Nurasia Natsir, Dosen STIA Yappi Makassar 

BERITA-SULSEL.COM – Sejak menjadi dosen di STIA Yappi Makassar, Nurasia Natsir, S.Hum,. M.Hum hanya ingin mengabdi,  entah jadi guru atau kelak jadi dosen.

Nurasia dibesarkan di tengah keluarga guru, ia mengaku senang mengajar.  Sejak kecil Nurasia sudah belajar mengajari anak-anak didekat rumahnya.


Sebelum menyelesaikan S1 Bahasa dan Sastra Inggris UIN Alauddin Makassar  2011. Nurasia  telah menjadi pengajar pada program Pengembangan Intensifikasi Bahasa Asing (PIBA).

Dari aktiftas itu  niat untuk menjadi dosen mulai tumbuh.  Pada  2012, Nurasia melanjutkan studi  program magister jurusan Bahasa Inggris di Universitas Hasanuddin Makassar.

Di tahun yang sama pada September 2012, terdafta jadi Dosen STIA Yappi Makassar.

Setelah kurang lebih enam tahun meniti karier pada profesi dosen. Telah mendapati banyak kesa  bukan hanya dari mahasiswa beragam suku dan usia.

“Banyak  mahasiswa yang saya ajar usianya jauh melebihi dari saya. Jadi objektivitas dikelas betul-betul penuh tantangan,” ungka Nurasia Selasa (4/9/2018), pada acara Bimtek Jurnal Ilmiah di gelar LLDIKTI IX di Makassar, Senin-Selasa (3-4/9/2018).

Seorang dosen tidak hanya memerlukan sebuah kompetensi yang mumpuni tapi juga harus memiliki jiwa pengabdian yang tinggi.

Hal demikian tentu saja akan sejalan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi.  Kapasitas seorang dosen yang yang baik terus ia pacu dalam dirinya.

Menjadi seorang dosen yang baik dan disenangi  mahasiswa tidaklah mudah juga tidak terlalu sulit jika ingin belajar, seperti yang di ungkapkan Paulo Domizio pada bukunya Giving a Good Lecture.

Paulo mendeskripsikan ciri guru atau dosen yang baik adalah mudah diakses atau dihubungi (accessible), entusias, penuh kasih sayang, humoris, perhatian, dan tidak menghakimi.

Dosen muda berstatus mahasiswa S3 PPs-Unhas ini, berusaha sebaik mungkin untuk menjadi A Good Lecture seperti deskripsi Domizio.(*)

Comment