Hubungan Neymar di PSG Tak Seharmonis Saat di Barca

Hubungan Neymar Tak Harmonis Seperti di Barca

BERITA-SULSEL.COM – Kasihan Neymar. Kemarin, ia ingin menendang penalti untuk pertama kalinya sejak berseragam PSG. Namun kesempatan itu urung ia dapatkan lantaran kalah berebut dengan rekannya, Edinson Cavani. Ia pun harus menerima kenyataan tersebut dengan mimik muka kecewa.

Kejadian tersebut terjadi ketika PSG menghadapi Lyon (18/9). Dalam pertandingan itu, PSG mendapat hadiah penalti pada menit 79. Cavani kemudian maju sebagai penendang bola dari titik putih. Neymar sempat menghampiri mencoba untuk meminta izin, dia ingin menendang. Namun permintaan tersebut tak mendapat sambutan baik dari Cavani. Cavani pun tetap maju dan akhirnya eksekusinya gagal berbuah gol.


Dalam satu kesempatan lain, PSG kembali mendapatkan hadiah tendangan bebas. Lagi-lagi Cavani ingin mengambil kesempatan itu. Dani Alves melarangnya. Ia menahan bola di tangannya lalu memberikan bola pada Neymar. Maka, giliran Cavani pergi dengan perasaan kecewa.

Semua kejadian tersebut sudah cukup untuk membuktikan kurangnya keharmonisan di dalam tubuh PSG.

Lalu perkara tersebut mengundang geram pelatih PSG, Unai Emery. Ia kurang berkenan dengan para pemain yang bersikap demikian dalam pertandingan resmi.

“Setelah [kejadian] itu, kami akan membuat pengaturan secara internal untuk penalti berikutnya, karena saya kira kedua pemain itu sama-sama mampu, dan saya ingin keduanya menjadi eksekutor. Jika memang tak ada kesepakatan, saya yang bakal memutuskan. Saya tak ingin hal ini menjadi masalah untuk kami.”

Itulah masalah yang baru saja dihadapi Neymar di PSG. Dari masalah tersebut, mungkin ia akan segera menyadari bahwa bermain di PSG, berarti ia juga harus bisa bertarung dengan rasa egoisme yang tinggi di antara rekan-rekannya. Berbeda ketika masih bermain di Barcelona, di mana meskipun bermain dengan rekan bertabur bintang, namun ia sering mendapat perlakuan manja.

Keputusan Neymar Pindah ke PSG Bisa Berbuah Buruk

Neymar pindah ke PSG pada bursa transfer musim panas tahun ini. Baru saja kemarin. Ia meninggalkan Barcelona setelah klausul pelepasannya ditebus dengan harga 222 juta euro.

Bergabung dengan PSG merupakan lonjakan peningkatan gaji yang masif bagi Neymar. Pada tahun 2017 saat masih di Barcelona, Neymar mendapat bayaran 17,6 juta euro per tahun. Di PSG, gaji Neymar meningkat menjadi 30 juta euro per tahun atau 2,6 juta euro per bulan. Jika dikonversi, gaji Neymar selama sebulan hampir senilai Rp 41 miliar.

Penting untuk kalian tahu, hanya dengan sebulan gaji Neymar, uang itu sudah bisa untuk membayar gaji Presiden Indonesia selama 1.355 bulan atau 113 tahun.

Meski punya bayaran gede, kepindahan Neymar ke PSG bisa menjadi langkah yang tidak tepat. Seperti yang kita diketahui, PSG adalah sebuah klub yang bermain di Ligue 1 yang popularitasnya masih kalah jauh dari La Liga. Artinya, Neymar punya potensi meredup dalam waktu relatif singkat—kecuali jika klub asal kota Paris tersebut memang bisa menunjukkan taringnya di berbagai kompetisi baik di level lokal dan internasional.

Selain itu, kepindahan Neymar bisa menimbulkan kesan yang sebelumnya baik menjadi buruk. Ketika Neymar memutuskan pindah ke PSG, banyak komentar miring tentangnya—terlebih dari fans Barca. Mungkin ada dari sebagian mereka yang mengatakan Neymar hanya memburu bayaran tinggi di PSG, bukan sepenuhnya atas nama sepakbola.

Namun yang pasti masalah Neymar di PSG adalah menghadapi persaingan egoisme antar pemain. Sejak PSG mendapat suntikan dana dari investor Qatar sejak 2011, mereka mendatangkan pemain-pemain bintang. Hampir selama enam tahun terakhir, mereka selalu melakukan pembelian besar yang menyita perhatian dunia—yang terakhir adalah pembelian Kylian Mbappe senilai 188 juta euro.

Memang tak ada yang salah dengan pembelian yang dilakukan PSG. Namun kehadiran pemain bintang terkadang justru membuat masalah di dalam klub. Sebab, pemain yang sudah memiliki nama besar itu cenderung terlalu percaya pada dirinya sendiri, individualismenya begitu tinggi. Dan hal itu paling tidak sudah terbukti dengan kejadian rebutan penalti antara Cavani dan Neymar.

Neymar sendiri mengawali kariernya di PSG dengan bagus. Ia sudah mencetak lima gol sejauh ini. Namun tiga gol di antaranya ia cetak melalui aksi individu; sedangkan dua gol lainnya baru mendapat assist dari rekannya. Ini membuktikan ia belum mampu bermain secara harmonis bersama PSG.

Neymar dan Kebahagiaan Hakiki di Barcelona

Alasan Neymar pindah ke PSG salah satunya diduga karena ingin menjuarai Ballon d’Or. Ia disebut merasa tak betah karena sinarnya selalu ditutupi oleh Lionel Messi– yang menjadi finalis perebutan gelar individual tersebut selama delapan tahun terakhir.

Jika dugaan itu benar, pun alasan itu tak tepat jika dijadikan alasan utama bagi Neymar. Sebab, jika ia mau sedikit bersabar di Barca, ia punya kemungkinan besar menyabet gelar pemain terbaik yang selama ini ia impikan. Apalagi saat ini Messi sudah berusia 30 tahun. Barangkali lepas lima tahun di depan, Neymar lah yang akan menggantikan posisi Messi seperti sekarang.

Selain itu, Neymar juga sering mendapat perlakukan istimewa dari rekan-rekannya selama di Barcelona. Pemain asal Brasil tersebut adalah pemain termuda di antara tiga penyerang Barca yang dikenal dengan MSN (Messi- Suarez-Neymar). Wajar jika Messi dan Suarez memanjakannya.

Semua pasti sepakat jika Suarez dan Messi adalah pemain bintang yang sudah tersohor di dunia sepakbola. Namun demikian, mereka mampu menahan ego masing-masing sehingga mereka begitu produktif dalam mencetak gol.

Sebaran dalam mencetak gol pun cenderung merata dan masing-masing bersedia saling membantu. Ketika masih main bersama, masing-masing dari MSN sering mengungkapkan bahwa kunci kesuksesan mereka adalah kemampuan meredam ego. Alhasil, terhitung dari 2014-2017, MSN total mencetak 364: Lionel Messi (154 gol), Luis Suarez (121 gol), Neymar (90 gol).

Yang paling kentara dari keharmonisan di dalam skuat Barca yaitu ketika Neymar minta izin pada Messi melakukan tendangan penalti. Kepada rekannya tersebut, Messi tampak dengan senang hati menyodorkan bola. Tak perlu rebutan.

Setelah pengalaman yang baru saja dialami Neymar di PSG, ia pasti akan segera menyadari betapa pentingnya bermain dengan rekan yang baik – yang selalu memanjakan, memberinya kasih sayang, kehangatan, keharmonisan dan lain sebagainya seperti yang ia dapatkan selama di Barcelona. Adakah yang lebih membahagiakan dari itu semua di dunia ini?

Jika suatu saat nanti Neymar rindu pada Barca maka perasaan itu adalah sesuatu yang wajar. Tetapi, apakah para pendukung Barca akan menyambut kehadirannya kembali jika ada kesempatan?

bola.net

Comment