Demi Kuliah Online, Mahasiswa Unismuh Makassar Meninggal Dunia Saat Perjalanan Cari Jaringan

Demi Kuliah Online, Mahasiswa Unismuh Makassar Meninggal Dunia Saat Perjalanan Cari Jaringan

MAKASSAR, BERITA-SULSEL.COM – Kabar terkait mahasiswa Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar meninggal dunia demi kuliah online yang beredar di dunia maya beberapa hari lalu benar adanya.

Mahasiswa tersebut bernama Munawwarah (Alm), berasal dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unismuh Makassar.


Saat dikonfirmasi berita-sulsel.com via telepon seluler Senin (6/4/2020) malam, Mutmainnah yang merupakan sepupu dari Munawwarah membenarkan kabar tersebut.

Kata dia, kondisi di kampung kediaman Munawwarah jaringan internet memang susah untuk diakses. Sehingga, harus keluar dari kampung agar bisa mengikuti perkuliahan online.

Mutmainnah menjelaskan kronologi awal kejadian hingga insiden kecelakaan yang dialami oleh Munawwarah.

Awalnya mereka bertiga dengan salah satu sepupunya berangkat dari Makassar, Sabtu (28/4/2020) tidak langsung menuju kampung halaman yang tepatnya di desa Ulu Saddang, kecamatan Lembang, Pinrang.

Rencananya mereka menetap beberapa hari di desa Bungi, kecamatan Duampanua dengan alasan di lokasi tersebut dapat mengakses internet.

“Jadi begini kan kami dari Makassar bertiga ke pinrang memang tujuannya ke desa Bungi. Pas sudah sampai, ada beberapa kendala menuju Bungi. Disitu almarhum bilang ke saya dia balik ke kampung lebih dulu, memastikan tempat yang jelas untuk kuliah online karena jaringan internet di kampung memang tidak ada. Sembari dia ke kampung, kami berdua ini menunggu kabar di daerah kalosi,” ujarnya.

Mutmainnah menambahkan,  setelah tiga hari berselang tepatnya Kamis (2/4/2020), ia mendapat informasi dari Munawwarah bahwa lokasi untuk kuliah online mereka sudah diputuskan di desa Salu Sape, kecamatan Lembang.

Hari itu juga, berangkatlah Munawwarah dari kampungnya, ke desa Salu Sape.

“Setibanya di Salu Sape, almarhum menanggalkan barang bawaannya kemudian beranjak ke desa Bungi, hendak membeli bahan pokok dan persediaan yang akan digunakan selama menetap di Salu Sape. Sesampainya almarhum di Bungi, Ia tiba-tiba berubah pikiran dan mengatakan baiknya tidak usah di Salu Sape, di Bungi saja karena di Bungi jaringan internet bagus,” ujarnya.

“Nah, kami bertiga sudah kumpul di Bungi pada saat itu terus almarhum bilang mau ambil barang yang disinggahin di Salu Sape karena rencana awal kan disana. Dalam perjalanan ke Salu Sape lah insiden kecelakaan itu terjadi. Baju terusan yang dikenakan almarhum masuk di trali motor dan menyeret dia hingga meninggal dilokasi kejadian,” ungkap Mutmainnah yang juga mahasiswa di Unismuh Makassar.

Mutmainnah yang pada saat itu tengah mengerjakan tugas online, lambat mendengar informasi. Sehingga, waktu kejadiannya tidak diketahui tepatnya jam berapa. Namun, Munawwarah, kata dia berangkat dari Bungi menuju Salu Sape itu pukul sekitar 16.00 WITA.

“Jam setengah 2 siang itu kami sama-sama di Bungi dan seingat kami itu jam 4 Munawwarah sudah bergeser ke Salu Sape. Kami berdua lambat dapat info karena sementara kerja tugas, jadi tidak perhatikan hp,” ujarnya.

“Keponakan yang membonceng Munawwarah saat itu awalnya mengira almarhum hanya pingsan. Ternyata warga setempat yang sempat menolong mengatakan bahwa Munawwarah telah meninggal ditempat,” ungkapnya.

Dikonfirmasi terpisah, Ketua Prodi PGSD FKIP Unismuh, Aliem Bahri turut membenarkan mahasiswanya bernama Munawwarah meninggal dunia.

Namun, Aliem mengaku pihak kampus belum mengetahui secara pasti terkait penyebab kematian Munawwarah karena keluarga korban  yang tidak bisa dikonfirmasi.

“Soal meninggalnya memang benar dua hari yang lalu kalau nda salah itu, realnya itu karena keluarganya tidak ada yang bisa dihubungi saya belum tau pasti,” ujar Aliem Bahri melalui sambungan telepon, Minggu (5/4/2020).

“Saya sudah komunikasi dengan beberapa teman kelasnya itu, di kampungnya itu memang tidak ada jaringan internet. Sehingga satu-satunya jalan, dia harus keluar dari kampung ketempat yang kira-kira terjangkau jaringan internet,” tambahnya.

Aliem juga menyampaikan, kabar tersebut sudah menyebar luas di civitas akademika Unismuh. Semua sangat prihatin dengan kejadian yang menimpa Munawwarah.

Namun, ini juga sesuatu yang tidak dapat terhindarkan bahwa proses perkuliahan mahasiswa sekarang memang dituntut untuk melalui secara daring.

“Jadi hanya saja, memang sebetulnya anjuran kita mahasiswa tetap berada di Makassar saja, untuk memastikan mereka terjangkau jaringan internet. Bahkan sekarang Unismuh itu telah memberikan subsidi kepada seluruh mahasiswa aktif untuk memfasilitasi mereka kuotanya, kira-kira itu kebijakan dari kampus merespon kejadian ini,” ungkapnya.

Penulis : Taufiq Quridatullah A

Editor : Taufiq Quridatullah A

Comment