Tips Kesehatan FKM UMI. Pentingnya 1000 Hari Pertama Kelahiran Hidup

Asrida Mahmud

MAKASSAR, BERITA-SULSEL.COM – 1000 hari pertama kelahiran hidup merupakan masa yang sangat penting bagi bayi. 1000 hari pertama kelahiran hidup dimulai dari dalam kandungan. Yaitu 9 bulan dalam kandungan, dilanjutkan hingga 2 tahun kehidupan sejak bayi lahir.

Mengapa pada masa ini sangat penting? dosen Kebidanan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia (FKM UMI), Asrida Mahmud menjelaskan, pada masa ini terjadi pertumbuhan serta perkembangan organ dan sistem tubuh manusia atau si bayi.


Menurut perempuan kelahiran Makassar 7 Januari 1990 ini, pemahaman masyarakat, khususnya di Kota Makassar masih sangat kurang mengenai hal ini. Terlihat dari bayaknya orang tua yang memberikan susu formula pada bayi yang masih berusia dibawah 6 bulan dengan alasan tidak rasional.

“Mungkin kalau ibunya sakit, alasannya bisa diterima. Tapi kalau bilang susu formula lebih baik, itu salah. Ada juga ibu yang memberikan bayi makanan pada umur 4 dan 5 bulan, padahal belum waktunya,” ujarnya.

Asrida berharap, masyarakat bisa lebih memperhatikan 1000 hari pertama kelahiran hidup sang bayi. Masa itulah yang akan menentukan bagaimana kondisi bayi kedepannya.

“Masyarakat harus bisa lebih peduli dengan hal-hal seperti ini, kami pun dari pendidik sedang berjuang untuk memberikan pengertian, khususnya kepada masyarakat yang masih kurang pemahamannya. Salah satunya dengan cara mengadakan seminar kesehatan,” jelasnya.

Nutrisi yang Penting Diperhatikan

1. Masa kehamilan selama 9 bulan atau 280 hari

– Protein diperlukan untuk pembentukan jaringan baru, pertumbuhan organ pada janin dan perkembangan kandungan pada ibu. Kekurangan protein berdampak buruk pada janin, seperti bayi berat lahir rendah dan terjadi cacat.

– Zat besi, asam folat, dan kalsium Guna zat besi pada kehamilan untuk peningkatan pembentukan sel darah merah. Biasanya ibu hamil diberikan tablet zat besi selama kehamilan.

Zat besi juga bisa didapatkan dari makanan seperti sayuran yang berwarna hijau.
Asam folat juga tidak kalah pentingnya. Selain membantu dalam perkembangan embrio, juga sangat penting dalam pembentukan dan perkembangan pada otak.

Pemberian asam folat ini sangat penting pada kehamilan, utamanya pada 3 bulan pertama, disitu terjadi pembentukan otak bayi. Asam folat bisa diperoleh dari makanan seperti kerang, kacang-kacangan, dan tempe.

– Pemberian kalsium pada bayi gunanya untuk pembentukan tulang dan gigi. Jika ibu hamil kekurangan kalsium, biasanya di ambil dari cadangan kalsium pada tulang ibu.
Hal ini bisa menyebabkan tulang keropos (osteoporosis), makanya ibu hamil biasanya banyak yang mengeluh giginya keropus atau rapuh.

2. Masa 0-6 Bulan atau 180 hari.
Pada masa ini ada dua hal yang wajib diperhatikan ibu.

– Pertama, pemberian IMD atau inisiasi menyusui dini, proses ini dilakukan waktu awal bayi lahir diletakkan di atas perut ibu dan dibiarkan sendiri untuk mencari puting susu ibunya sehingga bayi bisa mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) pertama atau biasa di sebut dengan Kolustrum.
Kalau orang tua jaman dulu, biasanya ASI pertama dibuang. Padahal kolustrum ini sangat penting untuk bayi, karena memiliki kandungan anti bodi (zat kekebalan) yang dapat melindungi bayi dari alergi dan infeksi.

– Kemudian pemberian ASI Ekslusif. Hal ini dilakukan sejak bayi lahir hingga usia 6 bulan tanpa bantuan apapun, termasuk air putih dan susu formula. Pemberian ASI selama 6 bulan sangat penting bagi bayi yah.

3. Masa 6-24 bulan atau 540 hari

Pada umur 6 bulan keatas, bayi sudah boleh diberikan MP-ASI (Makanan Pendamping ASI). Pemberian MP-ASI juga ini bertahap.

– Seperti 6-8 bulan teksturnya harus halus dulu, kemudian 8-9 bulan sudah boleh agak lunak.
– 9-12 bulan boleh agak kasar. MP-ASI pada tahap ini tidak harus cair lagi, sudah boleh padat. Boleh tidak disaring, tapi masih tetap bubur.

– Nanti 12 bulan atau 1 tahun ke atas baru boleh pemberian makanan seperti makanan yang kita makan, tapi tetap harus diperhatikan dan kurangi makanan instan dan pemberian penyedap pada makanan. (*)

Comment