutinitas tersebut dilakukan terus sampai menginjak bangku kuliah.

Saat itu, saya tak lagi tinggal bersama orang tuanya. Saya bersama kakak yang berprofesinya sebagai penjahit. Kakak saya inilah yang berjasa besar menyekolahkan saya dari SMA hingga sarjana,” ujar suami Suryani ini.

Samsu berhasil masuk di jurusan Ilmu Keolahragaan IKIP Ujung Pandang kala itu. Saat kuliah pun Samsu Niang masih harus membantu kakaknya. Namun, biaya kuliahnya sedikit ringan dengan adanya beasiswa yang diterima dari kampus.

Di Yayasan Mainnong tersebut, Samsu Niang juga mengisahkan dirinya yang tak naik kelas. Namun bukan karena prestasinya yang kurang, akan tetapi pada waktu itu ia tak mampu membayar uang SPP. Namun, dengan adanya keluarga yang prihatin dengan dirinya untuk membayarkan sehingga naik kelas.

“Saat itu, Saya pulang menangis karena tidak naik kelas. Saya tidak bisa bayar SPP. Untung, saat itu ada keluarga terketuk hatinya untuk membantu supaya saya membayar SPP hingga saya bisa naik kelas,” kenangnya.

Samsu Niang mengisahkan, tahun 2004 ia mengundurkan diri jadi pegawai Negeri Sipil (PNS) demi mencalonkan diri menjadi anggota dewan. Saat itu jabatannya yang diembannya sebagai wakil kepala SMP 32 Makassar. Bahkan keluarganya menangis atas pengunduran dirinya itu.

“Pada waktu itu bapak walikota menawarkan saya sebagai kepala sekolah dengan SK, tapi saya tinggalkan semua. Saat itulah saya mendaftar melalui PDK dan menjadi pimpinan DPR di Makassar tahun 2009 sampai 2014. 2014 saya pindah di PDI Perjuangan dan menjadi anggota DPR RI,” Samsu Niang mengisahkan. (Henrik)

Comment