Bangun Empati, Sekolah Athirah Gelar Donasi Kemanusiaan untuk Muslim Rohingya

Ilmaddin Husain
Guru SMA Islam Athirah Bukit Baruga
Melaporkan dari Makassar

Bangun Empati, Sekolah Athirah Gelar Donasi Kemanusiaan untuk Muslim Rohingya

MAKASSAR, BERITA-SULSEL.COM – Penderitaan umat Islam yang terjadi di Rakhine, Myanmar telah menggugah solidaritas kemanusiaan dari berbagai daerah di Indonesia. Persaudaraan sesama umat Islam (ukhuwah islamiah) dan persaudaraan sesama manusia (ukhuwah insaniah) menjadi dorongan untuk memberi bantuan secara moril maupun materiil.


Direktur Sekolah Islam Athirah Syamril ST MPd mengatakan, penggalangan dana sebagai momentum membangun ukhuwah islamiah dan ukhuwah insaniah. “Agar muncul perasaan bahwa umat Islam sebagaimana tubuh yang satu. Tidak ada batas negara. Kalau ada yang membutuhkan, maka kita bantu,” sebutnya disela-sela penggalangan dana di Lapangan Sekolah Islam Athirah Bukit Baruga, Jalan Raya Baruga, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (11/9/2017).

Sekolah Islam Athirah bekerjasama dengan Dompet Duafa Sulawesi Selatan untuk menyalurkan donasi kemanusiaan. Kegiatan sosial ini diawali pembacaan ayat suci Alquran, sambutan Direktur Sekolah Islam Athirah, tausyiah, dan doa. Acara dimulai sejak pukul 08.00 Wita hingga pukul 09.30 Wita.

Menurut Syamril, peristiwa krisis kemanusiaan yang terjadi di Rohingya menunjukkan hilangnya rasa kemanusiaan dan keadilan. “Sila kedua Pancasila berbunyi kemanusiaan yang adil dan beradab. Jika dunia ingin damai, syaratnya adalah keadilan,” tuturnya.

Dalam sambutannya, Syamril menyampaikan kandungan Alquran Surah Almaidah ayat 32. Barang siapa yang membunuh satu jiwa tanpa alasan yang dibenarkan, katanya, maka sama halnya membunuh semua umat manusia. “Barang siapa yang menyelamatkan satu jiwa, maka sama dengan menyelamatkan seluruh umat manusia,” ujarnya dihadapan guru, karyawan, siswa, dan orang tua yang memadati lapangan.

Minoritas umat Islam di Rakhine dinilai mengalami pelanggaran HAM berat. Mereka mengalami diskriminasi yang membatasi mobilitas. Militer Myanmar memaksa mereka meninggalkan negara bagian Rakhine. Bahkan, saat akan melewati perbatasan, beberapa diantara mereka mengalami kehilangan anggota tubuh akibat menginjak ranjau.

Tidak sedikit yang tenggelam saat perahu yang mereka tumpangi terbalik di sekitar perairan Myanmar-Bangladesh. Bantuan yang dapat diberikan umat Islam yang terkena dampak kejahatan kemanusiaan di Myanmar adalah berupa makanan, obat-obatan, dan pakaian.

Dari kegiatan penggalangan dana, Sekolah Islam Athirah Bukit Baruga berhasil mengumpulkan dana sejumlah Rp 72.270.200. Melalui penggalangan dana, pihaknya ingin membangun rasa kepedulian para siswa dan siswi. “Kita ingin membangun empati terhadap umat islam yang lain,” katanya. (*)

Comment