BONE, BERITA-SULSEL.COM – Menjadi salah satu ikon wisata yang cukup digemari, wisata Tanjung Pallette yang menyediakan fasilitas seperti Villa, Kolam Renang dan Resto, rupanya hanya menyumbang sedikit untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bone.
Selama 2 tahun terakhir, wisata yang selalu padat dikunjungi ini tidak pernah mencapai target PAD. Hal ini dibenarkan Kepala Bidang Pembinaan Hotel, Rumah Makan dan Tempat Wisata, Andi Tenri. Beberapa alasan dibeberkan, diantaranya pengelolaan yang kurang baik, termasuk persoalan administrasi.
“Memang sempat retribusi kita itu rendah sekali, makanya diakhir 2024 kemarin itu saya coba uji petik selama sebulan dan hasilnya ternyata luar biasa, kita hampir capai target pas diakhir tahun 2024 kemarin,” ungkap Andi Tenri.
Desember 2024, Andi Tenri sebut sudah menyetorkan hasil retribusi wisata Tanjung Pallette, senilai Rp341.930.000 atau sekitar 85,5% dari target PAD sebesar Rp400.000.000, jadi masih kurang Rp58.070.000 dari target. Mengambil alih pengelolaan wisata Tanjung Pallette, Andi Tenri optimis capai target PAD untuk 2025 dengan nilai yang sama yakni Rp400.000.000.
“Kalau melihat pencapaian kemarin saya yakin bisa capai target, bulan Januari kemarin saja kami sudah setorkan enam puluh tujuh juta dua ratus ribu,” bebernya.
Andi Tenri menyadari, retribusi senilai Rp67.200.000 yang di setor untuk Januari terbilang banyak karena adanya momen tahun baru. Pengunjung biasanya lebih padat jika ada momen liburan, termasuk pada Sabtu dan Minggu. Andi Tenri berharap jika 2025 ini wisata Tanjung Pallette mampu capai target PAD, akan mendapat perhatian lebih dari Pemerintah.
“Sebenarnya Tanjung Pallette itu masih bisa dikembangkan, lahannya kan luas, bisa mungkin nanti ada kolam busa untuk anak. Kan kalau ada yang baru otomatis akan menarik lebih banyak pengunjung,” harapnya.
Satu hal yang ingin diperbaiki oleh Andi Tenri adalah administrasi dan penempatan orang-orang Dinas Pariwisata di lokasi wisata Tanjung Pallette. Andi Tenri akui aktif memantau pengunjung dan menugaskan honorer secara bergilir serta meminta laporan setiap hari berapa karcis yang terjual.
“Ini penting agar tidak ada kebocoran PAD. Saya selalu catat semuanya berapa karcis terjual dan berapa uang masuk karena kalau tidak capai target lagi, saya juga yang disoroti,” tambahnya.
Hal lain yang ingin dibenahi Andi Tenri adalah pemisahan pemasukan dan pengeluaran, salah satunya pengeluaran untuk pembelian obat pembersih/penjernih kolam. Kolam renang yang ada di Tanjung Pallette, kata Andi Tenri, butuh diberi obat pembersih agar air kolam tetap jernih yakni tiap 2 minggu sekali.
“Obatnya lumayan mahal hanya yang kelola anggaran untuk obat pembersih kolam itu bukan kami, tapi bidang lain,” ungkapnya lagi.
Diungkap pula bahwa retribusi untuk wisata Tanjung Pallette bukan hanya dari kolam renang tapi juga parkir, baik untuk kendaraan roda dua maupun roda empat. Selain itu ada juga resto serta aula yang disewakan senilai Rp1,5 juta untuk sekali pakai. Sayang, untuk 2 item ini, kata Andi Tenri, belum maksimal. Namun untuk parkir, dipastikan over target. (eka)
Comment