Rumah Singgah di Bone Ditutup, Kisah Covid-19 Akankah Berlalu

Covid-ilustrasi

BONE, BERITA-SULSEL.COM – Setahun berlalu, sejak pandemi melanda bumi pertiwi termasuk Bumi Arung Palakka, yang tak henti menyisakan kisah suka duka masyarakatnya.

Masih lekang diingatan aturan demi aturan dibuat untuk menghindarkan masyarakat dari wabah Corona, bahkan pemerintah Kabupaten Bone telah meresmikan sebuah Rumah Singgah pada 20 April 2020 lalu, sebagai tempat isolasi bagi masyarakat yang terinfeksi virus ini.


Hari ini, Senin (19/4/21),  masyarakat bisa bernafas lega karena Juru Bicara Covid-19, Dokter Yusuf, menyampaikan bahwa hanya tersisa 1 kasus yang terdeteksi dan Rumah Singgah telah ditutup sejak 16 April lalu.

“Iya kita sudah hentikan aktivitas di rumah singgah mengingat jumlah kasus dua minggu terakhir sudah melandai. Disamping itu, kita ingin optimalkan pelaksanaan PPKM mikro di desa dan kelurahan” ungkap Yusuf.

Yusuf menjelaskan bahwa SK Rumah Singgah memang hanya berlaku 1 tahun dan saat ini pemerintah hanya akan melaksanakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Desa dan Kelurahan.

“Ada pembatasan kegiatan sesuai zonasi desa berdasar kasus di tingkat RT

termasuk larangan berkegiatan yang menimbulkan kerumunan. Bahkan kalau sebuah RT zona merah maka RT tersebut tidak ada kegiatan keluar masuk, begitu juknisnya” tuturnya.

Sementara ini pemeriksaan sampel telah dipindahkan ke Labkesda dan isolasi akan dilakukan di rumah atau ditempat yang disediakan oleh Desa. Jika diperlukan, Rumah Singgah akan dibuka kembali mengikuti perkembangan kasus Covid-19 di Bone.

“Kita berharap semua terpusat dan dikendalikan melalui PPKM, sementara ini aman, mudah-mudahan seterusnya” tambah Yusuf.

Rumah Singgah yang terletak di Dusun Rompe Kelurahan Bajoe Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone, ditutup mulai 16 sampai 21 April mendatang. Soal akan dibuka kembali atau tidak, Yusuf hanya berujar singkat.

“Tergantung kebutuhan” singkatnya (eka)

Comment