Dosen UNM Gelar Pelatihan dan Pembuatan Media Tanam dari Limba Kemiri di Barru

MAKASSAR, BERITA-SULSEL.COM – Masih berada di tengah pandemic Covid 19, tim pengabdi Universitas Negeri Makassar (UNM terus melaksanakan kegiatan ke 4 dalam program pengabdian Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) dengan syarat protokol kesehatan yakni memakai masker kain, jaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun antiseptic.

Tim pelaksana PPDM UNM dengan ketua Dr Mohammad Wijaya. S.Si, M.Si bersama Dr Muhammad Wiharto dan Prof. Dr Muhammad Danial melakukan kegiatan pelaksanaan pelatihan dan pembuatan media tanam dari limbah kemiri.


Pelaksanaan kegiatan pengabdian ini dilakukan di Dusun Tanru Tedong, Desa Kamiri, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan. Pelaksanaan Kegiatan ini di lakukan pada Hari Ahad 12 Juli 2020. Dihadiri Ketua Kelompok Tani Siporennu 1 Marmi, bersama petani , ibu rumah tangga dan warga Dusun Kamiri.

Dosen UNM Gelar Pelatihan dan Pembuatan Tanam dari Limba Kemiri di Barru

Mohammad Wijaya mengatakan, lahan pertanian kemiri yang berada pegununungan Dusun Baera cukup luas. Petani mengeringkan biji kemiri. Sedang hasil limbah kemiri berupa tempurung dan daun kemiri terbuang begitu saja.

Kata dia, tim pengabdi mencoba mengambil peluang dengan pemanfaatan limbah kemiri berupa sisa daunan dan kayu kemiri yang masih lapuk untuk dijadikan media tanam.

“Trend saat ini di tengah pandemi kebanyakan pengemar bunga anggrek dan tanaman bunga lain ingin mencari media tanam yang cepat tumbuh dan banyak bunga yang mekar,” ujarnya.

Hal ini mendorong tim pengabdi melakukan pelatihan cara membuat media tanam dari limbah kemiri.

“Perlu diketahui, limbah kayu mengandung lignin, selulusa, hemiselulosa dan holoselulosa. Dimana limbah kayu ini sangat baik untuk dijadikan media tanam, selain mengandung unsur hara makro dan mikro yang sangat penting untuk proses pertumbuhan tanaman, terutama kandungan unsur karbon, saat dibakar bisa menghasilkan arang karbon,” terangnya.

Manfaat lain media tanam dari limbah kemiri, jelas Mohammad Wijaya, selain bisa dijadikan untuk media untuk menanam, juga bisa dijadikan media hiasan anggrek dan tanaman bunga lain, serta bisa dijadikan untuk media tanaman jamur, yang mana jamur dapat dijadikan makanan campuran di mie, nasi goring, mie kuah, dan makanan lain.

“Bentuk pelatihan dan diskusi ini sangat membantu petani dan warga guna memanfaatkan lahan di depan rumah untuk membuat media tanaman agar bisa dijadikan pendapatan bagi masyarakat d
Desa Kemiri untuk meningkatkan penghasilkan yang baik,” paparnya.

Program pertanian terpadu dengan memanfaatkan limbah pertanian terutama limbah kayu kemiri yang menjadi kunci keberhasilan petani di Desa Kamiri.

Pelaksanaan kegiatan desa mitra mendapat support dari Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNM, Prof Dr Bakhrani A Rauf MT dan DPRM Kemristek/BRIN dengan Pemerintah desa selaku kepala Desa Mitra, Irwan Temma dengan Program kegiatan selanjutnya rencana merancang alat penghalus rumput gajah untuk pakan ternak.

“Kami berharap, para petani yang berada di Desa Mitra sudah mahir mengolah limbah kayu menjadi media tanam yang ada di sekitar pegunungan Baera, Kabupaten Barru,” paparnya.

“Hal ini mampu mengurangi penumpukan daun dan kayu kemiri yang lapuk yang sangat baik. Apalagi, media tanam di tingkat pasaran dengan harga Rp10.000 hingga Rp20.000,” tutupnya.(*)

Comment