Setelah Mallari, Yasmib Sulawesi Kini Genjot Kading Menuju Desa Ramah Disabilitas di Bone

BONE, BERITA-SULSEL.COM – Setelah sukses mendampingi Desa Mallari Kecamatan Awangpone menuju Desa ramah disabilitas, kini Yasmib Sulawesi kembali melakukan pendampingan terhadap Desa Kading Kecamatan Awangpone.

Kepala Desa Kading, A Tuty Suryani, saat hadiri pertemuan bersama di Sekertariat Bone Sehat, Rabu (6/3/19), mengatakan saat ini pihaknya sudah melakukan pendataan terhadap disabilitas yang berdomisili di desanya. Dari 1730 orang warganya, 33 orang diantaranya adalah disabilitas, 10 orang masih di bawah umur dan 6 orang masuk kategori ODGJ atau Orang Dengan Gangguan Jiwa namun bukan dalam tahap membahayakan.


“Datanya sudah ada, nama dan ragam disabilitasnya, kami baru mendata sesuai pengetahuan kami saja tentang ragamnya, seperti tuna rungu, tuna wicara, jadi belum dimasukkan dalam RPJMDes. Beberapa dari mereka memiliki keterampilan namun belum ada bantuan modal usaha yang diterima karena belum ada kelompok usahanya” ungkap Tuty.

Sementara itu, Ketua Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI), Andi Takdir, menjelaskan bahwa dalam pendataan tidak boleh menggunakan kata cacat karena disabilitas bukan penyakit tapi kelainan. Ada empat ragam disabilitas yang seharusnya diketahui masyarakat yakni Disabilitas Fisik, Disabilitas Sensorik, Disabilitas Intelektual dan Disabilitas Mental.

“Ragam disabilitas fisik yang terlihat sperti pengguna kursi roda, lumpuh layu, akibat kusta, orang kecil. Sensorik misalnya tuna netra, tuna rungu, tuna wicara karena gangguan vital suara. Disabilitas Mental ODGJ yang sudah tertangani dokter, kalau Intelektual seperti grahita, muka seribu, terlalu cerdas, autis. Salah mendata akan berdampak pada disabilitas” jelas Takdir.

Kedepannya, Desa Kading diharapkan mampu membina para disabilitas dan melibatkan mereka dalam setiap program kegiatan desa bersama dengan warga lainnya. Mewakili Yasmib Sulawesi, Masita Syamsuddin, menaruh harapan besar akan Desa Kading menuju Desa ramah disabilitas.

“Indikator kearah sana sudah ada, Kades Kading akan review datanya mereka, bahkan sudah ada komitmen untuk melibatkan disabilitas. Kantor desa juga sudah bisa diakses oleh disabilitas, kendalanya ya bagi disabilitas usia sekolah agak kesulitan karena tidak ada guru khusus yang bisa mengajar disabilitas” tutur Masita.

Dengan adanya pendataan disabilitas, infrastruktur serta komitmen Kades Kading untuk terus berupaya membina disabilitas, Masita yakin Kading mampu berbuat sama dengan Desa percontohan sebelumnya yakni Desa Mallari. (eka)

Comment