Konflik Antar Warga di Luwu Utara Dipicu Perebutan Lahan Perkebunan 

BERITA-SULSEL.COM – Konflik antar-warga di Kecamatan Bone-Bone dan Kecamatan Tana Lili Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan terjadi tahun 1970. Konflik sendiri dipicu banyak hal, mulai perkelahian pemuda, hingga perebutan lahan. Kini masuk keranah sara.

Dilansir dari merdeka.com (30/10/18), perebutan dan saling klaim lahan pertanian dimulai sejak banyak pendatang yang menempati wilayah tersebut dan harga kakao meroket tajam. .


Mayoritas warga baru datang dari wilayah Toraja, mereka menanam tanaman coklat atau kakao. Wwalnya tak yang mempermasalahkan hal tersebut.

Dari data Dinas Sosial Kabupaten Luwu Utara, 195 Kepala Keluarga atau 689 Jiwa mengungsi. Puluhan warga harus kehilangan tempat tinggal karena konflik antara warga. Konflik ini mulai memanas tahun 2014 lalu hingga kini.

Pemerintah melalui Kementerian Sosial melihat pangkal kerusuhan di daerah tersebut didominasi faktor ekonomi. Sehingga Kemensos menyiapkan Rp3,34 miliar untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat di Jakarta mengatakan, bantuan diberikan pada kegiatan bernama Harmoni Kebangsaan dengan tema “Harmoni Indonesia Gelorakan Semangat Kebangsaan”.

Hal ini dirangkaian agenda Tanah Luwu Utara selama 4 hari, tanggal 29 Oktober hingga 1 November 2018 bersama Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita.

Dana tersebut digunakan untuk bantuan Jembatan Persahabatan Rp150 juta, bantuan Harmoni Muda Mudi Rp150 juta, bantuan Keserasian Sosial Rp450 juta, bantuan Kearifan Lokal Rp100 juta, bantuan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) PKH Rp1,5 miliar, bantuan KUBE PKH Rp800 juta, bantuan Sarana Lingkungan (Sarling) Rp100 juta, dan bantuan Sarana Kamar Lansia Rp125 juta.

“Harmoni Kebangsaan pertama kali diselenggarakan,” ujarnya. (*)

sumber : ucnews.com

Comment