Santri Pesantren Muhammadiyah Kumpul di Pinrang

Laporan: Huriah Ali Hasan
Dosen Fakultas Imu Agama Islam Unismuh Makassar
PINRANG, BERITA-SULSEL.COM –  Ratusan santri pesantren se Sulsel yang berdiri di bawah persyarikatan Muhammadiyah, selama 3 hari yakni Kamis hingga Sabtu, tanggal 3-5 Mei 2018 berkumpul di Punnia Kecamatan Mattiro Bulu, Kabupaten Pinrang dalam kegiatan Kemah Tahfidz dan Bahasa.

Kegiatan itu tak hanya menyatukan para santri, tetapi juga mengasah dan menguji keterampilan yang telah didapatkan selama menuntut ilmu di pesantren masing-masing.


Kegiatan yang digelar Lembaga Pengembangan Pesantren Muhammadiyah (LP2M) Sulsel tersebut diawali dengan parade drum band dan karnaval yang diikuti oleh para santri, disaksikan langsung oleh Ketua PP Muhammadiyah, Drs Goodwill Zubair dan Ketua DPW Muhammadiyah Sulsel, Prof Dr Ambo Asse.

Di lokasi kemah tahfidz, para santri diperkenalkan langsung dengan alam melalui kegiatan perkemahan di area terbuka, yang berada di lokasi pondok pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Punnia Labumpung, Pinrang.

Ketua panitia Kemah Tahfidz dan Bahasa, Andi Aras MA mengatakan, tak hanya berinteraksi di alam terbuka, para peserta juga dilatih untuk berkompetisi. Kegiatan kompetisi yang digelar adalah kemampuan berbahasa, baik dalam menulis maupun berpidato dalam bahasa Arab dan bahasa Inggris.

Kegiatan lomba lainnya adalah qiraatul kutub (baca kitab gundul), hafal alquran, hafal hadits arbain (40 hadis), tilawatil quran, keterampilan baris berbaris berbahasa arab, nasyid, al fuqaha (stand up comedy), serta lomba pioneering (membuat miniatur).

Kegiatan kompetisi tersebut diikuti oleh santri tingkat madrasah Tsanawiyah dan Aliyah yang masing-masing terbagi putra dan putri, dengan syarat utama, telah hafal juz 30.

Menurut Aras, Kemah Tahfidz di Pinrang ini merupakan yang ketiga kali. Sebelumnya, telah dilaksanakan di Makassar dan di Balebo Masamba Luwu Utara.

Tema yang iangkat menuju pesantren Muhammadiyah yang unggul dan berdaya saing sebagai pusat kaderisasi ulama.

“Tujuan kegiatan adalah silaturahim dan saling tukar pengalaman antara para asatis (guru dan pembina pesantren) serta melatih dan mengembangkan kemandirian dan kreativitas santri menuju Islam berkemajuan, siap menjadi pemimpin masa depan yang berkarakyer dan berakhlakul karimah,” jelas Aras seraya menambahkan bahwa kegiatan kemah tahfidz merupakan program rutin tahunan LP2M Sulsel.

Aras memberi wejangan kepada para santri peserta Kemah Tahfidz dan Bahasa agar para santri bersemangat.

“bukan karena ada hal yang sulit, kita jadi tidak berani. justru karena kita tidak berani lah, hal itu jadi sulit,”ujarnya.

Sementara itu, koordinator tim juri, Dr Abdul Azis Muslimin mengatakan, juri yang dilibatkan dalam menilai para peserta kompetisi, didatangkan dari lembaga independen, yaitu akademisi dan praktisi sesuai dengan tema lomba.

Comment