Pandemi Covid-19, Momentum Upgrade Diri dan Refleksi Hati

Oleh : Nurfazlina
(Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Unismuh Makassar)

Pandemi Corona saat ini mencengkram dunia, penambahanan kasus virus tersebut di seluruh dunia masih terus terjadi. Data secara nasional sebagaimana dilansur situs COVID-19.go.id, hari Jumat tanggal 10 April 2020, jumlah 3512 kasus. 2924 pasien dalam masa perawatan, 282 dinyatakan sembuh dan 306 telah meninggal dunia.


Dalam upaya pencegahan virus Corona, pemerintah akhirnya mengeluarkan himbauan social distancing, hindari kerumunan, minimalisasi interakasi dan isolasi diri. Dalam konferensi pers di Istana Bogor pada Senin (16/3/2020), Presiden RI, Joko Widodo mengatakan, saatnya kita bekerja dari rumah, belajar dari rumah dan ibadah dari rumah.

Awalnya terdengar sebagai sesuatu yang menyenangkan. Namun, seiring berjalannya waktu, opini awal tersebut akhirnya menjadi sesuatu yang sangat abstrak untuk dipresentasikan. Hal ini menjadi malapetaka bagi kalian yang terbiasa melakukan kegiatan di luar rumah.

Jadi apa yang harus kita lakukan?, utamanya kita sebagai mahasiswa yang menurut narasinya dalam masa usia produktif. Apakah kita harus panik?. Perlahan-lahan hanyut ke dalam depresi? tentu saja tidak. Ini adalah krisis, tetapi ini bukan akhir dunia. Memutuskan untuk tidak keluar, bukan berarti terputus dari dunia luar.

Kita tetap mampu beraktivitas walaupun kapasitas terbatas. Teman- teman, kita bisa menjadikan ini sebagai kesempatan untuk upgrade diri dan juga refleksi hati.

Kita mampu memaksimalkan potensi yang kita miliki dalam masa-masa belajar dari rumah ini. Jangan hanya berfokus pada kegiatan yang mungkin sering kita lakukan. Namun, terkadang membuat kita merasa jenuh kemudian berakhir dengan sebuah keluhan seperti kuliah atau kelas online, UTS online, UAS online, seminar proposal online, tugas kelompok/mandiri online atau bahkan presentasi onlne.

Ada banyak hal yang mampu kita lakukan, kita tetap dapat memonitor diri agar tetap produktif dan nyaman berdiam diri di rumah. Saatnya kita berfokus pada hal-hal yang menjadi kendali kita.

Epictetus, seorang filsuf dalam bukunya Enchiridion menjelaskan, ada beberapa hal yang berada dalam kuasa kita, tetapi ada yang lainnya yang tidak. Dalam kuasa kita adalah pendapat, motivasi, keinginan, menghindari dan apa saja yang dilakukan oleh kita.

Tak berada dalam kuasa kita adalah kepemilikan kita, reputasi, kantor/jabatan dan apa yang bukan dilakukan oleh kita, bukanlah sesuatu yang rasional ketika khawatir dengan apa yang tidak bisa kita kendalikan. Seharusnya kita berusaha sebaik mungkin dengan apa yang bisa kita kendalikan.

Berikut beberapa kegiatan menyenangkan yang telah saya rangkum baik itu berasal dari diri saya pribadi atau inpirasi dari teman terdekat saya dan mungkin teman-teman bisa lakukan juga.

1. Baca Buku

Bagi para pengoleksi buku pasti ini yang juga yang pertama kali muncul dipikiran kalian dan mungkin diantara kita juga banyak yang punya utang membaca buku.

Jadi saatnya kita lunasi selama lockdown di rumah. Yah siapa tahu kamu punya banyak buku yang memang belum sempat dibuka. Bagi kalian yang suka baca jurnal, banyak situs yang bisa kalian kunjungi, diantaranya: Springer, Elsevier, Scince Direct, JSTOR.

2. Menulis

Saat ini kita mampu menyentuh dan menjangkau seseorang melalui tulisan. Katanya, melalui tulisan kita mampu menandakan bahwa peradaban saat ini ada dan akan diketahui beberapa generasi yang akan datang dengan membacanya. Menulis tidak selalu berbicara mengenai blog, artikel, buku atau bentuk fisik kertas kosong lainnya.

Kita bisa menulis apapun dan dimanapun kita berada. Jika kamu memang ingin mencoba produktif dengan cara menulis. Kamu bisa mulai dari hal kecil yaitu dengan menulis apapun lewat media sosial. Jika mau, kamu bisa membuat sebuah #ChallengeYourself misal setiap hari kamu harus buat konten sesuai dengan tema yang kamu pilih.

Jadi, secara tidak langsung kamu akan diajak berpikir untuk membuat konten sekreatif mungkin. Mungkin, hasil tulisan di media sosial kamu akan manjadi mahakarya kamu selama berdiam diri di rumah. Saya pribadi telah melakukan ini. Saya membuat challenge namanya #MyLockdownDiary, jadi ini merupakan tantangan yang saya inisiasi agar saya mampu berbagi cerita ke teman-teman melalui media sosial setiap hari.

Tentu ini menjadi alarm bagi saya untuk melakukan sesuatu hal yang produktif. Yah, ada kebahagiaan tersendiri jika berhasil menyelesaikannya. Saya berani mengatakan, banyak sekali manfaat dari kegiatan menulis ini. Jika disimak secara seksama, di tengah pandemi corona ini banyak kalangan yang tidak sepakat dengan beberapa kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Tentunya tak banyak yang bisa kita lakukan dengan kondisi ruang gerak yang serba terbatas. Untuk itu, menuangkan ide dan gagasan mengkritik pemerintah dengan tulisan logis demi perbaikan bangsa merupakan langkah yang sangat tepat selain kita menanda tangani petisi-petisi yang ada.

3. Ikut Kursus atau Diskusi Online

Akibat pandemi corona, tentu menjadi momok mengerikan ketika beberapa pekan terakhir ini, kalender kita berubah yang biasanya ada list-list untuk menghadiri beberapa pertemuan menjadi tidak ada entri sama sekali. Bagi sebagian orang atau kelompok, ini bukanlah masalah yang berarti.

Teman-teman, ini tahun 2020, ada ratusan alat serta platform yang mampu membantu kita mengatasinya. Bagaimana orang bisa kehilangan percakapan dengan rekan organisasi atau orang diberbagai kalangan ketika satu-satunya pertanyaan yang perlu kita jawab adalah apakah kita memiliki skype, zoom, whatsapp, atau FaceTime?.

Dalam kondisi seperti ini, begitu banyak ide solutif yang muncul baik dari perorangan ataupun kelompok. Sekarang banyak yang sedang gencarnya melakukan diskusi berbasis online sampai kursus online pun bertebaran dimana-mana dan disediakan secara gratis. Daripada kita menghabiskan umur hanya scroll layar HP seharian dengan membuka semua media sosial kita secara bergiliran yang sebenarnya kita sadar bahwa itu tidak ada manfaatnya sama sekali, mending kita ikut kursus atau diskusi online tersebut.

Selain kita menemukan insight baru dari kegiatan yang kita ikuti tersebut, barangkali kita mampu menemukan potensi diri kita. Contohnya ada teman yang share ceritanya ke saya bahwa dia baru sadar, ternyata dia punya potensi di wilayah design grafis setelah mengikuti beberapa forum-forum diskusi online. Wah sangat menarik bukan!

4. Ikut Lomba

Masa kuliah bisa dikatakan waktu dimana kita membentuk dan mencari jati diri. Yah bisa dikatakan ini adalah masa transisi dari remaja ke dewasa. Banyaknya capaian yang mampu kamu raih saat ini akan menjadi aset untuk kamu di masa depan. Walaupun dirumah aja, kamu tetap bisa produktif dengan ikut lomba.

Begitu banyak instansi yang mengadakan lomba di bulan ini baik lomba individu maupun kelompok. Dan banyak lomba yang menurut Saya terhitung mampu dilakukan semua orang. Jika kamu beruntung, maka libur sementara ini tidak sia-sia. Tak perlu bimbang! Kehidupan di masa kuliah itu penuh dengan pilihan. Namun pastikan kamu memilih yang terbaik untuk masa depan.

5. Clean Everything

Jika kamu memang tidak memiliki tenaga untuk berpikir keras seperti menulis mungkin, kamu masih punya waktu dan tenaga untuk bersih-bersih yah walaupun ini merupakan sesuatu yang wajib untuk dillakukan. Jadi saatnya kamu bisa melakukan sesuatu hal yang berguna untuk rumahmu. Jika kita terlalu takut berdiam diri di ruang publik, setidaknya kita bisa merasa aman di rumah sendiri.

Tentunya masih banyak kegiatan atau aktivitas positif yang mampu dilakukan untuk mempertahankan produktivitas selama karantina. Jangan jadikan kondisi ini sebagai beban karena itu akan mengganggu kesehatan mental kita. Ingat tetap fokus kepada hal-hal yang berada dibawah kendali kita. Sehingga kesehatan mental pun lebih dapat terjaga dan tidak rentang untuk terserang stress. Better days will come!

Comment