Perempuan PAN se Sulsel Ketemu Kader di Makassar, Mereka Bahas Ini

BERITA-SULSEL.COM – Ratusan kader perempuan Partai Amanat Nasional (PAN) se Sulawesi Selatan (Sulsel) berkumpul di Makassar.

Mereka menggelar temu kader disalah satu hotel di Jalan Beulevard, Panakkukang, Makassar, Jumat (9/10/2019).


Kegiatan ini mengusung tema “Meningkatkan Peran Serta Perempuan PAN Dalam Kontestasi Politik”

Ketua Dewan Pimpinam Wilayah PAN Sulsel, Ashabul Kahfi mengatakan, bicara masalah perempuan tak akan ada ujungnya. Tak hanya dibahas dalam masyarakat. Bahkan, kitab suci agama Islam ada ayat tentang perempuan yakni Annisa.

Hal ini menunjukkan ada hal lebih kepada perempuan dibandingkan laki-laki. “Disinilah bukti hebatnya perempuan, bahkan Allah memberikan tempat khusus. Sehingga, mereka layak dimuliakan. Bahkan separuh penduduk dunia ini adalah perempuan,” ujarnya dihadapan ratusan kader perempuan PAN.

Kata Kahfi, perempuan adalah penerus generasi, merema punya potensi yang luar biasa. Sehingga, partai politik juga harus menyediakan ruang khusus bagi perempuan.

“Jika mereka yakni perempuan tak produktif, hal ini akan menjadi beban bagi negara, sehingga harus diberdayakan agar bisa memberikan sesuatu yang baik,” ujarnya.

Kahfi menjelaskan, perdebatan dalam agama maupun UU sudah selesai. Sehingga, kaum hawa ini harus didorong untuk menyadari kemampuan dan potensi mereka, khususnya dalam politik.

“Pemenuhan 30 persen di partai politik bukan hanya sebagai syarat semata. Tapi, pengembangan potensi perempuan. Sebab, 30 persen itu sangat kecil bagi saya,” paparnya.

“Seharusnya keterwakilan perempuan itu tak lagi melalui proses pemilihan, jika perlu langsung saja setiap Parpol mengutus kadernta. Tapi, harus melalui seleksi yang terukur. Sebab potensi dan kemampuan perempuan lebih luar biasa dibandingkan laki-laki,” tambahnya.

Sementara itu, anggota DPR-RI periode 2014-2019 sebagai Pergantian Antar Waktu (PAW) menggantikan Andi Taufan Tiro, Andi Yuliani Paris mengatakan, keterwakilan perempuan sebesar 30 persen jangan hanya sebagai prasyarat saja agar Parpol bisa ikut pemilu.

Kata dia, Parpol harus memberikan ruang khusus kepada perempuan. Termasuk nomor urut, perempuan harus nomor urut satu dan dua. Jangan tiga apa lagi terakhir.

“Jika satu dapil ada tujuh kursi, maka perempuan harus ada tiga. Jika itu tak terpenuhi, Parpol tak bisa ikut Pemilu. Hal ini menggambarkan akan pentingnya keterwakilan perempuan,” paparnya.

Hanya saja, kata Yuliani, perempuan jangan hanya dijadikan pelengkap di Parpol agar bisa ikut pemilu. “Parpol harus membantu kader perempuannya masuk ke parlemen,” terangnya.

Sementara itu, Ketua Pemberdayaan Perempuan dan Anak DPP PAN, Euis Fety Fatayati yang membuka temu kader tersebut mendorong setiap kaum hawa, khususnya di Sulsel untuk terus ikut berpolitik.

“Perempuan harus ikut berpolitik. Walau kaum hawa masih kurang di Parlemen. Saya sudah dua kali menjadi Caleg. Namun belum bisa masuk ke parlemen. Insya Allah 2019, kali ketiga saya menjadi Caleg,” paparnya. (*)

Comment