Rektor Universitas Wira Bhakti Makassar Orasi Ilmiah tentang Manajemen Pariwisata Berkelanjutan di STIPAR Soromandi Bima

Dr Abdul Haris SE M.Si

BIMA, BERITA-SULSEL.COM – Rektor Universitas Wira Bhakti Makassar, Dr Ir Abdul Haris ST SE M.Si menyampaikan orasi Ilmiah di Sekolah Tinggi Pariwisata (STIPAR) Soromandi Bima, Rabu tanggal 17 Juli 2024.

Orasi ilmiah dengan tema Manajemen Pariwisata Berkelanjutan, Tantangan dan Peluang disampaikan pada wisuda Sarjana STIPAR Soromandi Bima Angkatan ke III tahun Akademik 2023-2024. Wisuda ini juga dihadiri Kepala LLdikti Wilayah 8 Bali dan Nusa Tenggara Barat Bapak Dr. I. Gusti Lanang Bagus Eratodi.,ST.,MT.


Dr Abdul Haris menjelaskan pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat vital bagi perekonomian Indonesia. Sektor ini tidak hanya menyumbang pendapatan yang signifikan bagi negara, tetapi juga membuka banyak lapangan pekerjaan, mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, dan memperkenalkan kekayaan budaya serta keindahan alam Indonesia kepada dunia. Di era globalisasi ini, pariwisata menjadi jembatan penting yang menghubungkan Indonesia dengan komunitas internasional, meningkatkan hubungan antar bangsa, serta memperkuat citra positif negara kita di mata dunia.

Kata dia, perkembangan dan pembangunan pariwisata memberikan peluang bagi peningkatan ekonomi dan komunitas sebagai pemilik sumber daya (Mahayu dkk., 2020). Komunitas dalam pariwisata diartikan sebagai masyarakat lokal, atau host yang menjadi lanskap alami faktor penarik wisatawan untuk berkunjung. Keberadaan masyarakat lokal dengan keberagaman etnik budaya dan kegiatan sosial masyarakat menjadi daya tarik wisata yang unik dan berbeda di setiap daerahnya.

“Pada kesempatan ini, kami menyampaikan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan terkait dengan manajemen pariwisata berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang komprehensif tentang bagaimana pariwisata berkelanjutan, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pariwisata, serta berbagai strategi yang telah diterapkan untuk memaksimalkan potensi pariwisata di daerah,” ujarya.

Penelitian Puspitaningrum, jelas Dr Abdul Haris, memberikan penjelasan mengenai pentingnya peran masyarakat dalam pembangunan desa wisata terutama dalam modal sosial masyarakat dan partisipasi dalam pembangunan pariwisata.

Hal ini dikarenakan masyarakat yang bersinggungan langsung dalam pembangunan, peningkatan kesejahteraan harus menjadi utama dalam pembangunan desa wisata. Terlepas dari percepatan pembangunan akses menuju desa wisata dalam peningkatan kemudahan menuju desa, peran serta dan keterlibatan masyarakat mutlak harus diutamakan.

Sedangkan Hadi dan kawan-kawan, jelas Abdul Haris, menjelaskan mengenai perubahan terencana yang dilakukan dalam pengembangan desa wisata termasuk perangkat dan stakeholders yang terlibat. Pengembangan dan pembangunan pariwisata saat ini harus diiringi dengan pengembangan teknologi dalam mempersiapkan pengembangan Industri 4.0.

Mengidentifikasi tantangan dan peluang yang dihadapi dalam pengelolaan pariwisata berkelanjutan: Selain itu, orasi ini juga akan mengidentifikasi berbagai tantangan yang dihadapi dalam mengelola pariwisata secara berkelanjutan. Tantangan-tantangan tersebut mencakup isu-isu lingkungan, keterbatasan infrastruktur, serta masalah sumber daya manusia. Di sisi lain, saya juga akan membahas peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan pariwisata berkelanjutan, seperti inovasi dalam produk wisata, kolaborasi dengan komunitas lokal, dan pemanfaatan teknologi digital.

Dengan pemahaman yang mendalam tentang tantangan dan peluang ini, diharapkan kita semua dapat bersama-sama merumuskan langkah-langkah strategis yang diperlukan untuk mengembangkan pariwisata secara berkelanjutan, sehingga dapat memberikan manfaat maksimal bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat lokal.

Pariwisata memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian lokal. Peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke berbagai destinasi secara langsung meningkatkan pendapatan daerah melalui berbagai sektor, seperti perhotelan, restoran, transportasi, dan berbagai jasa pariwisata lainnya. Selain itu, pendapatan dari sektor pariwisata juga membantu dalam pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum yang lebih baik, yang pada gilirannya meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat.

Sektor pariwisata juga berkontribusi besar dalam penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat lokal. Banyaknya wisatawan yang berkunjung memerlukan layanan yang beragam, mulai dari pemandu wisata, pengelola akomodasi, hingga pekerja di sektor kuliner dan transportasi. Dengan meningkatnya kesempatan kerja, kesejahteraan masyarakat lokalpun ikut terangkat.

Selain itu, pariwisata juga mendorong masyarakat lokal untuk lebih menjaga dan melestarikan budaya serta lingkungan mereka. Kesadaran akan pentingnya menjaga alam dan budaya untuk menarik wisatawan dapat mendorong upaya-upaya konservasi yang berkelanjutan, sehingga tidak hanya meningkatkan kesejahteraan ekonomi, tetapi juga melestarikan warisan alam dan budaya untuk generasi mendatang.

Salah satu tantangan utama dalam pengembangan pariwisata adalah keterbatasan infrastruktur. Banyak destinasi wisata yang sulit dijangkau karena kurangnya jalan yang baik, akses transportasi yang terbatas, dan minimnya fasilitas penunjang seperti akomodasi dan restoran. Kondisi ini dapat menghambat kunjungan wisatawan dan mengurangi daya tarik destinasi.

Untuk meningkatkan daya saing pariwisata, pengembangan infrastruktur yang berkelanjutan sangat diperlukan. Ini termasuk peningkatan kualitas jalan, pengembangan transportasi umum yang efisien, serta pembangunan fasilitas wisata yang memadai dan ramah lingkungan. Investasi dalam infrastruktur juga harus memperhatikan aspek keberlanjutan agar tidak merusak lingkungan dan tetap mendukung ekonomi lokal.

Kualitas pelayanan pariwisata sangat bergantung pada kompetensi tenaga kerja. Sayangnya, di banyak daerah, masih terdapat kekurangan tenaga kerja yang terlatih dan profesional di sektor pariwisata. Hal ini dapat berdampak negatif pada pengalaman wisatawan dan reputasi destinasi.

Untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja terlatih, diperlukan program pendidikan dan pelatihan yang efektif. Pemerintah dan sektor swasta dapat bekerja sama untuk menyediakan pelatihan bagi masyarakat lokal, termasuk kursus tentang hospitality, pemanduan wisata, dan bahasa asing. Selain itu, perlu adanya insentif bagi tenaga kerja untuk terus meningkatkan keterampilan mereka melalui pendidikan berkelanjutan.

Dr Abdul Haris menjelaskan, pemerintah memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan pariwisata di daerah. Pemerintah dapat memberikan insentif dan dukungan keuangan kepada pengusaha pariwisata, seperti pembebasan pajak, bantuan modal, atau pelatihan keterampilan. Selain itu, pemerintah juga dapat mempromosikan destinasi pariwisata di daerah melalui kampanye pemasaran dan partisipasi dalam pameran pariwisata internasional.

Promosi yang kurang efektif menjadi salah satu tantangan dalam menarik wisatawan. Banyak destinasi potensial yang belum dikenal luas karena kurangnya strategi pemasaran yang tepat. Selain itu, promosi yang dilakukan seringkali tidak terkoordinasi dengan baik antara berbagai pihak terkait.
Pemasaran bisnis pariwisata memerlukan strategi pemasaran yang baik dan berorientasi pada konsep pembangunan pariwisata yang berkelanjutan (sustainability).

Perencanaan dan pengelolaan memegang peranan yang sangat penting dalam mewujudkan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan (Suradnya, 2011). Inovasi perlu dilakukan untuk mengembangkan pariwisata mengingat sektor pariwisata memiliki potensi yang cukup besar dalam meningkatkan perekonomian daerah dan pendapatan devisa negara.Selain meningkatkan sektor perekonomian negara, pariwisata juga meningkatkan kesempatan kerja, peningkatan pendapatan dan taraf hidup masyarakat.

Di era digital saat ini, pemanfaatan teknologi dan media digital menjadi sangat penting dalam strategi pemasaran. Media sosial, situs web, dan aplikasi pariwisata dapat digunakan untuk mempromosikan destinasi wisata secara lebih luas dan efisien. Kampanye digital yang kreatif dan terarah dapat menarik minat wisatawan domestik dan internasional. Selain itu, penggunaan data analitik dapat membantu dalam memahami tren wisatawan dan menyesuaikan strategi pemasaran secara lebih efektif.

Menghadapi tantangan-tantangan ini membutuhkan kerjasama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat lokal. Dengan upaya bersama, diharapkan pengelolaan pariwisata dapat menjadi lebih baik dan berkelanjutan, sehingga memberikan manfaat jangka panjang bagi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

Pariwisata berkelanjutan merupakan pendekatan yang mengintegrasikan keseimbangan antara kebutuhan wisatawan, lingkungan, dan komunitas lokal. Implementasi konsep ini dapat dilakukan melalui berbagai inisiatif, seperti pengurangan penggunaan plastik, pengelolaan sampah yang lebih baik, dan konservasi sumber daya alam. Dengan mengadopsi praktik berkelanjutan, dapat menarik wisatawan yang peduli terhadap lingkungan dan mencari pengalaman wisata yang bertanggung jawab.

Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat lokal sangat penting dalam pengelolaan pariwisata yang efektif dan berkelanjutan. Pemerintah dapat menyediakan kerangka regulasi dan dukungan infrastruktur, sementara sektor swasta dapat membawa investasi dan keahlian dalam pengembangan pariwisata. Masyarakat lokal dapat berperan dalam pelestarian budaya dan lingkungan, serta menyediakan layanan yang otentik dan ramah bagi wisatawan.

Kemitraan dengan lembaga internasional dapat membawa manfaat besar bagi pengembangan pariwisata. Lembaga-lembaga ini dapat menyediakan dana, keahlian, dan jaringan global yang dapat membantu dalam promosi dan pengembangan pariwisata. Program-program seperti pelatihan pariwisata berkelanjutan, bantuan teknis untuk konservasi lingkungan, dan promosi di pasar internasional dapat meningkatkan daya saing pariwisata di kancah global.

Dengan memanfaatkan peluang-peluang ini, pemerintah dapat mengembangkan pariwisata yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi, yang tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan dan budaya lokal.

Berbagai aspek penting mengenai manajemen pariwisata. Kita mulai dengan menyoroti potensi besar yang dimiliki, baik dari segi keindahan alam maupun kekayaan budaya. Destinasi unggulan sebagai tujuan wisata.

“Kita juga telah mengidentifikasi beberapa tantangan utama yang dihadapi dalam pengelolaan pariwisata, termasuk isu lingkungan, keterbatasan infrastruktur, kurangnya tenaga kerja terlatih, dan strategi pemasaran yang kurang efektif,” ujarnya.

“Namun, di balik tantangan-tantangan tersebut, terdapat peluang besar untuk mengembangkan pariwisata yang berkelanjutan melalui implementasi konsep pariwisata berkelanjutan, inovasi dalam produk wisata, serta kemitraan dan kolaborasi yang efektif,” tambahnya.

Pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan sangat penting untuk memastikan bahwa manfaat pariwisata dapat dirasakan oleh generasi mendatang tanpa merusak lingkungan dan budaya lokal. Dengan pendekatan yang berkelanjutan, kita dapat menjaga keseimbangan antara kebutuhan wisatawan, lingkungan, dan komunitas lokal, sehingga pariwisata dapat terus menjadi sumber pendapatan dan kesejahteraan bagi masyarakat lokal.

“Harapan kita adalah agar destinasi pariwisata yang terkenal di dunia, tidak hanya karena keindahan alam dan budayanya, tetapi juga karena komitmennya terhadap pariwisata berkelanjutan. Dengan pengelolaan yang tepat, destinasi dapat menarik lebih banyak wisatawan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, dan menjaga kelestarian lingkungan serta budaya lokal,” ujarnya.

Rekomendasi langkah-langkah strategis untuk pengembangan pariwisata berkelanjutan, pertama implementasi Praktik Pariwisata Berkelanjutan: Mengadopsi praktik-praktik yang ramah lingkungan dan berkelanjutan dalam semua aspek pengelolaan pariwisata.

Lalu yang kedua pengembangan Infrastruktur: Meningkatkan kualitas dan keberlanjutan infrastruktur untuk mendukung pariwisata, termasuk transportasi, akomodasi, dan fasilitas penunjang lainnya.

Ketiga, peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia: Menyediakan program pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja di sektor pariwisata.

Empat, inovasi Produk Wisata: Mengembangkan produk wisata yang unik dan autentik untuk menarik lebih banyak wisatawan. Lima, Promosi Efektif: Menggunakan teknologi dan media digital untuk mempromosikan destinasi wisata secara lebih luas dan efisien.

Yang keenam, Kolaborasi dan Kemitraan: Meningkatkan kerjasama antara pemerintah, swasta, komunitas lokal, dan lembaga internasional dalam pengelolaan dan pengembangan pariwisata.

“Dunia berubah begitu cepat, ini tidak bisa kita hindari. Kita harus melengkapi diri dengan keterampilan abad 21: learning skills, literacy skills, dan life skills untuk terus beradaptasi dan berkembang. Karena sejatinya, bukan yang terkuat atau yang terbesar yang bisa bertahan, tapi mereka yang bisa beradaptasilah yang mampu bertahan hingga saat ini,” terangnya

Selain itu, diharapkan juga agar para lulusan STIPAR Soromandi Bima mampu memanfaatkan teknologi digital dalam bekerja dan berkarya, mengingat saat ini teknologi digital berkembang dengan pesat dan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia.

 

Comment