Mendekati Standar WHO, Satgas Luwu Utara Genjot Testing COVID-19

Mendekati Standar WHO, Satgas Luwu Utara Genjot Testing COVID-19

LUWU UTARA, BERITA-SULSEL.COM – Wakil Bupati Luwu Utara, Suaib Mansur, optimistis pengendalian COVID-19 di Kabupaten Luwu Utara dapat berjalan dengan baik, tapi dengan catatan testing atau pemeriksaan COVID-19 juga harus terus dilakukan setiap harinya.

Berdasarkan standar yang ditetapkan World Health Organization (WHO), jumlah testing COVID-19 yang harus dilakukan adalah 1/1.000 dari jumlah penduduk.


Nah, Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Luwu Utara dalam seminggu terakhir, (11 – 17 Mei 2021), telah melakukan testing sebanyak 268 kali. Wabup Suaib mengalkulasi bahwa jumlah testing 268 kali sudah mendekati standar WHO.

Tinggal, kata dia, testing perlu digenjot lagi untuk mencapai standar WHO 1/1.000 guna mengendalikan virus berbahaya ini.

“Standar pengendalian menurut WHO adalah indikator testing minimal 1/1000 penduduk per minggu. Nah, khusus di Luwu Utara, berdasarkan data tanggal 11 – 17 Mei 2021, jumlah test PCR atau rapid test antigen sebanyak 268 kali. Kalau penduduk kita 329.586, maka ratio testing kita satu minggu terakhir adalah 8,13/10.000 atau 0,813/1.000, atau di bawah 1/1000,” urai Wabup Suaib, Selasa (18/5/2021), di Masamba, Luwu Utara, Sulawesi Selatan.

Menurutnya, capaian tersebut sudah sangat baik untuk pengendalian COVID-19 di level kabupaten/kota. Meski begitu, dia tetap berupaya agar Satgas COVID-19 Luwu Utara terus menggenjot testing COVID-19 agar standar WHO bisa tercapai.

“Angka 0,776 sebenarnya mendekati angka 1, artinya tidak menutup kemungkinan ini bisa kita capai untuk menuju angka 1. Minimal testing per hari 47 orang, atau 329 per minggu,” urainya.

Nah, kondisi testing COVID-19 yang sudah mulai berjalan baik, maka yang perlu ditingkatkan menurut mantan Kadis PUPR ini adalah jumlah testing per hari atau per minggu yang harus terus digenjot lagi.

“Capaian kita ini sudah sangat baik. Mungkin yang perlu ditingkatkan lagi adalah jumlah testing per hari atau per minggunya,” harapnya.

Apa yang disampaikan Suaib, direspon Bupati Indah Putri Indriani. Menurut Bupati, jumlah testing 1/1.000 dari jumlah penduduk bisa dicapai dengan melakukan beberapa langkah penanganan, seperti RSUD dan Dinas Kesehatan harus menyiapkan sarana dan prasarana pendukung, seperti memastikan tersedianya alat kesehetan, yaitu di antaranya APD, rapid test antigen dan media PCR.

Selain itu, kata Bupati, Dinas Kesehatan harus intens mengoordinasikan terkait kapasitas dan kemampuan pemeriksaan sampel harian dengan pihak labotatorium yang selama ini melakukan pemeriksaan sampel atau spesimen swab. Memastikan ketersediaan rumah karantina mandiri di setiap desa, juga menjadi urgen, mengingat program Wisata COVID-19 Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan telah ditutup.

“RSUD harus memastikan ketersediaan UGD dan kamar, khusus pasien COVID-19. BPKAD juga kita harap menyiapkan anggaran penanganan COVID-19, termasuk insentif nakes per kasus,” ujarnya.

“Untuk Satgas, permantap edukasi warga untuk mau diperiksa atau memeriksakan diri secara sukarela guna memenuhi target minimal pemeriksaan harian. Kalau semua ini siap, insya Allah pengendalian COVID-19 di Luwu Utara dapat berjalan dengan baik,” tegas Indah.

Namun yang tidak kalah pentingnya, lanjut Indah, adalah tetap mendisiplinkan diri dengan patuh dan taat menegakkan protokol kesehatan di mana pun dan kapan pun saat beraktivitas di luar rumah.

“Sambil kita mempersiapkan semua upaya tadi, maka upaya terbaik saat ini adalah tetap melakukan pencegahan dengan memastikan kita dan masyarakat tetap displin protokol kesehatan dalam melakukan aktivitas sehari hari,” tandasnya.

Sementara Data Indikator Surveilans dan Epidemiologi terbaru, 17 Mei 2021, yang dikeluarkan Satgas COVID-19 Luwu Utara bahwa angka reproduksi efektif (Rt) COVID-19 di Luwu Utara adalah 0,81, dengan jumlah test PCR 46 kali per hari. Angka positivity rate 0,00%, dengan jumlah test PCR/Antigen per 1.000 penduduk per minggu adalah 0,81.

Angka 0,81 ini menggambarkan bahwa Luwu Utara kini dalam penanganan COVID-19 yang benar, karena sudah mendekati standar WHO, yakni 1/1.000 dari jumlah penduduk yang ada. (LH)

Comment