BONE, BERITA-SULSEL.COM – Sepekan menjabat sebagai Branch Manager atau Pimpinan Cabang Bank Mandiri, Abdul Kadir Arisaid, atau yang akrab disapa Aka, sudah lakukan gebrakan melalui survey agen e-Warong yang menjadi tempat berbelanja Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kabupaten Bone.
Aka yang ditemui di salah satu Cafe, Jumat (23/10/20) siang, mengatakan kalau pihaknya juga tidak ingin ada masalah dibawah yang berpotensi merusak nama baik Bank Mandiri sebagai bank penyalur dana Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
“Kemarin saya sudah turun survey, rencananya ada 10 e-Warong yang mau didatangi, tapi bisanya hanya 9 dan semuanya memenuhi syarat” ujarnya.
Meski jabatannya masih sangat prematur, namun Aka mengaku sudah mendengar banyak persoalan yang terjadi dibawah, termasuk permainan yang dilakukan pendamping dan supplier.
Aka berjanji melakukan perbaikan dengan meninjau kembali semua agen e-Warong apakah memang sudah sesuai syarat dan apakah mereka sudah berjalan sesuai aturan Pedum atau tidak.
Jika e-Warong terbukti lakukan pelanggaran, Bank Mandiri sebagai pemegang kendali penuh terhadap agen, akan menggantinya dengan e-Warong lain.
“Agen brachless banking dan agen bansos yang tidak produksi maksimal masuk grade D dan Grade E, kemungkinan akan di reenit (mesin dipindahkan) ke calon- calon agen yang produktif dan potensial” tegas Aka.
Dari data Bank Mandiri, jumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) tahap I sebanyak 20.745 sedangkan tahap II sebanyak 7.207 KPM sehingga total penerima KPM di Bone sebanyak 27.952. Untuk jumlah agen e-Warong yang tersebar di Kabupaten Bone sebanyak 405 agen.
Berbeda dengan data Bank Mandiri, menurut data dari Koordinator Daerah Program BPNT, Akhirudin, jumlah KPM sebanyak 77.090 sedangkan agen e-Warong sebanyak 347 agen se Kabupaten Bone. (eka)
Comment