BERITA-SULSEL.COM – Cita-cita menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang mandiri dan berdaulat merupakan agenda jangka panjang yang butuh dukungan dan komitmen semua pihak.
Selain itu, upaya mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia yang di canangkan oleh Presiden Jokowi pada masa awal pemerintahan membutuhkan rencana strategis dengan mempertimbangkan kondisi nasional, regional dan internasional.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana konsepsi Indonesia sabagai poros maritim dunia tersebut, masuk dan teritegrasi dalam sistim perencanaan pembangunan jangka panjang dan jangka menengah nasional.
Untuk memberi sumbangan pemikiran tentang implementasi Poros Maritim Dunia, Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO) akan menyengggakan Kongres II yang akan dilaksanakan di Hotel Aryaduta Jakata pada tanggal 26-27 Januari 2018.
Ketua Umum ISKINDO, Zulficar Mochtar mengatakan bahwa Kongres II ISKINDO merupakan ajang konsolidasi organisasi, sekaligus akan membahas isu-isu strategis pembangunan maritim yang dilaksanakan oleh pemerintahan Jokowi-JK sekaligus memberikan rekomendasi tentang hal-hal yang perlu di akselerasi disisa akhir pemerintahan.
“Kongres akan memberikan rekomendasi strategis untuk percepatan poros maritim agar implementasi program pembangunan menjadi lebih nyata” kata Zulficar.
ISKINDO akan menyampaikan rekomendasi kepada pemerintah saat ini agar nuansa dan warna maritim yang lebih kental dimasukan dalam substansi perencanaan program dan pendanaan pembangunan jangka panjang nasional, apalagi menyongsong 100 tahun Indonesia merdeka pada tahun 2045 nanti.
Zulficar juga menambahkan bahwa ISKINDO akan mengusulkan kepada pemerintah agar menjadikan maritim sebagai tema, fokus dan prioritas Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2019. Hal ini mengingat bahwa dalam 4 tahun pelaksanaan pembangunan, maritim belum menjadi mainstream pembangunan oleh sektor-sektor lain.
Oleh karena itu, disisa waktu pemerintahan saat ini, hendaknya dilakukan akselerasi pembangunan sektor maritim dengan menjadikannya sebagai fokus dan prioritas pemerintah, termasuk dengan memacu investasi swasta yang lebih signifikan di bidang maritim.
“Fokus dan prioritas maritim mesti menjadi rencana kerja pemerintah 2019 nanti,” kata Zulficar.
Selain itu ISKINDO meminta pemerintah untuk segera merampungkan penyelesaian 9 Peraturan Pemerintah Turunan UU No.32/2014 tentang Kelautan. Setelah 3 tahun, sejak keluarnya UU No. 32/2014 tentang Kelautan terdapat 9 aturan turunan dalam bentuk Peraturan Pemerintah hingga saat ini belum keluar.
Hal ini menyebabkan tata kelola, perencaanaan kebijakan, perencanaan ruang laut dan peran serta masyarakat dalam pembangunan kelautan dan lain-lain belum dilakukan dengan baik. Berkaitan dengan hal tersebut, ISKINDI mendesak pemerintah untuk segera menyelesaikan Peraturan Pemerintah turunan UU No31/2014 agar menjadi panduan regulasi pembangunan kelautan.
Selanjutnya, ISKINDO meminta pemerintah untuk tetap konsisten memberantas dan mencegah praktik IUU fishing dan destructive fishing menuju perikanan berkelanjutan.
Hal ini mengingat degradasi ekosistem laut masih rentan, dan 90% perikanan global sudah fully exploited dan overfishing. Ha ini juga guna mersepon tuntutan industri perikanan yang makin peduli dengan isu keberlanjutan dan penangkapan yang ramah lingkungan.
Sementara itu, coordinator steering committe Kongres II ISKINDO, Verianto Madjoa yang juga sebagai Wasekjen ISKINDO mengatakan bahwa ISKINDO memiliki kekuatan sebanyak 16.000 alumni kelautan yang berasal dari 26 kampus dan tersebar di seluruh Indonesia memiliki kompetensi dan keahlian dibidang kemaritiman.
“ISKINDO melihat masih ada gap pembangunan maritim baik antar sektor, antar wilayah sehingga sinkronisasi pembangunan membutuhkan perencanaan yang terintegrasi dan SDM yang berkualitas” kata Verianto.
Dalam rangkaian pelaksanaan kongres II ISKINDO akan dilakukan seminar kelautan yang mengundang narasumber dari Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Koordinator Kemaritiman, Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Pariwisata, Ketua Forum Rektor dan Kadin. Acara Kongres akan dihadiri oleh sekitar 500 orang anggota ISKINDO dari unsur pengurus pusat, Dewan Penguus Wilayah, Majelis Pertimbangan Organisasi, dan Dewan Pembina ISKINDO.
Menurut Moh Abdi Suhufan sebagai Ketua Pelaksana Kongres II ISKINDO mengatakan bahwa Kongres ini merupakan momentum strategis sebab akan memilih ketua dan pengurus ISKINDO yang baru untuk periode 2017-2020.
“ISKINDO merupakan organisasi professional kesarjanaan yang selama ini berkontribusi dalam pembangunan di pusat dan daerah” kata Abdi.
Selain seminar, Kongres ISKINDO akan dirangkaian dengan kegiatan peluncuran Buku ISKINDO, penganugerahan ISKINDO AWARD dan Panggung Maritim.
Comment