Bandara Arung Palakka Mati Suri, Pemkab Bone Bujuk Warga Jual Lahan

Bandara Arung Palakka Mati Suri, Pemkab Bone Bujuk Warga Jual Lahan

Bandara Arung Palakka Mati Suri, Pemkab Bone Bujuk Warga Jual Lahan

BONE, BERITA-SULSEL.COM – Telah ada sejak 2014 lalu, bandara Arung Palakka yang berada di Desa Mappalo Ulaweng Kecamatan Awangpone rupanya tak mampu bertahan dengan operasi pesawat perintis berkapasitas 12 seat, hingga akhirnya tiada lagi aktivitas penerbangan selama 2 tahun belakangan.

Agar bisa beroperasi kembali, pemerintah memutuskan untuk membuka akses jalan khusus bandara, namun harus menggunakan lahan milik warga yang masih produktif.


Wakil Bupati Bone, Ambo Dalle, yang hadir saat musyawarah dengan warga di kantor bandara Arung Palakka, Selasa (23/7/19), menyebut bahwa untuk membangun akses jalan dengan lebar 30 meter butuh lahan warga sekitar 3,2 hektar.

“Ada tim appraisal dari Jakarta yang akan menaksir lahan, saya wakili pak bupati sudah merintis ini sejak dua tahun lalu. Nanti pemda yang sediakan lahan dan mudah-mudahan dibangun oleh Kemenhub supaya beban daerah tidak berat” kata Ambo.

Sayangnya, keinginan pemerintah belum mendapat tanggapan baik dari warga pemilik lahan yang berjumlah sekitar 40 orang. Disamping karena menurut mereka harga yang ditawarkan pemerintah terlalu rendah, warga juga kecewa karena tidak dilibatkan saat pengukuran lahan dan menganggap pemerintah tidak transparan soal harga lahan.

Samsuri, salah seorang pemilik lahan, mengaku siap membantu pemerintah jika saja mereka menggandeng tangan warga sejak awal, terutama saat pengukuran.

Samsuri terkejut saat mendapati lahannya sudah diberi patok tanpa pemberitahuan sebelumnya.

“Bukannya kami tidak mau, apalagi ini kan untuk kepentingan bersama, hanya seharusnya waktu ukur tanah itu kami juga dipanggil supaya tahu batasannya dimana. Itu hari saya heran waktu ke kebun sudah ada patok, malah ada kotak bekas nasi” ungkap Samsuri.

Ambo Dalle sendiri berharap tidak ada masalah dengan pembebasan lahan tersebut, apalagi pusat sudah siap menggelontorkan dana yang diperkirakan mencapai Rp 40 miliar untuk pembangunan akses jalan.

Untuk biaya ganti rugi pembebasan lahan warga sendiri menggunakan dana APBD dan dari keterangan tim appraisal, setiap meter tanah akan dihargai sekitar Rp 50 ribu, belum termasuk tanaman baik itu sawah atau kebun.

“Pemerintah tidak akan ganti rugi, tapi dengan harga yang layak, itu amal jariyah bagi yang memberikan lahannya untuk kepentingan umum, jadi tolong bantu pemda agar bisa dibebaskan ini lahan karena sudah waktunya masyarakat Bone menikmati bandara” pinta Ambo Dalle.

Setelah pembebasan lahan berhasil dan akses jalan bisa dibangun, Ambo optimis pesawat seperti Wings Air bahkan Garuda Airline, bisa beroperasi di bandara Arung Palakka.

Selain akses jalan, untuk mewujudkan itu pemerintah juga akan memperluas landasan pacu melalui anggaran tahun 2020 nanti, yang sebelumnya hanya 1200 meter menjadi 1600 meter. (eka)

Comment