Market Share Ekonomi Syariah Terus Tumbuh

Market Share Ekonomi Syariah Terus Tumbuh

MAKASSAR, BERITA-SULSEL.COM – Mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam dinilai dapat meningkatkan pangsa pasar (market share) ekonomi syariah. Market share ekonomi syariah yang baru 5 persen diyakini akan terus tumbuh seiring masifnya sosialisasi keuangan dan ekonomi syariah.

Hal ini mengemuka dalam kegiatan sosialisasi ekonomi dan keuangan syariah kerjasama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional VI Wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua), Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), dan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Provinsi Sulawesi Selatan di Hotel Singgasana, Jalan Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (26/7/2017).


Pemateri dalam sosialisasi antara lain Ketua MES Sulawesi Selatan Mukhlis Sufri, Ketua Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Sulawesi Selatan Kamaruddin Kamisi, Kepala Cabang BRI Syariah Makassar Bambang Sutedjo, dan mantan Ketua Asbisindo Sulawesi Selatan Abdul Gafar Lewa selaku moderator.

Dalam sosialisasi tersebut, hadir akademisi, pelaku UKM, Baitul Mal wat Tamwil (BMT), koperasi, dan ormas Islam, termasuk pengurus Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Sulawesi Selatan.

Menurut Ketua MES Sulawesi Selatan Mukhlis Sufri, kesadaran masyarakat menggeluti ekonomi syariah mulai berkembang. Termasuk di Sulawesi Selatan sendiri, kata Mukhlis, perbankan syariah sebagai lembaga intermediasi dipandang dapat menggerakkan sektor riil.

Tidak hanya aspek perbankan syariah yang perlu dikembangkan. Tetapi juga wisata syariah, travel syariah, dan industri keuangan non bank. “Mari masyarakatkan ekonomi syariah dan mensyariahkan ekonomi masyarakat menuju keuangan inklusif,” urainya.

Sebab itu, kata Mukhlis, perlu adanya penajaman strategi dalam rangka meningkatkan market share ekonomi syariah. “Pertama melalui kerjasama antara penggiat, pemerhati, akademisi, dan pelaku bisnis syariah. Semuanya bersama-sama menggerakkan ekonomi syariah ini,” kata Mukhlis.

Kedua, perlu dibentuk lembaga seperti Klinik Bisnis Syariah (KBS). Klinik ini menjadi lembaga yang mengedukasi dan mendampingi masyarakat di bidang ekonomi syariah. “Posisi strategis masjid, pesantren, dan kampus dapat dijadikan sebagai lokasi KBS,” jelasnya.

Pihaknya menambahkan, banyaknya masjid dan pesantren di Sulawesi Selatan, menjadi potensi pengembangan ekonomi syariah. “Dana tabarru’ bisa dikembangkan. Jamaah masjid bisa menjadi pelaku sekaligus pasar, seperti pengurus masjid mendirikan mini market syariah. Syaratnya, dana masjid ditabung di bank syariah,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Ketua Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Sulawesi Selatan Kamaruddin Kamisi menguraikan, saat ini perbankan syariah giat menyosialisasikan literasi keuangan syariah. “Melalui pendekatan persuasif kepada masyarakat, diantaranya sosialisasi mulai dari SD, SMP, SMA, Perguruan tinggi,” ucapnya.

Ia berharap peran mubalig membantu tugas perbankan syariah. “Kami berharap, ulama bisa menyosialisasikan perbankan syariah,” tuturnya.

Selain sosialisasi, perbankan syariah giat meningkatkan pelayanan kepada nasabah. “Sebab peluang ekonomi syariah masih besar. Buktinya orang Makassar, bisa umroh 3-4 kali dalam setahun,” ucapnya. (*)

Comment