Temui Jenderal Djoko Santoso, Panglima Pemenangan PASS 08 Sulsel, Ryan Latief Bahas Ini

JAKARTA, BERITA-SULSEL.COM – Panglima Pemenangan PAS 08 Sulsel, Ryan Latief bertemu ketua tim pemenangan Prabowo Subianto – Sandiaga S Uno, Jenderal (Purn) Djoko Santoso.

Ryan Latief mengatakan, pertemuan dirinya dengan Jenderal (Purn) Djoko Santoso untuk melaporkan kesiapan tim pemenang dan relawan di Sulsel guna memenangkan Prabowo – Sandi 2019 mendatang.


“Pertemuan kami bertepatan dengan hari ulang tahun beliau ke 669, tanggal 8 Sep 2018,” ujarnya.

Temui Jenderal Djoko Santoso, Panglima Pemenangan PASS 08 Sulsel, Ryan Latief Bahas Ini

Kata dia, silaturahmi tersebut juga dihadiri beberapa jenderal purnawirawan sekaligus lenasehat tim PAS 08 Sulsel seperti Jendral George Toisutta, Letjen Andi Geerhan dan beberapa jenderal lainnya.

“Selain itu, ada beberapa tokoh politik dan Prabowo Subianto serta Gubernur DKI Anis Baswedan dan Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon,” ujarnya.

Jenderal (Purn) Djoko Santoso yang juga ketua Pemenangan Nasional memberikan beberapa arahan dan nasehat tentang kondisi negara, termasuk adanya ancaman dari luar.

Tak hanya itu, ujar Ryan, Jenderal (Purn) Djoko Santoso juga memberikan gambaran kondisi perekonomian yang semakin memperihatinkan jika pemimpin salah urus menyebabkan negara dalam keadaaan tidak stabil.

Kata dia, kebijakan pemerintah harus diawasi. “Kita harus kembali pada UUD 45 dan Pancasila seutuhnya,” jelas Ryan menirukan.

Persoalan lain, ujar Ryan, menjadi perhatian serius ancaman saat ini adalah krisis pangan akibat perubahan Iklim secara global. Indoneaia merupakan negara incaran negara maju seperti Amerika dan China.

“Pemimpin negara yang akan datang harus memiliki kemampuan manajerial yang baik, punya wibawah dan ketegasan. Bukan oemimpin yang dijadikan kacung oleh negara maju,” paparnya.

Dalam Dialag tersebut, Ryan Latief mengaku memberikan warning kepada negara dengan dominannya buruh asing. Pasalnya, di Perut Pulau Sulawesi merupakan ancaman serius di masa akan datang.

“Disana akan terjadi konflik sosial antar buruh lokal dan asing. Kekayaan alam harga mutlak untuk pribumi, bukan aseng dan asing. Rakyat Indonesia harus berdaulat seutuhnya dan menjadi tuan rumah di negeringa sendiri,” paparnya.

Ryan menegaskan, rakyat saat ini butuh lapangan kerja, harga sembako yang terjangkau serta biaya hidup lain. Pelayanan kesehatan masyarakat kecil harus terpenuhi.

“Disini kami juga menyampaikan agar mewaspadai adanya oknum pejabat negara dan aparat keamanan yang tidak netral. Merema merusak kemurnian pesta demokrasi 2019,” paparnya. (*)

Comment