M Idrus, Birokrat Karier Beralih Profesi ke Dosen

M Idrus

BERITA-SULSEL.COM – Kurun waktu yang panjang, Ketua STIKES Mandala Waluya, M.Idrus SKM, M.Kes, meniti karier selaku birokrat di Kementerian Kesehatan. Awalnya menekuni profesi selaku seorang birokrat dimulai di Kota Raha sejak 1971, usai menammatkan studi pada Sekolah Pembantu Penilik Kesehatan di Kendari.

Hanya dua tahun setelah mengabdi selaku pelayan masyarakat, negara kemudian menugaskan lagi melanjutkan studi pada 1973-1976, di Akademi Penilik Kesehatan Jakarta. Setelah tamat dari tugas belajar itu, tempat tugasnya berpindah dari Kabupaten Raha ke Kota Kendari pada Sub Dinas Promosi Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara.


Panggilan nurani untuk membagi ilmu pengetahuan dan keterampilan tetap dijalani selaku dosen, walau masih tetap pada tugas pokok selaku birokrat. Kampus tempatnya melakukan transper ilmu pengetahuan itu adalah Akademi Kesehatan Lingkungan (AKL) Mandala Waluya Kendari dan sempat menjadi direktur periode 1992-1996.

Walau disibukkan dengan rutinitas selaku pelayan masyarakat, tetapi menambah pengetahuan tetap menjadi bagian dari jalan hidupnya yang senantiasa menjadi perhatian. Tahun 1984 kembali melanjutkan jenjang pendidikan strata satu di Fakultas Kesehatan Masyarakat.

Bagi alumni SMAN Raha 1969, usia tidak menjadi halangan untuk terus melanjutkan pendidikan. Menjelang memasuki masa pensiun maasih sempat lanjut studi magister kesehatan di PPs-Unhas 2002-2004.
Power Syndrome

Modal jenjang pendidikan formal dikemudian hari membawa berkah dan manfaat. Ketika kebanyakan birokrat memasuki masa pensiun diperhadapkan dengan syndrome power, maka dia, tidak merasakannya karena langsung bersentuhan dengan dunia kampus dengan melakukan interaksi dengan para civitas akademika lainnya.

Mengajar mahasiswa di kelas dan di lapangan semakin menambah semangat hidup. Persiapan pembelajaran ditambah interkasi dengan para mahasiswa yang seumur dengan anak kandung, sehingga para mahasiswa itu sudah dianggap seperti anak sendiri dalam mendidik dan mencerdaskan untuk meraih pengetahuan dan keterampilan.

Berangkat dari pengalaman lapangan selaku pelayan masyarakat yang banyak bersentuhan dengan berbagai problema kesehatan di tengah masyarakat, sesuai bidang tugas yang ditekui selaku birokrat, justru memberi cukup banyak materi dan bahan pengajaran saat membawakan materi perkuliahan di dalam kelas.

Pengalaman lapangan ditambah dengan pengetahuan teori dari buku teks, ketika diajarkan di depan mahasiswa akan lebih mudah dan gampang dipahami dan dimengeri oleh para mahasiswa. Suatu keasyikan tersendiri kalau membawakan mata kuliah dipadukan pengalaman lapangan selaku birokrat ditambah dengan pengetahuan lewat pendidikan formal, menjadi seni tersendiri dan terkadang lupa kalau waktunya sudah habis di ruang kelas, katanya.

Persentuhan dengan dunia kampus sudah dijalani saat menjadi dosen dan menjadi orang nomor satu di AKL Mandala Waluyo Kendari. Profesi dosen katanya, termasuk menarik san memiliki pesona tersendiri.

Jika mampu mencetak alumni, kemudian bekerja dan hidup mandiri. Pada suatu waktu ketemu dengan para mahasiswa yang pernah diajar itu, betapa senangnya kalau mereka itu sudah mampu hidup mapan dan mandiri, tandasnya.

Tugas semakin padat saat menjadi dosen di STIKES Mandala Waluya. Sebelum menjadi orang nomor satu di sekolah tinggi ini, pernah diberi amanah selaku Wakil Ketua II bidang keuangan serta Wakil Ketua I bidang akademik. Selama diberi amanah jadi pejabat struktural di kampus, banyak melakukan komunikasi dengan para civitas akademika kampus lainnya.

Memenej Kampus

Memenej kampus dengan 100 lebih dosen serta mahasiswa sekitar 2300 orang membutuhkan strategi tersendiri. Semua program dan kegiatan akademik yang dilaksanakan para dosen dan mahasiswa sepanjang mengacu pada tujuan dari visi dan misi maka diberi ruang dan didukung. Kegiatan yang dilaksanakan para civitas akademika kampus pada ujungnya nanti akan mengacau para pencapaian visi kampus.

Terkait dengan pelayanan yang diberikan kepada mahasiswa, seluruh pegawai dan dosen sejak dini ditekankan, proses pelayanan kepada mahasiswa entah pada saat urusan administrasi kampus serta pembelajaran di dalam dan diluar kelas selalu menjadi skala prioritas dengan tujuan memberi kepuasan kepada mahasiswa, meresa tenang dan betah berada dalam lingkungan kampus untuk menjalani Tri Dharma Perguruan Tinggi, katanya.

Kampus akan memiliki daya saing dan kemampuan survive di tengah persaingan yang ketat dan menggelobal, adalah pemberian pelayanan secara lebih maksimal dan berkualitas, agar mahasiswa merasa mendapatkan nilai tambah dalam proses pembelajaran, kemudian menjadi modal dasar ketika memasuki pasar kerja, tandasnya.

Penguatan data saing kampus dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan berbagai kalangan dan kelompok di masyarakat. Awal tahun 2017, kembali kampus menjalin kerjasama dengan media massa, guna memperluas publikasi dan pencitraan positif bagi kampus.

Salah satu di antaranya adalah dengan Majalah CERDAS media internal Kopertis IX Sulawesi disebar pada kampus PTS se-Sulawesi. Selain itu katanya, segera menjalin kerjasama dengan media online dan portal berita yang ada di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara.

Kebijakan kerjasama dengan media, guna memperluas informasi dan publikasi serta senantiasa tersaji informasi positif pada kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi. (yahya)

Comment