Gelar Parade Prestasi, Sekolah Islam Athirah Raih Sekolah Unggul Melalui Inovasi Pendidikan

Ilmaddin Husain SPd

Tim Media Sekolah Islam Athirah


Melaporkan dari Makassar

MAKASSAR, BERITA-SULSEL.COM – Lahirnya Sekolah Islam Athirah (SIA) didorong oleh keinginan maju bersama bangsa. Salah satu cara terbaik memajukan masyarakat adalah melalui pendidikan yang terbaik.

Memasuki usia yang ke-35, Sekolah Islam Athirah menggelar berbagai kegiatan. Sekolah Islam Athirah mengadakan parade prestasi dan konferensi pers di Hall Lantai 1 Sekolah Islam Athirah, Jalan Kajaolaliddo, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (24/4/2019).

Dalam kesempatan tersebut, hadir Direktur Sekolah Islam Athirah Syamril ST MPd, Kepala Departemen Costumer Society and Media Relation Khasan SPd, Kepala SMA Athirah Kajaolaliddo Tawakkal Kahar SPd MPd, Kepala SMP Athirah Kajaolaliddo, perwakilan Badan Musyawarah Jami’ah (BMJ), orang tua siswa, dan sejumlah siswa-siswi yang telah meraih prestasi di tingkat kecamatan, kota, provinsi, nasional, dan internasional.

Dalam pemaparannya, Direktur Sekolah SIA Syamril ST MPd mengemukakan, ada dua isu terkait Athirah, yaitu kontribusi dan kompetisi. Untuk menjawab tantangan kedepan, Yayasan Kalla akan mendirikan Institut Teknologi Bisnis Kalla.

Perihal pembelajaran abad 21, pihak sekolah kerjasama dengan Google. Misalnya pemanfaatan google drive yang unlimited, yaitu fasilitas untuk mendukung pembelajaran. Sekolah Islam Athirah memanfaatkan Google for Education.

“Guru-guru kami dilatih metode pembelajaran. Ada laptop khusus yang bisa digunakan mengakses pembelajaran di dunia maya,” katanya.

Dalam kegiatan parade prestasi, para siswa yang meraih juara dari berbagai jenis lomba memperoleh pin penghargaan. Siswi berprestasi yang tampil antara lain dari SMA Athirah Bukit Baruga.

Mereka adalah Vira Yuniarty, Afiqah Reski Riani, Fildza Tamama Ramadhani. Ketiganya meraih medali perunggu dalam kejuaraan Malaysia Technology Expo pada 21-23 Februari 2019 di Kuala Lumpur, Malaysia.

Syamril melanjutkan, sekolah mengintegrasikan Alquran dalam pembelajaran. Kita bekerjasama dengan Universitas Islam Makassar (UIM). Guru Athirah dilatih oleh dosen UIM.

Selain itu, Athirah membuka kelas khusus di Athirah Bone, yaitu program penghafal Alquran. Di Athirah Bone, siswa mengikuti ujian dengan tanpa pengawas sebagai ujian kejujuran.

Satu lagi, sudah 5 tahun Athirah menerima anak berkebutuhan khusus (ABK) atau disebut pendidikan inklusi. Di Athirah, kata Syamril, ada English Class, dimana guru dan siswanya berbahasa Inggris

Di Athirah ada indeks karakter, seperti percaya diri dan nilai kejujuran. Indeks akademik yaitu nilai raport dan KKM. Adapula indeks religiusitas.

“Kita ukur indeksnya. Kita masukkan jaminan mutu,” ungkap Syamril.

Untuk mengurangi jumlah sampah plastik, kantin sekolah tidak menjual air mineral berbotol plastik. Sekolah menyediakan dispenser di kelas. Peserta didik minum menggunakan gelas berbahan kertas atau membawa botol isi ulang.

“Kita berusaha zero plastik,” terang Syamril.

Terkait kecerdasan buatan (artificial intelligence), pihak sekolah sedang menjajaki kerjasama dengan Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP). Para siswa akan diajari membuat robot.

Rencananya, Sekolah Islam Athirah akan menggelar seminar pendidikan dan sesi berbagi (sharing session) pada Selasa (30/4/2019) mendatang. Seminar tersebut bertajuk Berjuang Menjadi Sekolah Terbaik Melalui Inovasi Pendidikan.

“Kita akan undang sekolah lain dan itu gratis,” jelas Syamril.

Di tempat yang sama, Kepala DepartemenCostumer Society and Media RelationKhasan SPd menyampaikan, parade prestasi digelar dalam rangka menyambut milad Athirah yang ke-35.

Selain itu, parade digelar sebagi apresiasi sekolah kepada orang tua. Selain itu, untuk memotivasi anak-anak kita agar meningkatkan prestasinya di masa mendatang.

“Tidak hanya prestasi di bidang akademik. Tetapi juga prestasi di bidang Alquran, olahraga, dan seni,” katanya.

Sementara itu, Kepala SMA Islam Athirah Kajaolaliddo Tawakkal Kahar SPd MPd mengatakan, Athirah melayani anak berkebutuhan khusus. Jumlahnya dalam satu kelas, terdapat 1-2 anak. Setiap anak didampingi oleh guru pendamping khusus.

“Pendidikan inklusi adalah memanusiakan manusia. Menghargai perbedaan adalah inklusi,” kata Kahar.

Comment