Ciptakan Generasi Sehat, SDN Percontohan PAM Makassar Rutin Gelar Sarapan Bersama

Ciptakan Generasi Sehat, SDN Percontohan PAM Makassar Rutin Gelar Sarapan Bersama

MAKASSAR, BERITA-SULSEL.COM – Salah satu Sekolah Dasar di Makassar yakni SD Negeri Percontohan PAM tak hanya fokus pada pengembangan keilmuan, tetapi juga sangat mengutamakan dan memperhatikan kondisi kesehatan peserta didiknya.

Setiap hari Rabu, sekolah ini rutin melakukan sarapan bersama. Mulai dari kepala sekolah, guru, staf hingga siswa berkumpul di lapangan untuk bersantap pagi bersama.


Kepala SD Negeri Percontohan PAM, Burhanuddin Talib menjelaskan, kegiatan rutin ini menjadi salah satu alternatif dalam menggapai tujuan pendidikan yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003.

Kata dia, tujuan pendidikan itu adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Selain itu, tutur Burhanuddin, salah satu dari tujuan pendidikan yaitu sehat. Hal inilah yang mendasari kegiatan sarapan bersama tercetus di sekolah binaannya tersebut.

“Nanti setelah sehat baru berilmu. Sehingga kalau kita tanya ke orang tua, mereka pasti ingin anaknya sehat dulu karena kalau tidak sehat, pergi sekolah saja susah,” tutur Burhanuddin Talib, Rabu (4/9/2019).

“Bagaimana dia mau mandiri, bagaimana dia mau cakap kalau dia sakit ?” tandasnya.

Kata dia, melalui kegiatan sarapan bersama ini, banyak nilai-nilai karakter yang ditanamkan kepada peserta didik.

Rentetan pelaksanaan sarapan ini tutur Burhanuddin diawali dengan berdoa dulu. Sehingga ada nilai beriman dan bertakwa juga bagaimana dia mensyukuri rezeki dari Allah. Kemudian nilai karakter yang lain adalah ketika dia berbagi dengan temannya.

“Mereka juga diajarkan untuk bekerja sama karena mereka makan di halaman sekolah jadi mereka menggelar karpet secara bersama. Ditanamkan juga rasa toleransi karena mereka harus duduk bersama berdampingan,” terangnya.

Selama dua tahun pelaksanaan kegiatan ini, ia mengaku mendapat dukungan dan respon positif dari orang tua siswa. Meski begitu, di awal pelaksanaannya, ia melihat masih banyak orang tua siswa yang membekali anaknya dengan makanan instan seperti mie instan.

Berkat kegigihan pihak sekolah yang terus mensosialisasikan maksud dan tujuan dari kegiatan ini, tidak lagi ditemukan makanan yang seperti itu.

“Sekarang sudah bisa dicek tidak ada lagi yang seperti itu. Karena pada prinsipnya keuntungan ini bukan untuk siapa-siapa tapi untuk anak didik itu sendiri,” tutupnya.

Comment