Jenazah Korban Penganiayaan Disimpan di Kantor Polisi Hingga Pelakunya Ditangkap

BERITA-SULSEL.COM – Ratusan warga di kawasan Malibela, Kilometer 11, Distrik Sorong Timur, mendatangi Mapolres Sorong Kota di Jalan Ahmad Yani dengan berjalan kaki dan membawa sejumlah senjata tajam.

Selain membawa senjata tajam, mereka juga membawa jenazah bernama Roka Suwakul, korban penganiaan sejumlah orang tak dikenal di kawasan Malibela, Kilometer 11, Distrik Sorong Timur, dua minggu lalu. Akibat penganiayaan tersebut, Roka Suwakul meninggal dunia, Senin, 22 Oktober 2018,


Puluhan warga merupakan kerabat dari korban. Puluhan warga perantauan yang bermukim di kota Sorong mengarak jenazah Roka Sawakul dari RS Sele Besolu menuju Mapolresta Sorong yang berjarak sekitar 5 kilometer.

Kedatangan mereka dengan membawa jenazah tersebut karena sudah dua pekan kepolisian belum berhasil menangkap pelaku penganiayaan yang menyebabkan kerabat mereka meninggal untuk diletakkan di sana hingga polisi berhasil menangkap pelaku penganiayaan.

Wakapolres Sorong Kota, Kompol Hengky Kristanto Abadi mengatakan, sebelum melakukan dialog, terjadi aksi adu mulut dan saling dorong antara aparat dengan warga yang ingin jenazah almarhum dibawa masuk ke halaman Mapolresta Sorong.

“Kami meminta sepuluh orang perwakilan dari pihak korban untuk melakukan dialog di Mapolres Sorong Kota. Disitu hadir Wakil Ketua Kerukunan pihak keluarga,” ujarnya.

Kata Hengky mengatakan, Kepolisian Polres Sorong Kota sudah menahan 3 orang warga yang diduga terlibat penganiayaan terhadap dua warga perantau tersebut. Pihaknya sedang mencari bukti tambahan sebelum menetapkan mereka sebagai tersangka.

Aksi warga saat ini, jelas Hengky, dipicu lambannya penanganan kasus penganiayaan ini, hingga negosiasi bersama tokoh masyarakat dari kerukunan keluarga korban belum mencapai kata sepakat.

Sementara itu, wakil dari pihak keluarga korban, Abdullah Gazam mengatakan, akibat kejadian tersebut kondisi kamtibmas di Kota Sorong sangat meresahkan, pengamanan aparat kepolisian tidak maksimal sehingga menyebabkan jatuhnya korban jiwa.

“Sudah dua minggu Sorong Timur tidak tertangani secara baik. Padahal saksi korban ada. Kemudian ada indikasi pelaku itu ada. Aksi ini bentuk kekecewaan warga terhadap penanganan aparat Kepolisian setempat.” ungkap Abdullah Gazam, wakil dari pihak keluarga korban. (*)

sumber : ucweb.com

Comment