Tim Penanganan Karhutla Diminta Tidak Mundur Sebelum Api Padam

Tim Penanganan Karhutla Diminta Tidak Mundur Sebelum Api Padam

GOWA, BERITA-SULSEL.COM- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa telah berupaya penuh dan maksimal dalam melakukan pemadaman diseluruh titik Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di wilayah dataran tinggi, Kabupaten Gowa yang terjadi sejak Minggu (20/10) lalu hingga saat ini.

Wakil Bupati Gowa Abd. Rauf Malaganni mengatakan, melalui Tim Penanganan Karhutla yang dibentuk pasca apel siaga yang meliputi Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Manggala Agni, TNI dan Polri telah bekerja secara penuh.


Termasuk saat terjadinya kebakaran hutan dan lahan dengan skala yang lebih besar ini.

“Tim penanganan yang dibentuk ini telah bekerja dengan sangat baik. Kerjasama tim dan masyarakat betul-betul sangat terlihat dari kecepetan pergerakan mereka melakukan pemadaman api di lokasi, kami pun meminta agar tidak meninggalkan lokasi sebelum betul-betul padam” katanya dikonfirmasi, Selasa (22/10).

Lanjutnya, karena upaya ini, kebakaran hutan dan lahan yang dekat dengan pemukiman warga seperti di Kecamatan Manuju tidak terkena imbasnya. Ia pun sangat menaruh harapan besar kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadarannya dalam mengantisipasi terjadinya kebakaran, baik kebakaran rumah maupun lahan dan hutan.

“Di Kabupaten Gowa ini baru mengalami panas diangka 38 derajat celcius, makanya masyarakat harus meningkatkan kehati-hatiannya. Misalnya saat meninggalkan rumah harus memastikan kompornya sudah mati, begitupun saat masuk ke hutan jangan membawa korek api ataupun merokok,” terangnya.

Hingga saat ini pihaknya belum dapat mendata besaran lahan yang terbakar akibat karhutla tersebut.

“saat ini belum dapat dirampungkan karena masih dikumpulkan dari masing-masing kecamatan. Pasalnya karhutla ini terjadi dibeberapa kecamatan yakni Kecamatan Manuju, Kecamatan Tompobulu, Kecamatan Parangloe, dan Kecamatan Tinggimoncong,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, untuk status kebencanaan sendiri masih akan dibahas bersama apakah statusnya dari siaga bencana menjadi tanggap darurat atau tetap dianggap sebagai status siaga saja.

“Ini tidak bisa langsung, perlu dibahas bersama, karena menaikkan status kebencanaan itu ada aturannya masing-masing,” tegasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Damkar Gowa Rostam Razak mengatakan, pemadaman karhutla ini telah dilakukan selama tiga hari berturut-turut. Pihaknya pun telah menurunkan tim secara penuh bahkan dua kali lipat dari biasanya.

Termasuk, di Kecamatan Tompobulu dan Kecamatan Tinggimoncong yang merupakan titik paling besar.

“Tadi malam sudah ditangani di Kecamatan Parangloe, hingga saat ini kondisi belum padam. Begitupun dari laporan di lapangan di Kecamatan Tombobulu juga masih dalam proses pemadaman,” katanya.

Bahkan kata Rostam, seluruh personil yang diturunkan sejak awal kebakaran membantu tim dari Manggala Agni, hanya saja upaya tersebut tidak bisa dilakukan secara penuh karena alat-alat yang dibutuhkan untuk penanganan karhutla masih terbatas yang dimiliki hanya mobil penembak, sementara mobil ini tidak semua medan bisa dilewati.

“Anggota kami di lapangan saat ini terus berupaya sekuat tenaga melakukan pemadaman termasuk menghindari terjadinya kebakaran yang merembes sampai ke pemukiman warga,” katanya.

Adapun armada yang disiapkan Damkar Gowa, khususnya di Desa Rappolemba, Kecamatan Tompobulu itu ada dua yakni dari Damkar Gowa dengan kapasitas air 3.000 liter dan satu unit dari bantuan Damkar Jeneponto.

Ia mengaku, pemadaman api memang tidak bisa cepat dilakukan karena menuju akses kebakaran itu melalui medan-medan yang sangat sulit. sehingga pihaknya berupaya dan setiap saat melakukan pemantauan dan terus melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, utamanya pihak Manggala Agni.

“Untuk personil kami tetap standbykan begitupun yang lepas piket semuanya siap turun ke lapangan hanya saja akses dan armada yang masih menjadi kesulitan. Kapasitas armada masih 3.000 liter yang bisa menuju lokasi sehingga sangat terbatas. Adapun armada dengan kapasitas 8.000 liter itu tidak memadahi untuk kelokasi karena aksesnya,” ungkapnya.

Selain belum dapat mendata jumlah lahan yang terbakar, pihaknya juga belum mampu mengidentifikasi penyebab-penyebab terjadinya kebakaran.

“Kita tidak bisa menarik kesimpulan apa yang menyebabkan lahan terbakar, apalagi kejadiannya secara bersamaan. Intinya, suhu bumi saat ini memang sangat panas jadi begitu ada gesekan sedikit sangat memicu terjadinya kebakaran,” tutup Rostam Razak. (CH)

Comment