TPI Beba Takalar Sedikan Ikan Segar

Selvina UIN---okSelviana Dewi
Mahasiswa KPI FDK UIN Alauddin Makassar
Melaporkan dari TPI Galesong Utara Takalar

TAKALAR, BERITA-SULSEL.COM – Tempat Pelelangan Ikan (TPI) adalah lokasi transaksi jual beli ikan, dari para nelayan dengan para pembeli yang dominan para pagandeng dan masyarakat lainnya. Proses penjualan ikan dilakukan dihadapan umum dengan cara penawaran bertingkat.


TPI ini berada di Dusun Beba, Galesong Utara Kabupaten Takalar Sulsel, dimana para nelayan yang kembali dari laut menjual hasil tangkapan berbagai jenis ikan kepada para pagandeng. Istilah paggandeng dalam bahasa Makassar, berarti pembonceng, menggunakan sepeda atau sepeda motor.

Para paggandeng setiap pagi saling berebutan harga terendah ikan-ikan segar dalam proses pelelangan yang dilakukan juru lelang di TPI itu. Armada paggandeng ini punya peran memenuhi kebutuhan konsumen ikan dan hasil laut bagi masyarakat di Kabupaten Takalar, Gowa dan malah sampai di Kota Makassar.

Kualitas ikan yang baru ditangkap ditambah dengan harga masih relatif murah karena masih dari tangan pertama para nelayan, menjadikan TPI Beba menjadi sasaran warga belanja ikan, terutama pada hari-hari libur suasana tempat ini padat dengan pembeli dari warga yang ingin langsung belanja ikan dalam jumlah banyak TPI ini.

Salah seorang penjual ikan bernama Ancu Daeng Ngalle ditemui Rabu 16 Maret 2016, mengatakan sudah menjadi pagandeng selama kurang lebih 15 tahun. Dg Alle awalnya berjualan ikan menggunakan sepeda, tetapi beberapa tahun terakhir ini berganti jadi sepeda motor. Ketika masih mengayuh sepeda, banyak kendala bahkan para pelanggangnya keburu pindah ke pagandeng lain karena selalu terlambat sampai ke tempat wilayah penjualan ”, tegasnya.

Suasana pagi para paggandeng antri ikut pelelangan ikan di TPI Beba Galesong Utara Takalar. (foto: selviana dewi).
Suasana pagi para paggandeng antri ikut pelelangan ikan di TPI Beba Galesong Utara Takalar. (foto: selviana dewi).

Daeng Ngalle tinggal di Passimbungang Takalar. Dia mempunyai seorang istri bernama Mardiati dan empat orang anak yang harus dinafkahi dengan melakoni pekerjaan menjadi seorang pagandeng. Setiap pagi secara rutin membeli ikan di TPI kemudian keliling dari kampung ke kampung menjajakkan ikan yang dibonceng itu.

Setiap saat menjalani profesinya itu dia mengeluarkan modal awal sekitar Rp. 500.000, keuntungan diperoleh sebagai pagandeng setiap hari menggunakan sepeda motor antara Rp. 50.000,- sampai Rp. 100.000.

Baca Juga

Menjemput Pagi di Makassar dengan Kue “Janda”

Di Rusunawa, Mahasiswa UIN Alauddin Samata Mengenal Keragaman

Komunitas I-Brand FDK UIN Alauddin Rekrut Anggota Baru

Comment